Sinergi BI-OJK: Reformasi Perizinan dan Penguatan Sektor Keuangan Nasional

BI dan OJK Bersinergi Mempercepat Reformasi Perizinan dan Memperkuat Sektor Keuangan Nasional

Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meningkatkan sinergi untuk memperkuat stabilitas ekonomi dan ketahanan sektor keuangan di tengah dinamika ekonomi global yang kompleks. Gubernur BI Perry Warjiyo dan Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar menegaskan komitmen bersama dalam menjaga stabilitas ekonomi Indonesia. Intermediasi perbankan yang sehat dan terus tumbuh menjadi fondasi penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi, didukung oleh likuiditas yang memadai, permodalan yang kuat, dan praktik manajemen risiko yang terukur.

"Kondisi ekonomi yang stabil dan sektor keuangan yang resilien merupakan hasil kolaborasi erat antara BI dan OJK dalam mendukung efektivitas pelaksanaan tugas dan wewenang masing-masing," demikian pernyataan resmi yang dikeluarkan oleh kedua lembaga.

Fokus Koordinasi: Perizinan, Pasar Keuangan, dan Inovasi Teknologi

Koordinasi antara BI dan OJK mencakup berbagai aspek strategis, mulai dari kebijakan makroprudensial dan mikroprudensial, pendalaman pasar keuangan, hingga pengembangan inovasi teknologi di sektor keuangan. Beberapa agenda prioritas yang menjadi fokus koordinasi ke depan antara lain:

  • Akselerasi Perizinan Sektor Keuangan: BI dan OJK berkomitmen untuk mempercepat proses perizinan melalui penyederhanaan persyaratan, standarisasi proses bisnis, dan digitalisasi layanan. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan daya saing sektor keuangan.
  • Pengembangan Pasar Keuangan: Sinergi akan diintensifkan dalam rangka transisi penghentian Jakarta Interbank Offered Rate (JIBOR) pada 31 Desember 2025 dan penggantiannya dengan Indonesia Overnight Index Average (IndONIA). Transisi ini memerlukan koordinasi yang matang untuk memastikan kelancaran dan stabilitas pasar keuangan.
  • Inovasi Teknologi Keuangan: BI dan OJK akan terus mendorong inovasi dalam aset keuangan digital serta meningkatkan keamanan transaksi berbasis teknologi. Hal ini sejalan dengan upaya untuk memanfaatkan potensi teknologi dalam meningkatkan efisiensi dan inklusi keuangan.
  • Literasi dan Inklusi Keuangan: Penguatan edukasi dan perlindungan konsumen menjadi fokus utama dalam meningkatkan inklusi keuangan masyarakat. Program literasi keuangan yang komprehensif akan ditingkatkan untuk memberdayakan masyarakat dalam mengelola keuangan mereka.
  • Keamanan Siber: BI dan OJK akan menyusun roadmap perlindungan infrastruktur informasi vital guna meningkatkan ketahanan sektor keuangan terhadap ancaman siber. Peningkatan keamanan siber menjadi prioritas utama untuk melindungi data dan sistem keuangan dari serangan siber yang semakin canggih.

Komitmen untuk Stabilitas dan Ketahanan Jangka Panjang

BI dan OJK menegaskan komitmen mereka untuk terus meningkatkan kerja sama dalam memperkuat stabilitas ekonomi dan ketahanan sistem keuangan nasional. Sinergi yang kuat antara kedua lembaga ini menjadi kunci dalam menghadapi tantangan ekonomi global dan menjaga momentum pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Dengan koordinasi yang solid dan fokus pada inovasi, perlindungan konsumen, dan keamanan siber, BI dan OJK berupaya untuk menciptakan sektor keuangan yang stabil, efisien, dan inklusif, yang pada akhirnya akan berkontribusi pada kesejahteraan masyarakat Indonesia.