Gilimanuk Dihadapkan pada Masalah Sampah Pasca-Mudik: 18 Ton Limbah Menumpuk
Gilimanuk Bergulat dengan Tumpukan Sampah Pasca Lonjakan Arus Mudik
Gilimanuk, Bali - Dampak lonjakan arus mudik tidak hanya dirasakan dalam bentuk kemacetan dan kepadatan lalu lintas, tetapi juga dalam peningkatan volume sampah yang signifikan. Sejumlah besar sampah, didominasi oleh limbah plastik, telah menumpuk di sepanjang jalur menuju Pelabuhan Gilimanuk, menciptakan tantangan tersendiri bagi pemerintah daerah dan masyarakat setempat.
Menurut data yang dikumpulkan, total sampah yang berhasil dikumpulkan dari berbagai lokasi strategis mencapai sekitar 18 ton. Tumpukan sampah ini terkonsentrasi di area Terminal Kargo Gilimanuk, Terminal Manuver Gilimanuk, dan gang-gang sempit yang berfungsi sebagai jalur alternatif bagi para pemudik. Kondisi ini tidak hanya mencemari lingkungan, tetapi juga berpotensi menimbulkan masalah kesehatan dan estetika.
Lurah Gilimanuk, Ida Bagus Tony Wirahadikusuma, mengungkapkan keprihatinannya atas situasi ini. Ia menjelaskan bahwa peningkatan volume sampah mulai terasa sejak H-7 Hari Raya Nyepi, seiring dengan dimulainya arus mudik. "Sudah 18 ton sampah yang terkumpul, terutama sampah plastik yang berserakan di gang-gang yang digunakan pemudik sebagai jalur alternatif menuju Pelabuhan Gilimanuk," ujarnya.
Wirahadikusuma menegaskan komitmennya untuk mengatasi masalah sampah ini, namun mengakui adanya kendala terkait sumber daya dan anggaran. Keterbatasan tenaga kerja dan biaya operasional menjadi penghambat utama dalam upaya pembersihan dan pengangkutan sampah ke tempat pembuangan akhir (TPA).
"Kami berupaya semaksimal mungkin untuk menjaga kebersihan Gilimanuk. Namun, dengan keterbatasan anggaran, kami kesulitan untuk mengangkut sampah secara rutin ke TPA," keluhnya. Ia menambahkan bahwa truk sampah harus melakukan beberapa kali perjalanan setiap hari, yang membutuhkan biaya bahan bakar minyak (BBM) yang tidak sedikit.
Permohonan Bantuan dan Harapan akan Kolaborasi
Wirahadikusuma juga mengenang bantuan yang pernah diberikan oleh Polres Jembrana dan Dinas Lingkungan Hidup pada tahun sebelumnya dalam membersihkan sampah di terminal kargo. Ia berharap agar PT ASDP Indonesia Ferry Cabang Ketapang, sebagai pengelola pelabuhan, dapat turut berkontribusi dalam mengatasi masalah sampah ini. Meskipun sebelumnya ada janji untuk menyediakan kantong plastik untuk menampung sampah di gang-gang, realisasinya masih belum terlihat.
"Kami sangat berharap ASDP dapat membantu, setidaknya dalam menyediakan kantong plastik atau berpartisipasi dalam biaya pengangkutan sampah. Kolaborasi dari berbagai pihak sangat penting untuk mengatasi masalah ini secara efektif," tuturnya.
Masalah sampah pasca-mudik di Gilimanuk menjadi perhatian serius dan membutuhkan solusi yang komprehensif. Selain upaya pembersihan dan pengangkutan sampah, edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan juga perlu ditingkatkan. Kesadaran akan dampak negatif sampah terhadap lingkungan dan kesehatan diharapkan dapat mendorong perubahan perilaku yang lebih bertanggung jawab.
Daftar Lokasi Tumpukan Sampah:
- Terminal Kargo Gilimanuk
- Terminal Manuver Gilimanuk
- Gang-gang alternatif menuju pelabuhan
Tantangan yang Dihadapi:
- Keterbatasan tenaga kerja
- Keterbatasan anggaran untuk biaya operasional
- Kurangnya kesadaran masyarakat tentang kebersihan lingkungan
Harapan ke Depan:
- Kolaborasi dari berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, PT ASDP Indonesia Ferry Cabang Ketapang, dan masyarakat.
- Peningkatan edukasi tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.
- Solusi jangka panjang untuk pengelolaan sampah yang lebih efektif dan berkelanjutan.