Prediksi Idul Fitri 2025: Hilal Belum Terlihat, 1 Syawal Diprediksi 31 Maret
Kementerian Agama Republik Indonesia melalui Tim Hisab Rukyat telah menyampaikan hasil perhitungan (hisab) terkait posisi hilal sebagai penentu awal bulan Syawal 1446 Hijriah. Berdasarkan perhitungan tersebut, posisi hilal pada saat matahari terbenam di wilayah Indonesia belum memenuhi kriteria visibilitas hilal yang telah disepakati oleh Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS).
Penjelasan Tim Hisab Rukyat
Cecep Nurwendaya, anggota Tim Hisab Rukyat Kemenag, menjelaskan dalam sebuah seminar yang diadakan sebagai rangkaian acara menjelang sidang isbat, bahwa ketinggian hilal di Jakarta saat matahari terbenam masih berada di bawah ufuk, yaitu -1,85 derajat. Bentuk sabit muda hilal pun masih dalam posisi 'telungkup' meskipun telah memiliki umur tertentu. Temuan ini mengindikasikan bahwa secara hisab, hilal belum memenuhi syarat untuk dapat terlihat.
"Pada saat terbenamnya matahari di Jakarta, ketinggian hilalnya masih negatif, di bawah ufuk -1,85 derajat. Bagaimana dengan bentuk sabit muda, hilalnya bentuk sabit muda telungkup walaupun sudah ada umur, tapi karena negatif bentuknya masih telungkup," ujar Cecep.
Cecep juga menambahkan bahwa posisi hilal di seluruh wilayah Indonesia tidak memenuhi kriteria minimum MABIMS, yaitu tinggi hilal minimal 3 derajat dan elongasi minimal 6,4 derajat. Berdasarkan data yang dipaparkan, tinggi hilal di Indonesia berkisar antara -3,26 derajat di Jayapura hingga -1,08 derajat di Banda Aceh. Sementara itu, elongasi hilal berada pada rentang 1,21 derajat hingga 1,61 derajat.
Implikasi Hasil Hisab
Hasil hisab ini mengindikasikan bahwa 1 Syawal 1446 Hijriah kemungkinan besar akan jatuh pada hari Senin, 31 Maret 2025. Namun, Cecep menekankan bahwa hasil perhitungan ini perlu dikonfirmasi melalui metode rukyat, yaitu pengamatan langsung hilal. Sidang isbat akan menjadi forum resmi untuk menetapkan awal bulan Syawal 1446 H berdasarkan hasil hisab dan rukyat.
Kriteria MABIMS
Kriteria MABIMS menjadi acuan utama dalam penentuan awal bulan Hijriah di Indonesia dan negara-negara tetangga. Kriteria ini mensyaratkan tinggi hilal minimal 3 derajat dan elongasi minimal 6,4 derajat agar hilal dapat terlihat dengan mata telanjang atau alat bantu optik. Jika hilal tidak memenuhi kriteria ini, maka bulan Ramadan akan digenapkan menjadi 30 hari.
Konfirmasi Melalui Rukyat
Meskipun hasil hisab menunjukkan hilal belum memenuhi kriteria MABIMS, Kemenag tetap akan melakukan rukyatul hilal di berbagai lokasi di seluruh Indonesia. Hasil rukyat ini akan menjadi pertimbangan penting dalam sidang isbat untuk menetapkan secara resmi awal bulan Syawal 1446 Hijriah. Masyarakat diimbau untuk menunggu pengumuman resmi dari pemerintah terkait penetapan Idul Fitri 1446 H.
Kesimpulan
Berdasarkan perhitungan hisab, posisi hilal pada saat matahari terbenam di wilayah Indonesia belum memenuhi kriteria MABIMS. Hal ini mengindikasikan bahwa 1 Syawal 1446 H diperkirakan akan jatuh pada tanggal 31 Maret 2025. Namun, penetapan resmi akan dilakukan melalui sidang isbat setelah mempertimbangkan hasil rukyatul hilal.