Antisipasi Kepadatan Mudik 2025, Cianjur Siapkan Jalur Alternatif dan Rekayasa Lalu Lintas

Menjelang puncak arus mudik Lebaran 2025, Pemerintah Kabupaten Cianjur telah menyiapkan serangkaian strategi untuk mengantisipasi lonjakan volume kendaraan dan potensi kemacetan di jalur-jalur utama. Fokus utama adalah penyediaan jalur alternatif yang representatif serta penerapan rekayasa lalu lintas di titik-titik rawan kepadatan.

Kepala Seksi Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas Dinas Perhubungan Cianjur, Muhamad Iqbal Safaruddin, menjelaskan bahwa persiapan jalur alternatif telah memasuki tahap finalisasi. Perbaikan infrastruktur jalan, pemasangan rambu portabel penunjuk arah, dan penambahan Penerangan Jalan Umum (PJU) telah dilakukan untuk memastikan keamanan dan kenyamanan para pemudik yang memilih jalur alternatif. Jalur-jalur alternatif ini disiapkan untuk mengantisipasi kepadatan baik saat arus mudik maupun arus balik.

Berikut adalah detail jalur alternatif yang disiapkan oleh Pemkab Cianjur:

  • Jalur Transyogi (Jonggol): Jalur ini diperuntukkan bagi pemudik yang melakukan perjalanan antara Jakarta, Bogor, dan Cianjur, baik dari arah Jakarta menuju Cianjur maupun sebaliknya. Jalur ini diharapkan dapat mengurangi beban lalu lintas di jalur utama.
  • Jalur Simpang Loji - Perkebunan Ciseureuh (Puncak 2): Jalur ini secara khusus direkomendasikan bagi pengendara sepeda motor yang melakukan perjalanan antara Jakarta, Bogor, dan Cianjur. Kondisi jalan yang berkelok-kelok menuntut kehati-hatian ekstra bagi pengendara.
  • Jalur Cugenang - Salahuni - Rasamala Gekbrong: Jalur ini diperuntukkan bagi pemudik dengan rute Sukabumi - Gekbrong - Cugenang - Cipanas - Bogor - Jakarta dan sebaliknya. Jalur ini diharapkan dapat menjadi solusi alternatif bagi pemudik yang ingin menghindari kepadatan di jalur utama Sukabumi-Bogor.
  • Jalur Tungturunan - Tanjungsari (Sukaluyu): Jalur ini dapat dimanfaatkan oleh pemudik yang melintasi Bandung - Cianjur - Sukabumi dan sebaliknya. Jalur ini diharapkan dapat memecah kepadatan lalu lintas di wilayah Cianjur dan sekitarnya.

Selain penyediaan jalur alternatif, Dinas Perhubungan Cianjur juga akan menerapkan manajemen dan rekayasa lalu lintas di titik-titik rawan kemacetan, seperti di kawasan Pasar Ciranjang dan Pasar Cipanas. Langkah-langkah yang akan diambil meliputi:

  • Kanalisasi: Penerapan sistem kanal akan dilakukan apabila terjadi penumpukan kendaraan yang signifikan. Tujuannya adalah untuk mengurai kepadatan dan memperlancar arus lalu lintas.
  • Penataan dan Relokasi Pedagang Kaki Lima (PKL): Penataan dan relokasi PKL di sekitar pasar Ciranjang dan Cipanas akan dilakukan untuk mengurangi hambatan lalu lintas akibat aktivitas perdagangan di tepi jalan.

"Kami berharap upaya-upaya ini dapat secara signifikan mengurangi kepadatan lalu lintas dan memberikan kenyamanan serta keamanan bagi para pemudik dan pengguna jalan lainnya," pungkas Iqbal. Ia juga mengimbau kepada para pemudik untuk selalu berhati-hati, mematuhi rambu lalu lintas, dan mengutamakan keselamatan selama perjalanan.