Status Awas Gunung Lewotobi Laki-laki Dipertahankan: Analisis Aktivitas Vulkanik Terkini

Status Awas Gunung Lewotobi Laki-laki Dipertahankan: Analisis Aktivitas Vulkanik Terkini

Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM) terus memantau aktivitas vulkanik Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT). Berdasarkan data pengamatan pada periode 26-27 Maret 2025, aktivitas gunung api ini menunjukkan beberapa indikasi penting yang menjadi dasar penetapan status Awas (Level IV).

Aktivitas Kegempaan dan Visual

Selama periode pengamatan, terekam beberapa jenis gempa, yaitu:

  • 24 kali gempa embusan
  • 7 kali gempa harmonik
  • 1 kali gempa vulkanik dalam
  • 2 kali gempa tektonik lokal
  • 7 kali gempa tektonik jauh

Secara visual, terjadi penurunan ketinggian asap kawah dari 100-500 meter menjadi 100-300 meter. Hembusan asap dari kawah teramati lemah, namun masih terlihat adanya sinar api di puncak, mengindikasikan keberadaan material pijar yang dangkal.

Asap hembusan di sisi barat laut kawah yang membentuk rekahan cenderung tipis, sementara pada tembusan solfatara di sisi timur laut terlihat tipis hingga sedang. Keberadaan asap kawah atau solfatara ini menandakan adanya zona alterasi atau zona lemah di area tersebut.

Potensi Erupsi dan Analisis Kegempaan

Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid, menjelaskan bahwa area di sekitar kawah berpotensi mengalami directed blast atau erupsi searah yang dapat mengarah ke barat laut, timur laut, dan barat daya. Meskipun tidak terekam gempa letusan pada periode ini, hal ini menunjukkan adanya penurunan tekanan yang mendorong material keluar dari kawah. Jika terjadi erupsi ke depannya, diperkirakan akan didominasi oleh erupsi material abu.

Gempa harmonik masih menunjukkan fluktuasi yang stabil, mengindikasikan adanya vibrasi akibat pergerakan fluida seperti magma, gas, dan uap air di bawah gunung. Pergerakan fluida atau pelepasan gas dari magma yang mengisi rekahan cenderung mengarah pada suplai, namun masih berada pada kedalaman yang dangkal dan bergerak ke arah permukaan dengan kecepatan yang sama seperti sebelumnya.

Tidak terekamnya gempa low frequency mengindikasikan penurunan aktivitas aliran fluida magma dari conduit menuju permukaan pada kedalaman menengah hingga dangkal. Gempa vulkanik dalam terekam hanya satu kali, sementara gempa vulkanik dangkal tidak terekam, menunjukkan aktivitas magma lebih dominan berada pada kedalaman 5-10 kilometer.

Secara keseluruhan, jumlah kegempaan vulkanik menunjukkan tren yang menurun, mengindikasikan penurunan intensitas aktivitas magma di dalam kantong magma gunung. Gempa tektonik lokal masih fluktuatif, sementara gempa tektonik jauh mengalami penurunan akibat berkurangnya aktivitas pada zona subduksi di sekitar Gunung Lewotobi Laki-laki.

Peringatan dan Rekomendasi

Wafid menekankan perlunya kewaspadaan terhadap gempa tektonik lokal yang memiliki hiposenter di sekitar gunung, karena hal ini dapat mengindikasikan adanya suplai dari dalam yang lokasinya masih jauh dari tubuh Gunung Lewotobi Laki-laki.

Berdasarkan analisis dan evaluasi menyeluruh dari pemantauan visual dan instrumental, aktivitas visual dan kegempaan Gunung Lewotobi Laki-laki masih tinggi. Oleh karena itu, tingkat aktivitas gunung api ini tetap ditetapkan pada Level IV (Awas).