Inovasi Desa Mundu: Limbah Sapi Jadi Sumber Energi dan Pelestari Lingkungan
Desa Mundu Klaten Sulap Limbah Sapi Jadi Energi Bersih dan Penyelamat Lingkungan
Di Desa Mundu, Kecamatan Tulung, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, sebuah inovasi mengubah pandangan masyarakat terhadap limbah peternakan. Dulu dianggap masalah, kini kotoran sapi menjadi sumber energi biogas yang ramah lingkungan dan memberikan manfaat ekonomi serta ekologis bagi warga.
Teguh Sutikno, seorang warga Desa Mundu, dengan bangga menunjukkan kompornya yang menyala menggunakan biogas yang dihasilkan dari limbah ternaknya. "Dulu kami harus antre untuk mendapatkan elpiji, sekarang kami bisa memanfaatkan limbah ternak," ujarnya, menggambarkan perubahan signifikan yang terjadi di desanya.
Kampung Mandiri Energi Margo Mulyo, sebutan untuk Desa Mundu, menjadi contoh sukses pemanfaatan limbah peternakan sebagai sumber energi alternatif. Inisiatif ini didukung oleh AQUA Klaten melalui program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) dan Pusur Institute, sebuah organisasi yang fokus pada konservasi Sub Daerah Aliran Sungai (DAS) Pusur.
Dari Pencemaran Menuju Solusi Berkelanjutan
Sebelum adanya program biogas, limbah ternak menjadi masalah serius bagi Desa Mundu. Bau tidak sedap menyebar saat musim kemarau, dan sebagian warga membuang limbah tersebut ke sungai, menyebabkan pencemaran air. Namun, sejak Lembaga Pengembangan Teknologi Pedesaan (LPTP) memperkenalkan teknologi biogas pada tahun 2014, kebiasaan buruk ini perlahan berubah.
Limbah ternak kini diproses dalam digester biogas, sebuah tangki fermentasi yang mengubah limbah organik menjadi gas metana. Gas ini kemudian dialirkan ke rumah-rumah warga sebagai bahan bakar untuk memasak. Selain menghasilkan gas, proses ini juga menghasilkan pupuk organik cair dan padat yang ramah lingkungan.
"Dulu, orang melihat kotoran sapi itu sebagai sampah, sekarang justru sebagai berkah," kata Teguh, menggambarkan perubahan paradigma yang terjadi di masyarakat.
Manfaat Ganda Biogas:
- Energi Mandiri: Warga tidak lagi bergantung pada elpiji, mengurangi biaya pengeluaran rumah tangga.
- Lingkungan Bersih: Pencemaran sungai berkurang drastis, menjaga kelestarian sumber daya air.
- Pupuk Organik: Limbah hasil fermentasi menjadi pupuk berkualitas tinggi untuk pertanian.
Gotong Royong Membangun Kemandirian Energi
Perjalanan menuju kemandirian energi di Desa Mundu tidaklah mudah. Awalnya, banyak warga yang ragu terhadap efektivitas dan keamanan biogas. Namun, dengan semangat gotong royong, Teguh dan kelompok ternaknya memulai program arisan biogas untuk membangun digester secara bertahap.
"Awalnya hanya satu rumah yang memiliki digester, lalu bertambah. Sekarang di Dusun Mundu ada sekitar 70 rumah yang menggunakan biogas, dan di daerah lain ada sekitar 40 rumah," jelas Teguh.
Plang yang terpasang di dekat rumah Teguh menjadi saksi bisu perjalanan panjang ini. Papan tersebut mencatat nama dan tanggal dibangunnya instalasi biogas pertama di Desa Mundu, yaitu pada 13 Februari 2014.
Pembangunan satu unit digester biogas membutuhkan biaya sekitar Rp 8-10 juta. Namun, investasi ini sepadan dengan manfaat yang dirasakan warga.
Keamanan dan Efisiensi Biogas
Salah satu kekhawatiran utama warga adalah keamanan penggunaan biogas. Teguh menjelaskan bahwa biogas berbeda dengan elpiji yang bertekanan tinggi. Jika berlebih, biogas akan terbuang ke udara dengan sendirinya, sehingga aman digunakan.
Dari segi efisiensi, biogas memang sedikit lebih lambat dalam proses memasak dibandingkan elpiji. Namun, perbedaannya tidak signifikan. Yang terpenting, biogas tidak berbayar. Setiap peternak yang memiliki digester dapat memanfaatkan energi ini sepuasnya tanpa biaya tambahan.
Inspirasi dari Desa Mundu
Kisah sukses Desa Mundu menjadi inspirasi bagi daerah lain untuk memanfaatkan potensi limbah peternakan sebagai sumber energi alternatif. Inovasi ini tidak hanya memberikan manfaat ekonomi bagi warga, tetapi juga berkontribusi pada pelestarian lingkungan dan ketahanan energi nasional.
"Selama ada sapi, maka ada gas," ujar Teguh, menggambarkan keberlanjutan program biogas di Desa Mundu. Dengan semangat gotong royong dan dukungan dari berbagai pihak, Desa Mundu berhasil mengubah limbah menjadi berkah dan menjadi contoh bagi desa-desa lain di Indonesia.
Desa Mundu membuktikan bahwa dengan inovasi dan kemauan untuk berubah, masalah lingkungan dapat diatasi dan sumber daya alam dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan.