Suara Ibu Indonesia Serukan Dukungan Keluarga untuk Aksi Mahasiswa: Masa Depan Anak Bangsa Dipertaruhkan

Suara Ibu Indonesia Serukan Dukungan Keluarga untuk Aksi Mahasiswa: Masa Depan Anak Bangsa Dipertaruhkan

JAKARTA - Di tengah gelombang aksi mahasiswa yang menentang Undang-Undang Tentara Nasional Indonesia (UU TNI) dan kebijakan pemerintah yang dianggap merugikan rakyat, Suara Ibu Indonesia (SII) menyerukan dukungan penuh dari seluruh keluarga di Indonesia. Seruan ini digaungkan dalam aksi damai di depan Sarinah, Jakarta Pusat, pada hari Jumat, (28/03/2025).

Ririn Sefsani, aktivis perempuan dari SII, menekankan pentingnya dukungan moril dan doa dari para ibu, nenek, kakak, bapak, dan seluruh anggota keluarga yang memiliki anak-anak mahasiswa dan pelajar SMA yang turun ke jalan. Menurutnya, aksi mahasiswa ini adalah bentuk kepedulian terhadap masa depan bangsa yang terancam oleh kebijakan yang represif dan anti-demokrasi.

"Jika kita membiarkan apa yang terjadi hari ini, anak-anak kita tidak akan memiliki masa depan yang lebih baik di negeri yang represif, di mana wajahnya adalah wajah anti-demokrasi, oligarki, dan militerisme," tegas Ririn di hadapan awak media.

SII menyoroti bahwa negara seharusnya tidak melegitimasi kekuatan militer dalam ranah sipil. Ririn berpendapat bahwa negara maju tidak mengedepankan kekuatan militer, kecuali negara yang sengaja membodohi rakyatnya.

Aksi "Suara Ibu Indonesia" ini merupakan respons terhadap tindakan represif aparat kepolisian terhadap mahasiswa yang melakukan aksi penolakan UU TNI di berbagai daerah. Selain itu, gabungan organisasi perempuan ini juga menyuarakan penolakan terhadap UU TNI yang baru saja disahkan.

"Stop kekerasan pada mahasiswa! Batalkan revisi UU TNI! Kembalikan tentara ke tugas utamanya membela tanah air, bukan pejabat yang segelintir," seru rombongan ibu-ibu yang mengenakan pakaian putih.

Gerakan Ibu Peduli, yang diinisiasi oleh Karlina Leksono Supelli, menjadi inspirasi bagi aksi ini. Indah Ariana, Koordinator Media Gerakan Aksi Suara Ibu Indonesia, menjelaskan bahwa keresahan ibu-ibu terhadap krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia memicu emosi mereka untuk turun ke jalan. Kekhawatiran tentang masa depan anak-anak menjadi pemantik utama bagi para ibu untuk turun ke jalan saat ini, terutama karena tindakan represif aparat kepolisian terhadap mahasiswa.

Tuntutan Suara Ibu Indonesia:

  • Menghentikan kekerasan terhadap mahasiswa.
  • Membatalkan revisi UU TNI.
  • Mendorong TNI untuk kembali ke tugas utamanya membela negara, bukan terlibat dalam urusan sipil.

Aksi "Suara Ibu Indonesia" ini diharapkan dapat membuka mata publik dan pemangku kebijakan tentang pentingnya melindungi hak-hak mahasiswa untuk menyampaikan pendapat dan memastikan masa depan yang lebih baik bagi generasi penerus bangsa. Dukungan dari keluarga, terutama para ibu, menjadi energi penting bagi para mahasiswa yang berjuang untuk keadilan dan demokrasi.

Daftar Tuntutan Aksi

Berikut adalah poin-poin tuntutan dari aksi Suara Ibu Indonesia:

  • Hentikan Kekerasan Terhadap Mahasiswa: Menuntut aparat kepolisian untuk menghentikan tindakan represif terhadap mahasiswa yang melakukan aksi demonstrasi.
  • Batalkan Revisi UU TNI: Mendesak pemerintah dan DPR untuk membatalkan revisi UU TNI yang dianggap mengancam demokrasi dan kebebasan sipil.
  • Kembalikan TNI ke Tugas Utama: Menyerukan agar TNI fokus pada tugas utamanya dalam menjaga kedaulatan negara dan tidak terlibat dalam urusan politik atau sipil.

Suara Ibu Indonesia berharap tuntutan ini dapat didengar dan dipertimbangkan oleh pihak-pihak terkait demi terciptanya Indonesia yang lebih baik dan demokratis.