Sakit Wajah Berkepanjangan, Wanita Ini Ternyata Idap Tumor Otak Langka

Misteri Nyeri Wajah Terungkap: Tumor Otak Langka Ditemukan pada Wanita AS

Seorang wanita bernama Nicola Shaw (38) asal Amerika Serikat, mengalami serangkaian gejala aneh yang bermula dari nyeri ringan di wajah. Awalnya, ia mengira bahwa nyeri tersebut hanya akibat stres pasca-perjalanan wisata ke Antartika. Namun, dugaannya meleset jauh setelah pemeriksaan medis mengungkapkan kondisi yang jauh lebih serius: tumor otak langka.

Perjalanan Nicola mencari tahu penyebab sakitnya diwarnai dengan berbagai tantangan. Dimulai dengan rasa kesemutan di pipi, gejala tersebut secara bertahap berkembang menjadi nyeri hebat yang menjalar ke hidung, mata, dan kepala. Intensitas nyeri yang tak tertahankan bahkan menyebabkan Nicola pingsan.

"Awalnya, saya pikir hanya stres biasa. Tetapi, memasuki Januari 2023, rasa sakitnya semakin meluas dan menyiksa. Rasanya begitu hebat hingga membuat saya tidak bisa beraktivitas, terkapar, dan hanya bisa memegangi kepala," ungkap Nicola, seperti dikutip dari Hindustan Times.

Kondisi yang terus memburuk mendorong Nicola untuk mencari pertolongan medis. Pemindaian Magnetic Resonance Imaging (MRI) kemudian mengungkapkan adanya meningioma, yaitu tumor yang tumbuh dari selaput yang mengelilingi otak dan sumsum tulang belakang. Lebih mengkhawatirkan lagi, tumor tersebut berlokasi di area yang sangat langka dan berbahaya, berdekatan dengan batang otak dan saraf optik. Diagnosa ini tentu saja mengejutkan Nicola.

"Saya sempat tidak percaya dan bersikeras bahwa dokter salah mendiagnosa. Namun, hasil pemindaian tidak bisa berbohong. Saya harus segera menemui ahli bedah saraf," tuturnya.

Tim medis menjelaskan bahwa tingkat kesulitan operasi pengangkatan tumor di area tersebut sangat tinggi. Hanya sekitar 2% dari seluruh kasus tumor otak yang berada di lokasi tersebut. Prospek yang kurang menggembirakan ini sempat membuat Nicola putus asa.

Perjuangan Melawan Tumor Otak Langka

Operasi pengangkatan tumor dilakukan selama 10 jam di Northwestern Hospital Chicago. Setelah operasi, Nicola mengalami sejumlah efek samping, termasuk masalah penglihatan, kehilangan ingatan, dan nyeri di bagian rahang. Meskipun dokter berhasil mengangkat sekitar 95% tumor, kabar buruk kembali datang enam bulan kemudian: tumor tersebut tumbuh kembali.

Nicola kemudian menjalani perawatan lanjutan menggunakan prosedur Gamma Knife, sebuah metode pembedahan non-invasif yang menggunakan radiasi sinar gamma untuk menargetkan tumor tanpa memerlukan sayatan bedah. Prosedur ini digambarkan Nicola sebagai pengalaman yang paling menyakitkan selama masa perawatannya.

Setelah serangkaian perawatan intensif, Nicola memutuskan untuk kembali ke kampung halamannya di Inggris. Di sana, ia fokus pada pemulihan fisik dan mental. Selama sembilan bulan berikutnya, ia menjalani perawatan rutin dan bergabung dengan komunitas pasien untuk mendapatkan dukungan.

Saat ini, berdasarkan hasil pemindaian berkala, kondisi tumor Nicola stabil. Perjalanannya melawan penyakit langka ini menjadi inspirasi bagi banyak orang untuk tidak menyerah dan terus berjuang demi kesehatan.

Ringkasan Perawatan Nicola Shaw

Berikut adalah ringkasan dari perawatan yang dijalani oleh Nicola Shaw:

  • Awal Gejala: Nyeri wajah setelah perjalanan ke Antartika.
  • Diagnosa: Meningioma (tumor otak langka) di dekat batang otak dan saraf optik.
  • Operasi Pertama: Pengangkatan 95% tumor di Northwestern Hospital Chicago.
  • Perawatan Lanjutan: Prosedur Gamma Knife setelah tumor tumbuh kembali.
  • Pemulihan: Kembali ke Inggris untuk pemulihan fisik dan mental.
  • Kondisi Terkini: Tumor dalam kondisi stabil.

Kisah Nicola Shaw mengingatkan kita akan pentingnya untuk tidak mengabaikan gejala-gejala aneh pada tubuh dan segera mencari pertolongan medis. Selain itu, dukungan dari keluarga, teman, dan komunitas pasien sangat penting dalam proses pemulihan dari penyakit serius.