Menyeimbangkan Dunia dan Akhirat: Hikmah Keseimbangan Hidup ala Rasulullah
Menyeimbangkan Dunia dan Akhirat: Hikmah Keseimbangan Hidup ala Rasulullah
Mencari keseimbangan antara tuntutan pekerjaan, kehidupan keluarga, dan pengabdian spiritual merupakan tantangan universal yang telah dihadapi manusia lintas zaman. Bahkan para sahabat Nabi Muhammad SAW pun pernah dilanda kebimbangan serupa, sebagaimana diceritakan oleh H. Muhammad Faiz, Lc, MA (Gus Faiz), Anggota Dewan Pengawas Syariah BTN, dalam sebuah kajian di detikKultum. Gus Faiz mengisahkan keresahan Hanzhalah dan Abu Bakar Ash-Shiddiq RA yang merasa terjerat di antara tuntutan duniawi dan kewajiban spiritual.
Kedua sahabat mulia ini mengungkapkan dilema mereka kepada Rasulullah SAW. Mereka merasa kedekatan mereka kepada Allah SWT menurun saat berinteraksi dengan dunia luar. Gus Faiz menukil perkataan mereka, menunjukkan bagaimana godaan kenikmatan duniawi dapat mengaburkan fokus spiritual. Rasulullah SAW, dengan bijaksananya, tidak menampik realitas tersebut, melainkan memberikan arahan yang penuh hikmah.
Nabi SAW mengajarkan pentingnya manajemen waktu yang bijak. Beliau menekankan perlunya membagi waktu untuk ibadah, bertaqarrub kepada Allah SWT, dan menjalani aktivitas duniawi. Bukan soal mengorbankan satu demi yang lain, melainkan menjalani keduanya secara proporsional. Gus Faiz merangkum ajaran Rasulullah SAW sebagai pedoman hidup yang seimbang:
- Waktu untuk ibadah: Menyisihkan waktu khusus untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT melalui sholat, dzikir, dan amalan lainnya.
- Waktu untuk istirahat: Memberikan waktu untuk beristirahat dan memulihkan tenaga, sesuatu yang penting untuk menjaga kesehatan fisik dan mental.
- Waktu untuk bekerja dan berinteraksi sosial: Menjalankan aktivitas pekerjaan dan berinteraksi sosial sebagai bagian dari tanggung jawab duniawi.
- Waktu untuk menikmati anugerah Allah: Menikmati ciptaan Allah SWT sebagai bentuk syukur dan tanda keseimbangan hidup.
Sebagai Ketua Umum MUI DKI Jakarta, Gus Faiz menekankan bahwa keseimbangan antara dunia dan akhirat merupakan kunci meraih kebahagiaan hakiki. Bekerja, sebagaimana ibadah, merupakan perintah agama. Namun, ketika panggilan sholat datang, semua aktivitas duniawi harus dikesampingkan untuk memenuhi kewajiban kepada Allah SWT. Keseimbangan ini, menurut Gus Faiz, akan membawa kedamaian dan kebahagiaan dalam hidup. Ia mengajak umat muslim untuk menjadikan bulan Ramadan sebagai momentum untuk melatih dan mengasah kemampuan dalam menyeimbangkan kehidupan duniawi dan spiritual, merajut harmoni antara tuntutan pekerjaan dan pengabdian kepada Allah SWT.
Kajian lengkap tentang 'Work Life Balance' dalam perspektif Islam ini dapat disaksikan di detikcom pada pukul 17.30 WIB selama bulan Ramadan. Kajian ini diharapkan dapat memberikan inspirasi dan panduan bagi umat muslim dalam menjalani kehidupan yang seimbang dan penuh berkah.