Wulan Guritno Tempuh Egg Freezing: Upaya Merencanakan Momongan di Usia Matang

Wulan Guritno Tempuh Egg Freezing: Upaya Merencanakan Momongan di Usia Matang

Aktris ternama Wulan Guritno baru-baru ini mengungkapkan keputusannya untuk menjalani prosedur pembekuan sel telur atau egg freezing. Pengakuan ini memicu diskusi hangat mengenai pilihan reproduksi yang semakin populer di kalangan wanita karir dan mereka yang ingin menunda kehamilan.

Wulan Guritno, dalam sebuah wawancara dengan Denny Sumargo, menyatakan keinginannya untuk memiliki anak lagi sebelum menginjak usia 45 tahun. Meskipun telah memiliki tiga buah hati dari pernikahan sebelumnya, Wulan tidak menutup kemungkinan untuk menambah momongan jika kelak menemukan pasangan hidup yang baru. Egg freezing menjadi langkah antisipatif yang diambilnya untuk menjaga opsi tersebut tetap terbuka.

Mengenal Lebih Dekat Egg Freezing

Secara medis, egg freezing, yang juga dikenal sebagai kriopreservasi oosit, adalah sebuah proses pembekuan sel telur wanita (oosit) yang diambil dari ovarium. Sel telur ini disimpan dalam kondisi sangat dingin untuk digunakan di masa depan. Ketika seorang wanita siap untuk hamil, sel telur beku tersebut dicairkan dan dibuahi dengan sperma melalui proses bayi tabung atau in vitro fertilization (IVF), kemudian ditanamkan di dalam rahim.

Prosedur ini menjadi semakin relevan mengingat fakta bahwa kesuburan wanita secara alami menurun seiring bertambahnya usia. Wanita umumnya mengalami menopause pada usia akhir 40-an atau awal 50-an, yang menandai berakhirnya masa reproduksi. Egg freezing menawarkan kesempatan bagi wanita untuk "mengamankan" sel telur mereka pada usia yang lebih muda, ketika kualitas dan kuantitasnya masih optimal.

Tahapan Prosedur Egg Freezing

Proses egg freezing melibatkan beberapa tahapan yang membutuhkan konsultasi dan pemantauan ketat oleh dokter spesialis fertilitas:

  1. Evaluasi Medis: Dokter akan melakukan pemeriksaan riwayat kesehatan pasien secara menyeluruh, termasuk siklus menstruasi dan kadar hormon melalui tes darah.
  2. Stimulasi Ovarium: Pasien akan menerima suntikan hormon untuk merangsang ovarium agar menghasilkan lebih banyak sel telur dalam satu siklus menstruasi. Biasanya wanita hanya menghasilkan 1 sel telur perbulan, dengan hormon diharapkan menghasilkan lebih banyak.
  3. Pengambilan Sel Telur (Oocyte Retrieval): Setelah sekitar 10-12 hari stimulasi, dokter akan mengambil sel telur yang matang dari folikel ovarium menggunakan jarum khusus yang dipandu oleh USG transvaginal. Pengambilan sel telur biasanya dilakukan dengan bius ringan agar pasien merasa nyaman.
  4. Pembekuan Sel Telur (Vitrifikasi): Sel telur yang telah diambil segera dibekukan dengan teknik vitrifikasi, yaitu proses pembekuan cepat yang meminimalkan pembentukan kristal es yang dapat merusak sel. Proses pembekuan ini sangat penting untuk menjaga kualitas sel telur.
  5. Pencairan dan Pembuahan: Ketika pasien siap untuk hamil, sel telur beku akan dicairkan dan dibuahi dengan sperma pasangan di laboratorium melalui proses IVF. Embrio yang berhasil terbentuk kemudian ditanamkan ke dalam rahim.

Tingkat Keberhasilan dan Faktor Penentu

Tingkat keberhasilan egg freezing sangat bervariasi dan dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk:

  • Usia Wanita Saat Pembekuan: Semakin muda usia wanita saat membekukan sel telurnya, semakin tinggi kemungkinan keberhasilan kehamilan di masa depan.
  • Kualitas Sperma: Kualitas sperma yang digunakan dalam pembuahan juga sangat penting.
  • Jumlah Sel Telur yang Dibekukan: Semakin banyak sel telur yang dibekukan, semakin besar peluang untuk mendapatkan embrio yang berkualitas.
  • Kondisi Rahim dan Kesehatan Wanita: Kesehatan rahim dan kondisi kesehatan wanita secara keseluruhan juga berperan dalam keberhasilan implantasi embrio.
  • Teknologi dan Keahlian Klinik: Teknologi yang digunakan dan keahlian tim medis di klinik fertilitas juga mempengaruhi hasil akhir.

Menurut data dari American Society for Reproductive Medicine (ASRM), tingkat keberhasilan kehamilan hidup dari sel telur beku berkisar antara 2% hingga 12% untuk wanita di bawah usia 38 tahun. Penting untuk dicatat bahwa egg freezing bukanlah jaminan mutlak untuk kehamilan di masa depan, tetapi merupakan upaya proaktif untuk memperbesar peluang tersebut.

Konsultasi dengan Dokter Spesialis Fertilitas

Bagi wanita yang mempertimbangkan egg freezing, sangat disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis fertilitas. Dokter akan memberikan informasi yang komprehensif mengenai prosedur ini, mengevaluasi kondisi kesehatan pasien, dan membantu menentukan apakah egg freezing merupakan pilihan yang tepat. Dengan informasi yang akurat dan dukungan medis yang tepat, wanita dapat membuat keputusan yang terbaik untuk rencana reproduksi mereka.