Kisruh Keuangan PSIS Semarang: Evandro Brandao Hengkang, Ungkap Keterlambatan Gaji, Manajemen Beri Bantahan
Kisruh Keuangan PSIS Semarang: Evandro Brandao Hengkang, Ungkap Keterlambatan Gaji, Manajemen Beri Bantahan
Klub sepak bola PSIS Semarang tengah diterpa isu kurang sedap terkait masalah finansial. Pemain asing asal Angola, Evandro Brandao, memutuskan untuk mengakhiri kontraknya dengan Laskar Mahesa Jenar dengan alasan keterlambatan pembayaran gaji. Pengumuman ini disampaikan langsung oleh Evandro melalui akun Instagram pribadinya.
Evandro mengungkapkan bahwa keterlambatan gaji sudah mencapai empat bulan. Kondisi ini membuatnya sulit untuk memenuhi kebutuhan keluarganya, sehingga ia terpaksa mengambil keputusan berat untuk mengakhiri kerja sama dengan PSIS. Pemain berusia 33 tahun ini juga menyinggung kurangnya upaya dari pihak klub untuk mencari solusi atas masalah ini. Dia merasa tidak dihargai dan seperti dimanipulasi.
"Dengan kesedihan saya menulis ini untuk mengumumkan pemutusan kontrak saya dengan PSIS," tulis Evandro di Instagram. "Ini merupakan keputusan yang sangat sulit, tapi tak bisa dihindari karena keterlambatan gaji yang signifikan, yang sekarang sampai empat bulan. Dalam hidup, itu bukan cuma masalah finansial, di atas itu semua mengenai respek dan nilai."
Evandro bergabung dengan PSIS Semarang pada musim ini setelah sebelumnya bermain untuk RANS Nusantara FC. Selama berseragam PSIS, ia telah tampil dalam delapan pertandingan di Liga 1 dan mencetak dua gol serta satu assist. Pertandingan terakhirnya bersama PSIS adalah saat melawan PSM Makassar pada 16 Februari 2024 yang berakhir imbang 1-1.
Kepergian Evandro menambah daftar masalah yang tengah dihadapi PSIS Semarang. Sebelumnya, klub berjuluk Laskar Mahesa Jenar ini juga sempat mendapatkan boikot dari suporter yang menuntut CEO tim, Yoyok Sukawi, untuk mengundurkan diri. Isu finansial memang menjadi salah satu faktor yang memicu ketidakpuasan suporter.
Menanggapi pernyataan Evandro, manajemen PSIS Semarang memberikan klarifikasi. CEO PSIS, Yoyok Sukawi, membantah bahwa keterlambatan gaji mencapai empat bulan. Ia mengklaim bahwa keterlambatan hanya terjadi selama 12 hari. Selain itu, Yoyok juga menuding Evandro melakukan tindakan indisipliner dengan mogok latihan dan menolak bermain dalam pertandingan. Atas tindakan tersebut, manajemen memberikan sanksi berupa pemotongan gaji sebesar 20 persen.
"Kita akui memang ada keterlambatan gaji 12 hari. Namun yang bersangkutan justru melakukan tindakan indisipliner mogok latihan dan tidak mau menjalankan tugasnya mengikuti pertandingan, maka kami keluarkan sanksi pemotongan gaji 20 persen sesuai yang ada di kontrak kerja," jelas Yoyok.
Berikut poin-poin penting dari perseteruan ini:
- Evandro Brandao mengakhiri kontrak dengan PSIS Semarang karena keterlambatan gaji.
- Evandro mengklaim keterlambatan gaji mencapai empat bulan.
- Manajemen PSIS membantah dan menyebut keterlambatan hanya 12 hari.
- PSIS menuding Evandro melakukan tindakan indisipliner.
- Manajemen memberikan sanksi pemotongan gaji kepada Evandro.
Kasus ini tentu menjadi pukulan bagi PSIS Semarang yang tengah berjuang untuk meraih hasil positif di Liga 1. Dampak dari perseteruan ini terhadap performa tim akan menjadi perhatian di pertandingan-pertandingan selanjutnya. Penggemar PSIS berharap masalah ini dapat segera diselesaikan secara baik-baik agar tim dapat kembali fokus dan meraih kemenangan.
Dampak Potensial Kisruh PSIS:
- Moril Tim Menurun: Ketidakpastian finansial dapat menurunkan semangat pemain dan staf.
- Performa di Lapangan Terpengaruh: Konsentrasi pemain bisa terpecah, memengaruhi hasil pertandingan.
- Citra Klub Tercoreng: Isu ini dapat merusak reputasi klub di mata pemain, sponsor, dan penggemar.
- Potensi Eksodus Pemain: Pemain lain mungkin mempertimbangkan untuk pindah jika masalah gaji berlanjut.
Manajemen PSIS Semarang perlu segera mengambil langkah konkret untuk menyelesaikan masalah ini demi menjaga stabilitas tim dan kepercayaan dari para pendukung.