Krisis Air Teratasi: 131 Daerah di Indonesia Terima Akses Sanitasi Air Bersih dari Pertamina

Akhir Penantian: Ratusan Daerah di NTT dan Wilayah Lainnya Kini Miliki Akses Air Bersih

Kekeringan yang menjadi momok menakutkan bagi masyarakat Nusa Tenggara Timur (NTT) dan daerah lainnya di Indonesia, kini menemui titik terang. Setelah bertahun-tahun berjuang mengatasi krisis air bersih, warga di 131 daerah di seluruh nusantara dapat bernapas lega berkat inisiatif sanitasi air bersih yang digagas oleh PT Pertamina (Persero).

Sebelumnya, NTT menjadi salah satu wilayah yang paling terdampak kekeringan. Pada tahun 2023, delapan kabupaten mengalami kekeringan parah, sementara 14 wilayah lainnya berada dalam status siaga kekeringan. Kondisi ini memaksa warga untuk berjalan kaki hingga belasan kilometer demi mendapatkan air bersih, dengan harga yang cukup mahal, mencapai Rp 2.500 untuk setiap 20 liter.

Desa Tanaduen, di Kecamatan Kangae, Kabupaten Sikka, NTT, adalah salah satu contoh nyata wilayah yang sangat kesulitan mengakses air bersih. Kepala Desa Tanaduen, Paulus Johnson Aritos, mengungkapkan bahwa masalah air bersih selalu menjadi isu utama, terutama saat musim kemarau. Kebutuhan akan air bersih sangat penting untuk menjaga kesehatan, sanitasi, dan memenuhi kebutuhan dasar warga desa.

Solusi Berkelanjutan dari Pertamina

Namun, harapan baru muncul di akhir tahun 2024. Pemerintah daerah bekerja sama dengan PT Pertamina (Persero) untuk membangun infrastruktur air bersih yang komprehensif. Proyek ini meliputi pengeboran sumur, instalasi pompa air, pembangunan tempat penyimpanan air bersih berkapasitas 4.600 liter, sistem filterisasi, kelistrikan, dan jaringan distribusi yang menjangkau rumah-rumah warga.

Sarana air bersih ini diserahkan langsung kepada Pemerintah Desa Tanaduen sebagai aset desa, sehingga dapat dikelola dan dimanfaatkan secara optimal oleh seluruh masyarakat. Diharapkan, ketersediaan air bersih ini akan meningkatkan produktivitas ekonomi masyarakat dengan mengurangi biaya pengadaan air dan menghemat waktu yang sebelumnya digunakan untuk mencari air, sehingga warga dapat fokus pada kegiatan produktif lainnya.

Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Fadjar Djoko Santoso, menegaskan komitmen perusahaan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui penyediaan dan pengelolaan air bersih serta sanitasi yang berkelanjutan. Program ini sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) nomor 6, yaitu memastikan ketersediaan dan pengelolaan air bersih serta sanitasi yang berkelanjutan untuk semua.

Dampak Luas di Berbagai Daerah

Pada tahun 2024, Pertamina Group telah membangun 131 titik sanitasi air bersih yang tersebar di berbagai wilayah operasi perusahaan, meliputi:

  • Sumatera Utara
  • Sumatera Barat
  • Riau
  • Sumatera Selatan
  • Banten
  • Jawa Barat
  • Jawa Tengah
  • Yogyakarta
  • Jawa Timur
  • Kalimantan Utara
  • Kalimantan Selatan
  • Kalimantan Timur
  • Sulawesi Selatan
  • Nusa Tenggara Timur
  • Papua
  • Papua Barat Daya

"Pertamina tidak hanya melayani energi nasional, tetapi juga peduli dan mendukung kebutuhan masyarakat di berbagai bidang, termasuk kesehatan, pemberdayaan ekonomi, pelestarian lingkungan, dan pendidikan," ujar Fadjar. "Melalui program Sanitasi Air Bersih, kami berharap dapat membantu masyarakat untuk mendapatkan fasilitas dan sanitasi yang layak untuk kebutuhan sehari-hari."

Inisiatif ini juga sejalan dengan peringatan Hari Air Sedunia yang jatuh pada 23 Maret 2025. Pertamina berkomitmen untuk menjaga ketahanan energi dan mendorong kesejahteraan Indonesia melalui program sanitasi air bersih, serta mendukung target Net Zero Emission 2060 dengan program-program yang berdampak langsung pada pencapaian SDGs. Seluruh upaya ini merupakan implementasi dari prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) di seluruh lini bisnis dan operasi Pertamina.