Bank Mandiri Alokasikan Rp6,13 Triliun untuk Penuhi Kebutuhan Uang Tunai di Jawa Barat Saat Lebaran 2025
Bank Mandiri Siapkan Dana Triliunan Rupiah untuk Arus Mudik dan Lebaran di Jawa Barat
Menghadapi lonjakan kebutuhan uang tunai selama bulan Ramadhan dan perayaan Idul Fitri 1446 Hijriah, Bank Mandiri telah mempersiapkan alokasi dana sebesar Rp6,13 triliun khusus untuk wilayah Jawa Barat. Langkah antisipatif ini diambil untuk memastikan kelancaran transaksi dan memenuhi kebutuhan masyarakat selama periode krusial tersebut.
Nila Mayta Dwi Rihandjani, Regional CEO Bank Mandiri Region VI/Jawa Barat, mengungkapkan bahwa jumlah ini mengalami peningkatan sebesar 4 persen dibandingkan realisasi tahun sebelumnya. Hal ini menunjukkan komitmen Bank Mandiri untuk terus meningkatkan layanan dan menyesuaikan diri dengan dinamika kebutuhan masyarakat.
"Kami berkomitmen untuk memastikan ketersediaan uang tunai yang cukup bagi masyarakat Jawa Barat selama periode Ramadhan dan Idul Fitri. Peningkatan alokasi dana ini merupakan wujud komitmen kami dalam mendukung kelancaran aktivitas ekonomi dan memenuhi kebutuhan transaksi masyarakat," ujar Nila.
Fokus pada Optimalisasi ATM dan Layanan Digital
Sebagian besar dari alokasi dana tersebut, sekitar Rp5,04 triliun, akan digunakan untuk pengisian mesin ATM Bank Mandiri yang tersebar di seluruh Jawa Barat. Bank Mandiri juga mengoptimalkan jaringan ATM yang luas, termasuk yang terhubung dengan jaringan ATM Link, ATM Bersama, ATM Prima, dan Visa/Plus, dengan total 1.201 unit ATM/CRM (ATM Setor Tarik).
Selain ketersediaan uang tunai, Bank Mandiri juga terus memperkuat layanan digitalnya. Hal ini dilakukan melalui optimalisasi 18.290 mesin EDC (Electronic Data Capture) serta aplikasi Livin’ by Mandiri, yang menawarkan berbagai kemudahan transaksi bagi nasabah.
"Kami menyadari bahwa transaksi digital semakin diminati oleh masyarakat. Oleh karena itu, kami terus berupaya meningkatkan kualitas dan kenyamanan layanan digital kami melalui Livin’ by Mandiri dan jaringan EDC yang luas," tambah Nila.
Untuk mendukung kelancaran transaksi BI FAST, Bank Mandiri juga memastikan ketersediaan likuiditas yang memadai di Rekening Settlement Dana (RSD). Langkah ini diambil untuk mengantisipasi potensi lonjakan transaksi selama periode Ramadhan dan Idul Fitri.
Bank Mandiri juga melakukan preventive maintenance pada 202 ATM/CRM yang berlokasi strategis di berbagai titik penting seperti rest area, bandara, stasiun, terminal, pelabuhan, pusat perbelanjaan, hotel, SPBU, dan tempat wisata. Hal ini dilakukan untuk memastikan ketersediaan dan kelancaran layanan ATM bagi masyarakat yang sedang bepergian atau berlibur.
Kemudahan Top Up e-Money dan Ketersediaan Kartu e-Toll
Bank Mandiri memberikan kemudahan bagi nasabah untuk melakukan top up Mandiri e-Money kapan saja dan di mana saja. Bagi pengguna jalan tol yang belum memiliki kartu e-Toll, Bank Mandiri menyediakan 132.000 kartu yang tersedia di cabang, fitur Sukha di Livin’ by Mandiri, toko ritel, serta vending machine di lokasi transportasi dan stasiun.
Dukungan untuk Layanan Penukaran Uang Pecahan Kecil (UPK)
Bank Mandiri turut mendukung kebijakan Bank Indonesia dalam penyediaan layanan penukaran Uang Pecahan Kecil (UPK) bagi masyarakat menjelang Idul Fitri. Layanan ini tersedia melalui dua skema:
- Layanan penukaran terpadu: Layanan penukaran UPK yang dilakukan secara bersama-sama di lokasi yang ditentukan oleh Bank Indonesia.
- Layanan penukaran di loket cabang perbankan: Layanan penukaran UPK yang dilakukan di loket-loket cabang Bank Mandiri.
Layanan ini terbuka untuk nasabah dan non-nasabah, selama stok masih tersedia. Pemesanan dapat dilakukan melalui situs BI Pintar (https://pintar.bi.go.id/) dengan memilih lokasi bank dan nominal uang yang diinginkan.
Dengan berbagai persiapan dan layanan yang telah disiapkan, Bank Mandiri berharap dapat memberikan kontribusi positif dalam kelancaran arus mudik dan perayaan Idul Fitri 1446 Hijriah di Jawa Barat. Kesiapan ini mencerminkan komitmen Bank Mandiri untuk senantiasa menjadi mitra terpercaya bagi masyarakat dan mendukung pertumbuhan ekonomi di wilayah Jawa Barat.