Penerapan Sistem Satu Arah di Salatiga Picu Kepadatan Lalu Lintas, Warga Keluhkan Dampak Terhadap Mobilitas Lokal

Salatiga Dilanda Kemacetan Akibat One Way, Warga Lokal Beri Tanggapan

Penerapan sistem one way atau satu arah di jalan tol hingga KM 460 Tingkir, Salatiga, telah memicu gelombang keluhan dari masyarakat setempat. Kebijakan ini, yang bertujuan untuk memperlancar arus mudik Lebaran 2025, berdampak signifikan terhadap kelancaran lalu lintas di jalan-jalan penghubung utama di wilayah tersebut. Kemacetan dilaporkan terjadi di ruas jalan yang menghubungkan Salatiga dengan Karanggede (Kabupaten Boyolali), serta di jalan arteri Semarang-Solo.

Kepadatan lalu lintas terparah terjadi di jalan penghubung Salatiga-Karanggede, khususnya di area mulai dari Terminal Tingkir hingga simpang keluar tol, yang merupakan titik penerapan sistem one way. Lebar jalan yang tidak memadai, berbanding terbalik dengan volume kendaraan yang melintas, menyebabkan penumpukan yang signifikan. Kondisi serupa juga terjadi di jalan utama Semarang-Solo, di mana antrean kendaraan mengular, terutama pada jam-jam sibuk sore hari.

Seorang warga Suruh, Kabupaten Semarang, Joko Susanto, yang bekerja di Salatiga, mengungkapkan bahwa meskipun memahami tujuan dari penerapan sistem one way tersebut, ia juga merasakan dampaknya terhadap mobilitas sehari-hari. Joko menyoroti pentingnya mempertimbangkan kebutuhan warga lokal di tengah lonjakan volume kendaraan dari luar kota. "Memang sekarang musim mudik, banyak kendaraan luar kota yang melintas, tapi juga harus dipertimbangkan kendaraan dan kebutuhan warga lokal," ujarnya.

Meski demikian, Joko juga menunjukkan sikap pengertian terhadap situasi yang terjadi. Ia menyadari bahwa kemacetan adalah konsekuensi yang tak terhindarkan selama musim mudik Lebaran. "Namanya juga musim Lebaran, banyak pemudik dan kendaraan ya pasti macet. Ini juga setahun sekali, akhirnya ya maklum dan nikmati saja, petugas juga pasti capek," imbuhnya.

Kapolres Salatiga, AKBP Veronica, sebelumnya telah menyampaikan bahwa terjadi peningkatan signifikan jumlah kendaraan yang memasuki wilayah Salatiga pada hari Jumat, 28 Maret 2025. "Di exit Tol Tingkir kita telah melakukan sistem one way nasional dari gerbang tol Kalikangkung sampai gerbang tol Salatiga. Peningkatan kendaraan yang masuk wilayah Salatiga sekitar lebih dari 4.000 kendaraan pada waktu ini,” jelasnya.

AKBP Veronica juga menambahkan bahwa meskipun terjadi peningkatan volume kendaraan, situasi lalu lintas secara umum masih terkendali. Pihak kepolisian terus berupaya untuk mengelola arus lalu lintas agar tetap berjalan lancar dan meminimalkan dampak kemacetan terhadap masyarakat.

Diperkirakan, puncak arus mudik Lebaran 2025 akan terjadi pada hari Jumat, 28 Maret 2025, hingga Minggu, 30 Maret 2025. Kapolres Salatiga mengimbau kepada para pemudik untuk senantiasa berhati-hati dalam berkendara dan beristirahat jika merasa lelah. Imbauan ini bertujuan untuk menjaga keselamatan para pemudik dan mencegah terjadinya kecelakaan lalu lintas.

Antisipasi dan Imbauan

Pihak kepolisian terus melakukan pemantauan dan pengaturan lalu lintas secara intensif di berbagai titik rawan kemacetan. Selain itu, telah disiapkan pula sejumlah lokasi istirahat bagi para pemudik yang merasa lelah. Diharapkan, dengan upaya-upaya ini, arus mudik Lebaran 2025 dapat berjalan dengan aman, lancar, dan terkendali. Masyarakat juga diimbau untuk mematuhi rambu-rambu lalu lintas dan mengikuti arahan petugas di lapangan guna menciptakan kondisi lalu lintas yang kondusif.