Puasa dan Paparan Konten Pornografi: Batas Antara Tidak Sengaja dan Kesengajaan

Puasa dan Paparan Konten Pornografi: Batas Antara Tidak Sengaja dan Kesengajaan

Di era digital yang serba mudah diakses, interaksi dengan konten-konten daring, termasuk yang bermuatan pornografi, menjadi tantangan tersendiri bagi umat muslim yang menjalankan ibadah puasa. Pertanyaan mengenai hukum melihat konten yang membuka aurat secara tidak sengaja kerap muncul, mengingat betapa mudahnya paparan terhadap konten-konten tersebut di media sosial dan platform online lainnya. Hal ini menimbulkan kekhawatiran akan dampaknya terhadap nilai ibadah puasa yang sedang dijalankan.

Hadits Rasulullah SAW, "كَمْ مِنْ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِهِ إِلَّا الْجُوْع وَالْعَطْش" (HR. An Nasa'i dan Ibnu Majjah), yang artinya, "Betapa banyak orang yang berpuasa, namun tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya kecuali lapar dan dahaga," mengingatkan kita akan pentingnya menjaga kualitas ibadah puasa. Menurut penjelasan Syaihul Anam, Pemimpin Majelis Ta'lim Al Fatih, salah satu hal yang dapat mengurangi pahala puasa adalah nadzoru bi syahwati, atau pandangan yang menimbulkan syahwat. Oleh karena itu, menjaga pandangan dari hal-hal yang berbau pornografi, serta menjauhi pendengaran dari maksiat, menjadi sangat penting selama bulan Ramadan.

Lebih lanjut, Syaihul Anam menjelaskan hukum melihat konten pornografi saat berpuasa. Beliau menekankan perbedaan antara melihat secara tidak sengaja dan sengaja. Melihat sekilas tanpa unsur kesengajaan, menurut beliau, tidaklah berdosa. Namun, melihat berulang kali atau dengan sengaja, akan mengurangi keberkahan dan pahala puasa. Hal ini menunjukkan bahwa niat dan kesengajaan memainkan peran penting dalam menentukan hukum suatu tindakan dalam konteks ibadah.

Perlu dipahami, keberkahan puasa bukan sekadar menahan lapar dan dahaga, melainkan juga menjaga diri dari segala bentuk perbuatan dan pikiran yang dapat mengurangi nilai ibadah tersebut. Oleh karena itu, kehati-hatian dalam berinteraksi dengan konten-konten digital menjadi sangat penting. Menjaga diri dari paparan konten-konten yang merangsang syahwat merupakan bagian integral dari upaya untuk meraih keberkahan dan pahala puasa yang maksimal. Umat Islam dianjurkan untuk senantiasa meningkatkan keimanan dan ketakwaan, sehingga mampu menjaga diri dari godaan-godaan duniawi, termasuk godaan untuk mengakses konten-konten yang tidak bermanfaat dan bahkan merugikan spiritualitas.

Kesimpulannya, meski melihat konten yang tidak senonoh secara tidak sengaja mungkin tidak membatalkan puasa, namun hal tersebut dapat mengurangi keberkahan dan pahala. Penting bagi setiap muslim untuk senantiasa meningkatkan kewaspadaan dan menjaga diri dari paparan konten-konten yang berpotensi merusak ibadah puasa serta ketaqwaan kepada Allah SWT. Semoga Ramadan ini menjadi momentum untuk meningkatkan kualitas ibadah dan mendekatkan diri kepada Sang Pencipta.

Sumber: Artikel ini ditulis berdasarkan sejumlah video pendek program Kuliah Ramadhan (Kurma) yang diproduksi detikJatim, ditayangkan khusus di bulan suci Ramadan.