Strategi WFA dan Distribusi Terminal Efektif Redam Lonjakan Pemudik di Jakarta

Efektivitas WFA dan Strategi Distribusi Terminal dalam Mengatasi Arus Mudik Jakarta

Menjelang perayaan Idul Fitri 2025, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berhasil mengimplementasikan strategi efektif untuk mengelola arus mudik dan mencegah lonjakan penumpang ekstrem di terminal-terminal utama. Kombinasi kebijakan Work From Anywhere (WFA) dan pendistribusian keberangkatan pemudik ke berbagai terminal terbukti ampuh dalam mengurangi kepadatan dan memberikan kenyamanan bagi para pemudik.

Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta, Syafrin Liputo, menjelaskan bahwa penerapan WFA menjadi faktor krusial dalam memecah konsentrasi pemudik. Dengan memberikan fleksibilitas bagi pekerja untuk bekerja dari lokasi mana saja, termasuk kampung halaman, WFA memungkinkan warga Jakarta untuk mudik lebih awal, menghindari puncak arus mudik yang biasanya terjadi menjelang hari raya.

"Kebijakan WFA dan libur sekolah yang diperpanjang memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk pulang kampung lebih awal, sehingga mengurangi tekanan pada terminal-terminal utama di Jakarta," ujar Syafrin saat ditemui di Pelabuhan Kali Adem, Jakarta Utara.

Strategi Distribusi Terminal untuk Mengurangi Kepadatan

Selain WFA, Dishub DKI Jakarta juga menerapkan strategi pendistribusian terminal untuk mencegah penumpukan penumpang di satu lokasi. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, di mana keberangkatan bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) terpusat di satu terminal, tahun ini keberangkatan bus dibagi ke beberapa terminal, termasuk:

  • Terminal Pulogebang
  • Terminal Kampung Rambutan
  • Terminal Kalideres
  • Terminal Tanjung Priok

Strategi ini memungkinkan pemudik untuk memilih terminal keberangkatan yang paling dekat dengan lokasi mereka, sehingga mengurangi kepadatan di terminal-terminal tertentu. Pada tanggal 25 Maret 2025, tercatat 982 bus diberangkatkan dari empat terminal AKAP dan tiga terminal bantuan di Jakarta, mengangkut sekitar 10.000 pemudik.

"Dengan mendistribusikan keberangkatan bus ke berbagai terminal, kami berhasil memecah konsentrasi pemudik dan mencegah terjadinya lonjakan penumpang yang ekstrem," jelas Syafrin.

Kolaborasi dan Koordinasi Lintas Sektor

Keberhasilan pengelolaan arus mudik di Jakarta tidak lepas dari kolaborasi dan koordinasi yang baik antara berbagai pihak, termasuk Dishub DKI Jakarta, kepolisian, pengelola terminal, dan perusahaan otobus (PO). Koordinasi ini mencakup pengaturan jadwal keberangkatan bus, penempatan petugas keamanan, dan penyediaan fasilitas pendukung bagi pemudik, seperti posko kesehatan dan informasi.

Dengan strategi yang terencana dan koordinasi yang solid, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta optimis dapat terus mengelola arus mudik dengan baik dan memberikan pelayanan yang optimal bagi para pemudik.