Pemulihan Pascabanjir Jabodetabek Dimulai, Pemerintah Janji Evaluasi Pencegahan Bencana

Pemulihan Pascabanjir Jabodetabek Dimulai, Pemerintah Janji Evaluasi Pencegahan Bencana

Bencana banjir besar yang melanda wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) pada Selasa, 4 Maret 2025, perlahan mulai surut. Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Pratikno, menyatakan bahwa sejumlah daerah terdampak kini memasuki tahap pemulihan. Pernyataan ini disampaikan Pratikno di Kantor Kemenko PMK pada Rabu, 5 Maret 2025.

"Saat ini, beberapa lokasi sudah mulai memasuki tahap pemulihan pasca bencana banjir yang melanda Jabodetabek," ungkap Pratikno. Ia menekankan bahwa pemerintah telah dan terus bekerja keras membantu masyarakat yang terdampak, mulai dari tahap tanggap darurat, evakuasi, pemenuhan kebutuhan pokok, hingga pendirian tempat pengungsian. Upaya tersebut dilakukan secara terkoordinasi antar instansi pemerintah terkait.

Pemerintah, lanjut Pratikno, tidak hanya fokus pada penanggulangan darurat. Langkah-langkah strategis untuk mencegah terulangnya bencana serupa di masa depan juga tengah digodok. "Kami terus melakukan evaluasi menyeluruh untuk mengurangi risiko bencana banjir di tahun-tahun mendatang," tegasnya. Evaluasi ini mencakup berbagai aspek, mulai dari sistem peringatan dini, pengelolaan tata ruang, hingga infrastruktur penanggulangan banjir. Detail evaluasi dan langkah konkrit yang akan diambil oleh pemerintah akan diumumkan kemudian.

Bencana banjir tersebut telah menimbulkan dampak yang signifikan terhadap masyarakat Jabodetabek. Data sementara dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menunjukkan ribuan warga terdampak. Di Jakarta, tercatat 485 keluarga atau 1.446 jiwa terdampak. Di Bogor, angka tersebut mencapai 381 keluarga atau 1.399 jiwa, dengan satu warga dilaporkan hilang terseret arus. Depok terdampak di 19 lokasi, sementara di Bekasi, banjir menggenangi tujuh kecamatan di Kota Bekasi dan enam kecamatan di Kabupaten Bekasi.

Kabupaten Tangerang juga mengalami dampak yang cukup parah, dengan enam kecamatan terendam banjir dengan ketinggian air bervariasi antara 50 cm hingga 1 meter. BNPB memperkirakan sekitar 3.000 orang terdampak di wilayah tersebut. Selain kerugian jiwa dan penderitaan masyarakat, banjir juga menyebabkan kerusakan infrastruktur dan fasilitas umum yang perlu segera diperbaiki. Pemulihan infrastruktur ini menjadi bagian penting dari proses pemulihan pascabanjir yang sedang berjalan. Proses pemulihan ini membutuhkan kolaborasi yang kuat antara pemerintah, masyarakat, dan berbagai pihak terkait untuk memastikan agar masyarakat dapat kembali beraktivitas normal dan terhindar dari dampak lanjutan bencana.

Proses rekonstruksi dan rehabilitasi pasca banjir membutuhkan waktu dan sumber daya yang cukup besar. Pemerintah berkomitmen untuk memastikan penyaluran bantuan dan pendampingan kepada masyarakat terdampak secara efektif dan transparan. Ke depan, upaya pencegahan banjir akan menjadi prioritas utama untuk meminimalisir risiko bencana serupa dan melindungi kehidupan serta harta benda masyarakat Jabodetabek.