Antisipasi Lonjakan Arus Mudik Lebaran dan Dampak Nyepi: Polda Jatim Siapkan Strategi Pengamanan Terpadu

Polda Jatim Siapkan Strategi Pengamanan Terpadu Antisipasi Lonjakan Arus Mudik Lebaran dan Dampak Nyepi

Momen Hari Raya Idul Fitri 1446 H diprediksi akan dibarengi dengan peningkatan signifikan mobilitas masyarakat, terutama karena bertepatan dengan Hari Raya Nyepi. Polda Jawa Timur (Jatim) telah menyiapkan langkah-langkah antisipatif untuk mengatasi potensi kepadatan arus lalu lintas dan menjaga keamanan selama periode mudik Lebaran dan perayaan Nyepi.

Direktur Lalu Lintas (Dirlantas) Polda Jatim, Kombes Pol. Komarudin, mengungkapkan perkiraan bahwa sekitar 52% penduduk Indonesia akan melakukan perjalanan selama Operasi Ketupat Semeru yang berlangsung dari 23 Maret hingga 8 April 2025. Pertumbuhan jumlah kendaraan di Jawa Timur pada tahun 2024 yang mencapai 842.221 unit menjadi indikasi kuat potensi lonjakan arus mudik di wilayah tersebut.

"Lonjakan (pemudik) bisa jadi terjadi di Jawa Timur," ujar Kombes Pol. Komarudin.

Untuk mengantisipasi hal ini, Polda Jatim telah menyiagakan 15.231 personel yang akan ditempatkan di 149 pos pengamanan, 41 pos pelayanan, dan 13 pos terpadu yang tersebar di seluruh wilayah Jawa Timur. Selain itu, koordinasi dengan berbagai pihak terkait juga ditingkatkan untuk memastikan kelancaran arus mudik dan keamanan masyarakat.

Penutupan Pelabuhan Ketapang-Gilimanuk Saat Nyepi

Salah satu perhatian utama adalah pengaturan penyeberangan Ketapang-Gilimanuk. Sesuai kesepakatan, pelabuhan penyeberangan akan ditutup pada 28 Maret 2025 pukul 17.00 WIB, mengingat Hari Raya Nyepi jatuh pada 29 Maret 2025. Masyarakat yang berencana melakukan perjalanan ke Bali diimbau untuk menghindari waktu penutupan tersebut dan menyesuaikan jadwal keberangkatan.

Pembatasan Truk Sumbu Lebih dari Tiga

Kombes Pol. Komarudin juga mengingatkan masyarakat mengenai pemberlakuan pembatasan operasional truk dengan sumbu lebih dari tiga selama periode 24 Maret hingga 8 April 2025. Kebijakan ini sesuai dengan Surat Keputusan Bersama (SKB) Tiga Dirjen dan Korlantas Polri yang bertujuan untuk mengurangi kepadatan lalu lintas dan memperlancar arus mudik.

Optimalisasi Rest Area di Tol Trans Jawa

Pemudik yang menggunakan Tol Trans Jawa diimbau untuk memanfaatkan rest area yang telah disediakan. Rest area berfungsi sebagai tempat istirahat untuk mencegah kelelahan dan memastikan kondisi fisik tetap prima selama perjalanan. Kondisi jalan tol yang relatif mulus justru dapat menimbulkan rasa kantuk dan mengurangi konsentrasi pengemudi. Rest Area di Jawa Timur sendiri ada di 25 titik jalur A dan jalur B.

"Jalur Tol Trans Jawa yang cenderung mulus juga bisa menjadi tantangan tersendiri. Ada sejumlah titik lelah yang perlu diwaspadai oleh pemudik," kata Kombes Pol. Komarudin.

Personel dan Kendaraan Siaga di Sepanjang Jalur Mudik

Polda Jatim juga menyiagakan 105 kendaraan patroli dan ratusan personel yang akan ditempatkan di sepanjang jalur mudik. Petugas akan membantu pemudik yang mengalami kendala atau membutuhkan pertolongan darurat.

"Nanti akan dibantu petugas kami 105 kendaraan petugas yang menyebar di ruas jalan," ucap Kombes Pol. Komarudin.

Inisiatif Jelajah Mudik Ramadan 2025 ini didukung oleh berbagai pihak, termasuk:

  • Ditlantas Polda Jatim
  • Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur
  • Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Timur
  • Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jawa Timur
  • Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya, Perumahan, dan Permukiman Banyuwangi
  • Dinas Perhubungan Banyuwangi
  • Polresta Malang Kota

Diharapkan dengan berbagai upaya yang telah disiapkan, momen mudik Lebaran dan perayaan Nyepi di Jawa Timur dapat berjalan aman, tertib, lancar, dan menyenangkan bagi seluruh masyarakat.