Gempa Dahsyat Guncang Myanmar: Kerusakan Parah dan Ratusan Korban Diduga Tewas, Dampak Meluas hingga Thailand
Gempa Dahsyat Guncang Myanmar, Dampak Meluas hingga Negara Tetangga
Myanmar dilanda gempa bumi dahsyat berkekuatan Magnitudo 7,7 pada hari Jumat, 28 Maret 2025, menyebabkan kerusakan parah dan dugaan ratusan korban jiwa. Gempa berpusat 16 kilometer barat laut Kota Sagaing, menurut laporan Badan Survei Geologi Amerika Serikat (USGS). Hanya berselang 12 menit, gempa susulan dengan Magnitudo 6,4 kembali mengguncang wilayah tersebut, berpusat 18 kilometer selatan Sagaing.
Guncangan gempa terasa hingga ke negara tetangga seperti China dan Thailand, menambah daftar panjang wilayah yang terdampak bencana alam ini. Tim penyelamat di Mandalay, Myanmar, menggambarkan situasi sebagai "kerusakan yang sangat hebat" dan mengindikasikan jumlah korban tewas kemungkinan besar mencapai ratusan, namun angka pasti masih belum dapat dipastikan karena upaya penyelamatan masih berlangsung.
Dampak Mengerikan di Myanmar
- Korban jiwa: Jumlah pasti korban tewas masih belum diketahui, namun diperkirakan mencapai ratusan.
- Kerusakan Infrastruktur: Banyak bangunan runtuh dan jalan-jalan mengalami kerusakan parah, menghambat upaya penyelamatan dan akses ke rumah sakit.
- Rumah Sakit Kewalahan: Rumah sakit di Naypyidaw, ibu kota Myanmar, dilaporkan kewalahan dengan banyaknya korban luka. Korban luka terpaksa dirawat di jalanan di luar rumah sakit karena keterbatasan tempat.
- Situasi Darurat: Dewan militer Myanmar telah mendeklarasikan situasi darurat di Sagaing, Mandalay, Magway, Bago, Negara Bagian Shan Timur, dan Naypyidaw, memprioritaskan investigasi kerusakan dan upaya penyelamatan.
Seorang pejabat Myanmar menggambarkan rumah sakit besar di Naypyidaw sebagai "daerah dengan korban berlimpah." Jalan-jalan menuju rumah sakit tersebut dilaporkan rusak parah dan mengalami kemacetan total. Rumah sakit berkapasitas 1.000 tempat tidur itu tidak mampu menampung seluruh pasien, memaksa para petugas medis merawat korban luka di jalanan dengan infus yang digantung di brankar.
Dewan militer Myanmar juga melaporkan bahwa rumah sakit yang dikelola pemerintah di Mandalay, Sagaing, dan Naypyidaw penuh dengan pasien luka-luka. Pemerintah telah meminta masyarakat untuk menyumbangkan darah bagi para korban.
Seorang pengembang properti terkemuka di Mandalay melaporkan bahwa banyak propertinya mengalami retakan dan banyak bangunan yang runtuh, menggambarkan situasi di kota itu sebagai "benar-benar buruk."
Dampak di Thailand: Bangunan Runtuh dan Pekerja Terjebak
Di Bangkok, Thailand, dampak gempa terasa dengan runtuhnya sebuah bangunan yang sedang dalam proses pembangunan di dekat Taman Chatuchak. Sebanyak 43 dari 50 pekerja konstruksi dilaporkan hilang dan diduga terjebak di dalam reruntuhan.
Video yang beredar di media sosial menunjukkan air menyembur keluar dari kolam renang di atap gedung dan mengalir deras ke jalan-jalan di bawahnya, menggambarkan betapa kuatnya guncangan yang dirasakan.
Bui Thu, seorang jurnalis BBC yang tinggal di Bangkok, menuturkan bahwa ia sedang memasak di rumah ketika gempa pertama terjadi. Ia mengaku sangat gugup dan panik, karena sudah satu dekade sejak Bangkok mengalami gempa yang sangat kuat. Ia melihat retakan di dinding apartemennya dan air memercik dari kolam renang. Setelah gempa susulan, ia dan banyak orang lainnya berlari ke jalan untuk mencari tempat aman.
Pihak berwenang Thailand telah mengadakan pertemuan darurat untuk merespons kejadian ini dan fokus pada upaya pencarian dan penyelamatan korban yang terjebak di reruntuhan bangunan.
Tantangan Informasi dari Myanmar
Informasi terkini langsung dari Myanmar sulit diperoleh karena negara tersebut diperintah oleh junta militer sejak kudeta pada tahun 2021. Pemerintah mengendalikan hampir semua media dan membatasi penggunaan internet. Jalur komunikasi juga terputus, mempersulit lembaga bantuan untuk memberikan informasi dari lapangan.
Artikel ini akan terus diperbarui seiring dengan perkembangan situasi di Myanmar dan Thailand.