Kasus Pertamax Oplosan Picu Lonjakan Penjualan BBM Shell di Blitar

Kasus Pertamax Oplosan Picu Lonjakan Penjualan BBM Shell di Blitar

Kasus dugaan pengoplosan BBM Pertamax yang tengah menjadi sorotan publik berdampak signifikan terhadap penjualan bahan bakar minyak (BBM) di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Shell di Jalan M.Hatta, Kota Blitar, Jawa Timur. Penjualan BBM di SPBU tersebut dilaporkan melonjak drastis hingga empat kali lipat dalam kurun waktu satu pekan terakhir. Hal ini diungkapkan langsung oleh Site Manager SPBU Shell Blitar, Yohana Stovia, saat dikonfirmasi pada Rabu (5/3/2025).

Menurut Yohana, sebelum munculnya kasus tersebut, penjualan harian BBM di SPBU yang dipimpinnya rata-rata mencapai Rp 25 juta. Namun, pasca mencuatnya kasus dugaan pengoplosan Pertamax yang bermula dari investigasi Kejaksaan Agung terkait dugaan korupsi di Pertamina, angka penjualan meroket tajam menjadi Rp 100 juta per hari. Lonjakan ini, kata Yohana, terjadi secara signifikan dan merata pada kedua jenis BBM yang dijual, yaitu Shell Super dengan RON 92 dan Shell V-Power dengan RON 95. Shell Super saat ini dibanderol dengan harga Rp 13.590 per liter, sementara Shell V-Power dijual seharga Rp 14.060 per liter (harga berlaku sejak 1 Maret 2025).

Lebih lanjut, Yohana menjelaskan bahwa peningkatan penjualan tidak hanya terjadi secara tiba-tiba. Sejak Desember 2024, terjadi peningkatan penjualan yang cukup signifikan, meskipun belum selangsung dan setinggi lonjakan pasca-kasus Pertamax. Peningkatan tersebut, menurutnya, berkorelasi dengan sejumlah laporan kerusakan kendaraan di Blitar yang diduga disebabkan oleh penggunaan BBM produksi Pertamina. Meskipun demikian, peningkatan penjualan yang mencapai empat kali lipat ini diyakini sebagai dampak langsung dari kurangnya kepercayaan konsumen terhadap kualitas BBM Pertamax.

Yohana menambahkan bahwa SPBU Shell yang ia kelola merupakan satu-satunya di wilayah Kota dan Kabupaten Blitar. SPBU Shell terdekat berada di Pare, Kabupaten Kediri. Hal ini menjelaskan mengapa SPBU Shell Blitar mendapat lonjakan penjualan yang cukup signifikan, karena melayani konsumen dari berbagai wilayah, termasuk Tulungagung dan sebagian wilayah Kediri. Kondisi ini menunjukkan tingginya animo masyarakat untuk beralih ke merek BBM lain di tengah kekhawatiran akan kualitas BBM yang beredar.

Lonjakan penjualan di SPBU Shell Blitar ini menjadi indikasi kuat terkait dampak negatif dari kasus dugaan pengoplosan BBM Pertamax terhadap kepercayaan konsumen. Peristiwa ini menunjukkan urgensi pengawasan dan penegakan hukum yang lebih ketat terhadap praktik-praktik yang dapat merugikan konsumen dan mengancam keselamatan publik. Kejadian ini juga menjadi catatan penting bagi industri BBM nasional untuk senantiasa memperhatikan kualitas produk dan memperkuat kepercayaan konsumen.