Pergeseran Konsumsi Hiburan: Generasi Z Lebih Terpikat Konten Kreator Dibanding TV Berbayar
Gelombang Baru Hiburan: Generasi Z Beralih ke Konten Kreator
Era digital telah membawa perubahan signifikan dalam cara masyarakat, terutama Generasi Z dan Milenial, mengonsumsi hiburan. Sebuah studi terbaru dari Deloitte mengungkapkan bahwa konten yang dibuat oleh kreator media sosial kini menjadi primadona, mengungguli tayangan TV premium dan film berbayar.
Survei tahunan Deloitte yang ke-19 tentang tren media digital menunjukkan bahwa mayoritas Generasi Z (56%) dan sebagian besar Milenial (43%) menganggap konten media sosial lebih relevan dibandingkan program TV dan film tradisional. Fenomena ini didorong oleh beberapa faktor utama:
Mengapa Konten Kreator Lebih Unggul?
- Relevansi dan Personalisasi: Konten media sosial dirasakan lebih relevan karena seringkali disesuaikan dengan minat dan preferensi individu. Algoritma platform seperti TikTok dan YouTube memainkan peran penting dalam menyajikan konten yang kemungkinan besar akan menarik perhatian pengguna.
- Interaksi Langsung dan Kedekatan: Generasi muda merasa lebih terhubung dengan kreator digital karena adanya interaksi langsung melalui komentar, siaran langsung, dan platform media sosial lainnya. Kedekatan ini menciptakan rasa komunitas dan loyalitas yang lebih kuat.
- Akses Gratis dan Kemudahan: Kenaikan harga layanan streaming berbayar telah mendorong konsumen untuk mencari alternatif yang lebih ekonomis. Konten di media sosial seringkali dapat diakses secara gratis, dengan format yang lebih ringkas dan mudah dicerna.
Dampak pada Industri Hiburan Tradisional
Pergeseran preferensi ini menghadirkan tantangan signifikan bagi industri hiburan tradisional, termasuk stasiun TV dan layanan streaming berbayar. Mereka harus beradaptasi dengan lanskap media yang berubah dengan cepat untuk tetap relevan.
Tantangan Utama:
- Persaingan dengan Algoritma AI: Platform media sosial menggunakan kecerdasan buatan (AI) untuk merekomendasikan konten yang paling relevan kepada pengguna, membuat mereka terus terlibat dan menghabiskan lebih banyak waktu di platform. Industri hiburan tradisional perlu menemukan cara untuk meniru atau melampaui kemampuan personalisasi ini.
- Ketidakpuasan Harga: Banyak konsumen merasa bahwa harga langganan streaming terlalu mahal dibandingkan dengan nilai yang mereka dapatkan. Ini mendorong mereka untuk mencari alternatif gratis atau layanan streaming yang didukung iklan (FAST).
Strategi Adaptasi
Untuk mengatasi tantangan ini, industri hiburan tradisional perlu mempertimbangkan beberapa strategi adaptasi:
- Investasi dalam Konten Digital: Menciptakan konten digital yang menarik dan relevan untuk platform media sosial.
- Kolaborasi dengan Kreator: Bermitra dengan kreator media sosial untuk menjangkau audiens yang lebih luas dan memanfaatkan keahlian mereka dalam membuat konten yang menarik.
- Model Bisnis yang Fleksibel: Menawarkan opsi langganan yang lebih terjangkau atau layanan streaming yang didukung iklan untuk menarik konsumen yang sensitif terhadap harga.
Kesimpulan
Studi Deloitte ini menggarisbawahi pergeseran signifikan dalam konsumsi hiburan, di mana Generasi Z dan Milenial semakin beralih ke konten yang dibuat oleh kreator media sosial. Industri hiburan tradisional harus beradaptasi dengan perubahan ini untuk tetap relevan dan bersaing di era digital yang terus berkembang. Dengan berinvestasi dalam konten digital, berkolaborasi dengan kreator, dan menawarkan model bisnis yang fleksibel, mereka dapat mempertahankan audiens mereka dan terus berkembang di pasar yang kompetitif.
Pergeseran ini bukan hanya tentang hiburan, tetapi juga tentang bagaimana merek dapat menjangkau konsumen yang semakin skeptis terhadap iklan tradisional. Keterlibatan yang didorong oleh kreator dan kepercayaan terhadap ulasan produk di media sosial menjadi kunci untuk membangun hubungan yang kuat dengan konsumen muda.