Naqsabandiyah Sumut Umumkan Salat Idul Fitri 31 Maret, Sejalan dengan Muhammadiyah
Naqsabandiyah Sumut Umumkan Salat Idul Fitri 31 Maret, Sejalan dengan Muhammadiyah
Medan, Sumatera Utara - Jemaah Tarekat Naqsabandiyah di Sumatera Utara mengumumkan bahwa mereka akan melaksanakan Salat Idul Fitri pada tanggal 31 Maret 2025. Penetapan ini sejalan dengan keputusan yang telah diambil oleh Muhammadiyah.
"Pelaksanaan Salat Idul Fitri tahun ini, insya Allah, akan bersamaan dengan Muhammadiyah, yaitu pada tanggal 31 Maret 2025," ujar Catur Purnomo, salah seorang tokoh Jemaah Tarekat Naqsabandiyah, saat diwawancarai pada hari Jumat, 28 Maret 2025.
Catur menjelaskan bahwa sebelumnya, Tarekat Naqsabandiyah pernah beberapa kali merayakan Idul Fitri secara bersamaan dengan Muhammadiyah. Namun, ia menambahkan bahwa perayaan Idul Fitri secara serentak dengan pemerintah belum pernah terjadi.
"Kami pernah merayakan Idul Fitri bersama Muhammadiyah, tetapi belum pernah bersamaan dengan pemerintah," jelasnya.
Catur juga memprediksi bahwa Idul Fitri tahun ini akan berlangsung lebih meriah karena bertepatan dengan penetapan dari Muhammadiyah. Ia memperkirakan bahwa banyak jemaah Tarekat Naqsabandiyah yang akan melaksanakan salat di berbagai lokasi.
"Jika tanggal Idul Fitri yang kami tetapkan sama dengan pemerintah, kemungkinan besar para jemaah akan memilih untuk melaksanakan salat di tempat masing-masing. Namun, jika kami mendahului penetapan pemerintah, biasanya para jemaah akan berkumpul di pesantren untuk melaksanakan salat bersama," terangnya.
Catur menambahkan bahwa biasanya, jumlah jemaah perempuan yang hadir dalam Salat Idul Fitri mencapai sekitar 400 orang. Namun, jika perayaan dilakukan secara serentak dengan Muhammadiyah dan pemerintah, jumlah tersebut diperkirakan akan lebih banyak karena jemaah akan melaksanakan salat di berbagai tempat.
Pengumuman ini tentu menjadi kabar baik bagi jemaah Tarekat Naqsabandiyah di Sumatera Utara dan diharapkan dapat menambah kekhusyukan dalam menyambut Hari Raya Idul Fitri.
Perbedaan dengan Penetapan Pemerintah
Meski demikian, perlu dicatat bahwa penetapan Idul Fitri oleh pemerintah Indonesia biasanya dilakukan melalui sidang isbat yang melibatkan berbagai pihak, termasuk ormas Islam, ahli falak, dan perwakilan pemerintah. Sidang isbat mempertimbangkan hasil perhitungan hisab dan rukyatul hilal untuk menentukan awal bulan Syawal.
Oleh karena itu, kemungkinan perbedaan tanggal Idul Fitri antara Tarekat Naqsabandiyah, Muhammadiyah, dan pemerintah tetap ada. Umat Islam diimbau untuk tetap menjaga toleransi dan menghormati perbedaan dalam penetapan hari raya.
Imbauan untuk Menjaga Toleransi
Perbedaan dalam penetapan awal bulan qamariah, termasuk Syawal, adalah hal yang biasa terjadi. Umat Islam diimbau untuk tetap menjaga ukhuwah Islamiyah dan saling menghormati perbedaan pendapat. Perbedaan ini hendaknya tidak menjadi pemicu perpecahan, melainkan menjadi rahmat yang memperkaya khazanah keislaman di Indonesia.
Dengan semangat persaudaraan, umat Islam diharapkan dapat menyambut Idul Fitri dengan suka cita dan penuh keberkahan, tanpa terpengaruh oleh perbedaan dalam penetapan tanggal. Mari jadikan Idul Fitri sebagai momentum untuk mempererat tali silaturahmi dan meningkatkan kepedulian terhadap sesama.
Lokasi Salat Id
Untuk lokasi pelaksanaan Salat Id, Catur menjelaskan biasanya jemaah melaksanakan di pesantren dan tempat yang memungkinkan untuk menampung para jemaah. Namun, untuk tahun ini, mengingat bersamaan dengan Muhammadiyah dan ada kemungkinan sama dengan pemerintah, para jemaah akan menunaikan salat Idul Fitri di tempat masing-masing.
Persiapan Menyambut Idul Fitri
Menjelang Hari Raya Idul Fitri, jemaah Tarekat Naqsabandiyah juga melakukan berbagai persiapan, seperti membersihkan lingkungan sekitar, menyiapkan hidangan khas lebaran, dan memperbanyak amalan ibadah. Semangat menyambut hari kemenangan ini terlihat jelas di kalangan jemaah.
"Kami berharap, dengan datangnya Idul Fitri, kita semua dapat kembali fitrah dan menjadi pribadi yang lebih baik lagi," pungkas Catur.