Penentuan Akhir Ramadan 1446 H: Pemerintah Tunggu Sidang Isbat, Muhammadiyah Tetapkan 30 Ramadan
Akhir Ramadan 1446 H: Perbedaan Penentuan antara Pemerintah dan Muhammadiyah
Umat Muslim di seluruh dunia akan segera mengakhiri ibadah puasa Ramadan. Pertanyaan mengenai kapan puasa terakhir di bulan suci ini selalu menjadi perhatian, terutama karena penentuan awal Syawal, yang menandai Hari Raya Idulfitri, dapat berbeda antara satu kelompok dengan kelompok lainnya.
Di Indonesia, terdapat dua metode utama yang digunakan untuk menentukan awal Syawal dan dengan demikian, kapan puasa terakhir dilaksanakan. Pemerintah Indonesia menggunakan metode rukyatul hilal (melihat hilal atau bulan sabit baru), sementara organisasi Islam Muhammadiyah menggunakan metode hisab (perhitungan astronomi).
Penentuan Pemerintah melalui Sidang Isbat
Pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag) akan menggelar sidang isbat untuk menentukan awal Syawal 1446 Hijriah. Sidang ini akan melibatkan pengamatan hilal di berbagai titik di seluruh Indonesia. Hasil pengamatan hilal ini kemudian akan dimusyawarahkan bersama dengan para ulama, ahli astronomi, dan perwakilan organisasi Islam lainnya untuk diambil keputusan.
Jika hilal terlihat pada saat sidang isbat, maka 1 Syawal akan ditetapkan pada hari itu juga, dan puasa terakhir Ramadan jatuh pada hari tersebut. Namun, jika hilal tidak terlihat, maka bulan Ramadan akan digenapkan menjadi 30 hari, dan 1 Syawal akan jatuh pada hari berikutnya. Dengan demikian, umat Muslim yang mengikuti ketetapan pemerintah harus menunggu hasil sidang isbat untuk mengetahui kapan puasa terakhir mereka.
- Skenario 1: Jika sidang isbat menetapkan 1 Syawal jatuh pada tanggal 30 Maret 2025, maka puasa terakhir Ramadan adalah hari ini.
- Skenario 2: Jika sidang isbat menetapkan 1 Syawal jatuh pada tanggal 31 Maret 2025, maka puasa terakhir Ramadan adalah besok.
Ketetapan Muhammadiyah Berdasarkan Hisab
Berbeda dengan pemerintah, Muhammadiyah telah menetapkan 1 Syawal 1446 H jatuh pada tanggal 31 Maret 2025 berdasarkan metode hisab hakiki wujudul hilal. Metode ini menggunakan perhitungan astronomi yang cermat untuk menentukan posisi bulan. Berdasarkan perhitungan tersebut, Muhammadiyah meyakini bahwa pada saat matahari terbenam pada tanggal 29 Ramadan, hilal sudah berada di atas ufuk. Dengan demikian, Muhammadiyah menetapkan 1 Syawal jatuh pada hari berikutnya, yaitu 31 Maret 2025. Oleh karena itu, bagi warga Muhammadiyah, puasa terakhir Ramadan akan dilaksanakan pada tanggal 30 Ramadan.
Implikasi Perbedaan Penentuan
Perbedaan penentuan awal Syawal ini adalah hal yang biasa terjadi di Indonesia. Perbedaan ini disebabkan oleh perbedaan metode yang digunakan. Umat Muslim di Indonesia bebas untuk mengikuti ketetapan yang diyakini benar. Yang terpenting adalah tetap menjaga persatuan dan kesatuan, serta menghormati perbedaan pendapat yang ada.
Menjelang akhir Ramadan ini, umat Muslim diimbau untuk meningkatkan ibadah dan memperbanyak amalan saleh. Semoga Allah SWT menerima seluruh amal ibadah kita selama bulan Ramadan dan memberikan kita keberkahan di Hari Raya Idulfitri yang akan datang.