Aktivitas Vulkanik Meningkat, Gunung Semeru Alami Tiga Kali Erupsi dalam Semalam
Gunung Semeru Erupsi Tiga Kali, Status Waspada Diberlakukan
Gunung Semeru, gunung tertinggi di Jawa Timur, kembali menunjukkan aktivitas vulkaniknya dengan mengalami tiga kali erupsi dalam rentang waktu beberapa jam pada Jumat pagi, 28 Maret 2025. Erupsi ini memicu peningkatan kewaspadaan bagi masyarakat di sekitar gunung yang terletak di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Malang tersebut.
Menurut laporan dari Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Sigit Rian Alfian, erupsi pertama terjadi pada pukul 02.31 WIB. Kolom letusan teramati setinggi 400 meter di atas puncak, atau setara dengan 4.076 meter di atas permukaan laut (mdpl). Kolom abu berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah timur laut. Erupsi ini terekam oleh seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 159 detik.
Selanjutnya, pada pukul 04.32 WIB, erupsi kembali terjadi. Namun, visual letusan pada erupsi kedua ini tidak teramati secara jelas. Seismograf mencatat amplitudo maksimum 22 mm dengan durasi 138 detik.
Erupsi ketiga terjadi pada pukul 05.48 WIB. Tinggi kolom abu yang teramati sama dengan erupsi pertama, yaitu sekitar 400 meter di atas puncak. Warna dan intensitas abu juga serupa, yaitu putih hingga kelabu tebal ke arah timur laut. Erupsi ini terekam dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 123 detik.
Rekomendasi PVMBG
Merespons peningkatan aktivitas vulkanik ini, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengeluarkan sejumlah rekomendasi yang harus diperhatikan oleh masyarakat.
Berikut adalah poin-poin penting dari rekomendasi PVMBG:
- Masyarakat dilarang melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh delapan kilometer dari puncak (pusat erupsi).
- Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak boleh melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan, karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 kilometer dari puncak.
- Masyarakat juga tidak boleh beraktivitas dalam radius tiga kilometer dari kawah/puncak Gunung Semeru, karena rawan terhadap bahaya lontaran batu pijar.
- Masyarakat juga perlu mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar hujan di sepanjang aliran sungai atau lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru. Terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, serta potensi lahar di sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.
Status Gunung Semeru saat ini masih berada pada level Waspada. Masyarakat diimbau untuk selalu memantau informasi resmi dari PVMBG dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat, serta mengikuti arahan dari pihak berwenang demi keselamatan.
Peningkatan aktivitas Gunung Semeru ini menjadi pengingat akan potensi bahaya yang selalu ada di wilayahIndonesia yang rawan bencana. Kewaspadaan dan kesiapsiagaan menjadi kunci untuk mengurangi risiko dan dampak yang mungkin terjadi.