Kemenag Gelar Sidang Isbat: Idul Fitri 2025 Diprediksi Jatuh 31 Maret, Simak Prosedurnya

Kemenag Gelar Sidang Isbat: Idul Fitri 2025 Diprediksi Jatuh 31 Maret, Simak Prosedurnya

Jakarta - Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag) bersiap menggelar sidang isbat untuk menetapkan awal Syawal 1446 Hijriah atau Hari Raya Idul Fitri 2025. Sidang isbat Idul Fitri 2025 akan dilaksanakan pada hari Sabtu, 29 Maret 2025, di Kantor Kemenag, Jalan MH Thamrin, Jakarta. Meskipun penetapan resmi masih menunggu hasil sidang, prediksi awal menunjukkan bahwa Idul Fitri 2025 kemungkinan besar akan jatuh pada hari Senin, 31 Maret 2025.

Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam (Dirjen Bimas Islam) Kemenag, Abu Rokhmad, menjelaskan bahwa sidang isbat akan berlangsung secara tertutup. Rangkaian acara akan dimulai dengan seminar tentang metode hisab dan rukyat pada pukul 16.00 WIB. Sidang isbat sendiri dijadwalkan mulai pukul 18.30 WIB, dan dilanjutkan dengan konferensi pers pada pukul 19.00 WIB.

Proses Sidang Isbat:

Sidang isbat merupakan mekanisme yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 tentang Peradilan Agama dan Keputusan Menteri Agama. Sidang ini melibatkan berbagai pihak, termasuk:

  • Pejabat Kementerian Agama
  • Perwakilan organisasi masyarakat Islam (ormas Islam), seperti Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah
  • Ahli astronomi
  • Ulama

Tahapan Sidang Isbat Idul Fitri 2025:

  1. Pembukaan: Sidang dibuka secara resmi oleh perwakilan dari Kementerian Agama.
  2. Seminar Hisab dan Rukyat: Para ahli akan memaparkan metode perhitungan astronomi (hisab) dan pengamatan hilal (rukyat) yang digunakan untuk menentukan awal bulan Syawal.
  3. Laporan Hasil Rukyat: Tim pemantau hilal dari Kemenag, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), dan ormas Islam akan menyampaikan laporan hasil pengamatan hilal dari berbagai lokasi di seluruh Indonesia.
  4. Sidang Isbat: Berdasarkan data hisab dan laporan rukyat, para peserta sidang akan bermusyawarah untuk menentukan 1 Syawal 1446 Hijriah.
  5. Konferensi Pers: Menteri Agama akan mengumumkan hasil sidang isbat secara resmi melalui konferensi pers yang disiarkan oleh berbagai media massa.

Prediksi Astronomis dan Kriteria MABIMS:

Secara astronomis, konjungsi atau ijtimak diperkirakan terjadi pada pukul 17.57 WIB tanggal 29 Maret 2025. Data astronomi menunjukkan bahwa posisi hilal saat matahari terbenam berada di antara minus tiga derajat di Papua hingga minus satu derajat di Aceh. Data-data ini akan diverifikasi melalui mekanisme rukyat. Namun, berdasarkan kriteria imkanur rukyat dari MABIMS (Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura), posisi hilal belum memenuhi syarat karena masih di bawah ketentuan minimal 3 derajat ketinggian dengan elongasi 6,4 derajat. Oleh sebab itu, hari raya Lebaran Idul Fitri 1 Syawal 2025 kemungkinan besar jatuh pada Senin, 31 Maret 2025.

Perbedaan Penetapan dengan Muhammadiyah:

Seperti tahun-tahun sebelumnya, ormas Muhammadiyah telah menetapkan 1 Syawal 2025 dan akan merayakan Lebaran tanpa menunggu hasil sidang Isbat dari Kementerian Agama. Perbedaan ini disebabkan oleh perbedaan metode yang digunakan dalam penentuan awal bulan Hijriah. Muhammadiyah menggunakan metode hisab hakiki wujudul hilal, sementara pemerintah menggunakan metode rukyatul hilal yang dikombinasikan dengan hisab.

Masyarakat diimbau untuk menunggu pengumuman resmi dari Kementerian Agama terkait penetapan 1 Syawal 1446 Hijriah. Hasil sidang isbat akan menjadi pedoman bagi umat Islam di Indonesia dalam merayakan Hari Raya Idul Fitri 2025.