Kekacauan Mudik di Merak: Pemudik Geram Akibat Antrean Diserobot dan Pelayanan Petugas Dikritik

Kericuhan Antrean Warnai Arus Mudik di Pelabuhan Merak

Arus mudik menjelang Hari Raya Idul Fitri di Pelabuhan Merak, Banten, diwarnai insiden kekecewaan dan kemarahan dari para pemudik. Pada H-3 Lebaran, tepatnya hari Jumat (28 Maret 2025), sejumlah penumpang kapal ferry memprotes kurangnya ketegasan petugas PT ASDP (Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan) dalam menertibkan antrean di Dermaga 6. Keluhan utama adalah adanya praktik penyerobotan antrean oleh sebagian pemudik yang tidak bertanggung jawab, menyebabkan kondisi yang semakin tidak kondusif.

Sri Wahyuni, salah seorang pemudik yang merasakan dampak langsung dari situasi ini, mengungkapkan kekesalannya. Ia menyayangkan tidak adanya tindakan tegas dari petugas ASDP terhadap para pemudik yang dengan sengaja memotong antrean yang sudah mengular panjang. "Seharusnya ada petugas yang siaga dan menertibkan antrean. Kita sudah capek antre dari belakang, eh tiba-tiba ada yang terobos seenaknya," ujarnya, seperti dikutip dari Antara. Kekecewaan serupa juga diutarakan oleh Elsa, pemudik lainnya. Ia berharap petugas pelabuhan dapat bersikap lebih tegas dan profesional dalam menertibkan penumpang. "Pesan saya, jangan judes, tapi harus tegas agar penertiban penumpang ke depannya bisa lebih efektif," katanya.

Kondisi antrean panjang di pintu Dermaga 6 menuju kapal penyeberangan telah terjadi sejak Kamis (27 Maret 2025) malam. Meskipun petugas pelabuhan sudah berupaya menegur dan memberikan peringatan kepada para pemudik yang mencoba menerobos antrean dengan menggunakan senter, upaya tersebut tampaknya tidak membuahkan hasil yang signifikan. Para pemudik nakal tersebut tetap bersikeras untuk menerobos, memperburuk situasi dan menyebabkan kepadatan yang semakin parah.

Ironisnya, dampak dari penyerobotan antrean ini tidak hanya dirasakan oleh orang dewasa, tetapi juga anak-anak dan lansia yang ikut berdesakan di tengah kerumunan. Kondisi ini tentu sangat memprihatinkan dan menimbulkan kekhawatiran akan keselamatan para pemudik, terutama mereka yang rentan terhadap risiko kesehatan.

Insiden ini menjadi catatan penting bagi PT ASDP dan pihak terkait lainnya untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan penertiban selama periode arus mudik. Evaluasi menyeluruh terhadap prosedur antrean, penambahan personel yang bertugas, dan penerapan sanksi yang tegas terhadap pelanggar antrean perlu dilakukan untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang. Keselamatan dan kenyamanan para pemudik harus menjadi prioritas utama dalam penyelenggaraan transportasi publik, khususnya selama musim mudik Lebaran.

Solusi yang Direkomendasikan:

  • Peningkatan Pengawasan: Menambah jumlah petugas keamanan dan relawan untuk mengawasi dan menertibkan antrean secara efektif.
  • Penerapan Sistem Antrean Elektronik: Menggunakan sistem antrean online atau aplikasi untuk mengatur dan memantau pergerakan penumpang secara lebih teratur.
  • Pemisahan Jalur Prioritas: Menyediakan jalur khusus bagi lansia, ibu hamil, dan penyandang disabilitas untuk meminimalkan risiko berdesakan.
  • Sosialisasi dan Edukasi: Meningkatkan kesadaran para pemudik tentang pentingnya antrean yang tertib dan saling menghormati.
  • Sanksi Tegas: Menerapkan sanksi yang jelas dan tegas bagi pemudik yang melanggar aturan antrean.