Kontroversi Wali Kota Bekasi Menginap di Hotel Saat Banjir Besar Melanda

Kontroversi Wali Kota Bekasi Menginap di Hotel Saat Banjir Besar Melanda

Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto, menghadapi sorotan tajam publik menyusul keputusan kontroversialnya menginap di hotel bersama istri saat banjir besar menerjang kota yang dipimpinnya pada Selasa, 4 Maret 2025. Kejadian ini memicu gelombang kritik, terutama mengingat ribuan warga Bekasi terpaksa mengungsi akibat bencana alam tersebut. Alih-alih fokus pada upaya penyelamatan dan bantuan darurat bagi warganya, perhatian publik tertuju pada pilihan tempat tinggal sang wali kota di tengah kondisi darurat tersebut. Kejadian ini telah memunculkan pertanyaan mendalam mengenai kepemimpinan dan prioritas di masa krisis.

Meskipun Wali Kota Tri Adhianto memberikan klarifikasi bahwa pilihannya menginap di hotel didasarkan pada pertimbangan lokasi yang strategis untuk memantau situasi banjir, penjelasan tersebut belum sepenuhnya meredam kecaman publik. Beliau menjelaskan bahwa hotel tersebut dipilih karena aksesibilitasnya yang memudahkan koordinasi dan pemantauan kondisi banjir di berbagai wilayah Kota Bekasi. Ia juga menekankan bahwa dirinya dan sang istri tidak berlama-lama berada di hotel dan telah aktif turun ke lapangan sejak dini hari untuk membantu para korban banjir. Sang istri, Wiwiek, bahkan disebutkan telah membantu menyiapkan makanan bagi para pengungsi sejak pukul 04.00 WIB. Namun, argumen tersebut dianggap kurang meyakinkan oleh sebagian besar masyarakat yang masih mempertanyakan kepemimpinan dan kepedulian seorang kepala daerah di tengah bencana yang menimpa warganya.

Profil Singkat Tri Adhianto:

Sebelum menjabat sebagai Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto telah malang melintang di dunia birokrasi pemerintahan. Lahir di Jakarta pada 3 Januari 1970, Tri memulai kariernya sebagai Staf Dirjen Perhubungan Darat pada tahun 1993. Kariernya kemudian berlanjut di Pemerintah Kota Bandar Lampung sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) dari tahun 1994 hingga 2000. Setelah itu, ia meniti karier di Pemerintah Kota Bekasi dengan menjabat berbagai posisi penting, antara lain:

  • Kepala Seksi Pengendalian dan Keselamatan Lalu Lintas Dinas Perhubungan Kota Bekasi (2004)
  • Kepala Bidang Teknik Lalu Lintas Dinas Perhubungan Kota Bekasi (2008)
  • Sekretaris Dinas Bina Marga dan Tata Air Kota Bekasi (2011)
  • Kepala Dinas Bina Marga dan Tata Air Kota Bekasi (2013)
  • Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Bekasi (2017)
  • Wakil Wali Kota Bekasi (2018-2022)
  • Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Bekasi (2022-2023)
  • Wali Kota Bekasi (Agustus-September 2023)

Dampak Banjir Bekasi:

Banjir yang melanda Kota Bekasi mengakibatkan kerugian besar bagi masyarakat. Ribuan rumah dan kendaraan terendam, memaksa lebih dari 16.000 warga mengungsi. Tinggi air di beberapa wilayah mencapai 8 meter, mengakibatkan kerusakan parah dan kerugian materiil yang signifikan. Cerita pilu datang dari berbagai sektor masyarakat, mulai dari peternak yang kehilangan ternaknya hingga para pemilik kendaraan dan ruko yang mengalami kerusakan berat. Kemacetan dan terhambatnya akses jalan juga menambah kesulitan bagi warga yang terdampak banjir.

Insiden menginap di hotel ini menjadi pembelajaran penting bagi para pemimpin daerah dalam menghadapi bencana alam. Kepemimpinan yang efektif di masa krisis membutuhkan empati, rasa tanggung jawab, dan tindakan nyata dalam membantu warga yang membutuhkan, di atas segalanya.