Krakatau Steel Gemparkan Pasar Eropa: Ekspor Baja Canai Panas Tembus 11.600 Ton

Krakatau Steel Gemparkan Pasar Eropa dengan Ekspor Baja

PT Krakatau Steel (Persero) Tbk kembali menorehkan prestasi gemilang di kancah internasional. Melalui anak usahanya, Krakatau International Port di Cilegon, perusahaan baja kebanggaan Indonesia ini berhasil mengekspor 11.600 ton baja canai panas (Hot Rolled Coil/HRC) ke dua negara Eropa, Italia dan Spanyol. Langkah strategis ini bukan hanya sekadar transaksi bisnis, melainkan sebuah bukti konkret bahwa kualitas baja produksi dalam negeri mampu bersaing ketat di pasar global yang semakin kompetitif.

Direktur Utama Krakatau Steel, Muhamad Akbar Djohan, dengan bangga menyatakan bahwa keberhasilan ekspor ini merupakan hasil dari kerja keras, inovasi berkelanjutan, dan komitmen tinggi untuk terus meningkatkan kualitas produk. Ia juga menekankan bahwa pencapaian ini selaras dengan visi Indonesia Emas 2045, di mana industri nasional berperan aktif dalam pembangunan ekonomi yang berkelanjutan.

"Ekspor ini bukan hanya soal angka, tapi tentang kontribusi nyata bagi perekonomian Indonesia," ujar Akbar dalam keterangan tertulisnya.

Dukungan Pemerintah dan Peluang Global

Keberhasilan Krakatau Steel dalam menembus pasar Eropa tak lepas dari dukungan penuh pemerintah melalui berbagai kebijakan strategis. Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN), pengendalian impor melalui Neraca Komoditas, dan penetapan Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) telah menciptakan iklim yang kondusif bagi pertumbuhan industri baja nasional. Kebijakan-kebijakan ini tak hanya meningkatkan daya saing produk Indonesia di pasar internasional, tetapi juga mendorong investasi dan pengembangan industri di dalam negeri.

Imam J. Faisal, Direktur PT Vund Metal Utama, mitra Krakatau Steel dalam ekspor ini, menambahkan bahwa dinamika industri baja global saat ini menciptakan peluang emas bagi produsen baja Indonesia. Menurut data OECD, industri baja dunia mengalami kelebihan kapasitas yang signifikan, mencapai 625 juta ton. Kondisi ini mendorong banyak negara untuk menerapkan kebijakan protektif guna melindungi industri domestik mereka. Namun, di sisi lain, situasi ini membuka celah bagi Indonesia untuk mengisi kekosongan pasokan di pasar-pasar tertentu.

Konflik geopolitik yang terjadi, seperti perang Rusia-Ukraina, juga turut memengaruhi lanskap industri baja global. Berdasarkan data Indonesian Iron and Steel Industry Association (IISIA), konflik ini telah menyebabkan penurunan pasokan baja di Eropa. Pembatasan ekspor yang diberlakukan terhadap produsen baja Rusia, yang sebelumnya menjadi pemasok utama, menciptakan peluang bagi Indonesia untuk meningkatkan ekspor produk baja setengah jadi ke kawasan tersebut.

"Beberapa produsen baja dari Rusia tidak lagi bisa masuk ke Eropa, dan ini menjadi kesempatan bagi kita. Indonesia kini menjadi sumber potensial untuk memenuhi kebutuhan baja Eropa," jelas Imam.

Memenuhi Standar Eropa

Menembus pasar Uni Eropa (UE) bukanlah perkara mudah. Industri baja nasional harus menghadapi berbagai tantangan, termasuk regulasi dan kebijakan yang ketat. Produk baja yang dipasarkan di UE harus memenuhi standar keselamatan, kualitas, dan lingkungan yang tinggi. Krakatau Steel telah mempersiapkan diri dengan baik untuk menghadapi tantangan ini. Perusahaan telah memenuhi standar CE Marking, yang menjamin bahwa produk baja mereka memenuhi persyaratan kualitas dan regulasi yang berlaku di Eropa. Standar ini menjadi bukti komitmen Krakatau Steel untuk menghasilkan produk berkualitas tinggi yang aman dan ramah lingkungan.

Keberhasilan ekspor baja canai panas Krakatau Steel ke Eropa merupakan angin segar bagi industri baja nasional. Hal ini membuktikan bahwa dengan kerja keras, inovasi, dan dukungan pemerintah, Indonesia mampu bersaing di pasar global dan berkontribusi pada pembangunan ekonomi yang berkelanjutan.