Khidmat Tarawih Terakhir di Pulau Dewata: Masjid Asasuttaqwa Diterangi Kesederhanaan di Tengah Sunyinya Nyepi
Salat Tarawih di Bali: Harmoni dalam Kesunyian Nyepi
Malam terakhir Ramadan di Bali menghadirkan pemandangan yang unik dan penuh makna. Di tengah khidmat Hari Raya Nyepi, umat Muslim di Pulau Dewata melaksanakan Salat Tarawih dengan penuh kesederhanaan. Masjid Asasuttaqwa, yang terletak di Kampung Bugis, Tuban, Badung, menjadi saksi bisu harmoni antarumat beragama di pulau ini.
Keterbatasan Jumlah Jemaah dan Suasana Khusyuk
Sidik, Ketua Takmir Masjid Asasuttaqwa, menjelaskan bahwa jumlah jemaah yang hadir pada Salat Tarawih terakhir ini dibatasi. Hanya sekitar 10 orang, terdiri dari warga sekitar masjid dan pengurus, yang diperkenankan mengikuti ibadah. Pembatasan ini dilakukan sebagai bentuk penghormatan terhadap Hari Raya Nyepi yang sedang berlangsung. Kendati demikian, keterbatasan ini tidak mengurangi kekhusyukan ibadah. Jemaah tetap melaksanakan Salat Tarawih dengan khidmat, diterangi cahaya seadanya di tengah kegelapan malam.
Pengaruh Mudik dan Prediksi Salat Idul Fitri
Selain pembatasan karena Nyepi, Sidik juga menyebutkan bahwa sebagian besar masyarakat Muslim di sekitar masjid telah mudik untuk merayakan Hari Raya Idul Fitri di kampung halaman masing-masing. Hal ini juga menjadi faktor penyebab berkurangnya jumlah jemaah pada Salat Tarawih. Sidik memprediksi bahwa Salat Idul Fitri tahun ini juga tidak akan seramai tahun-tahun sebelumnya.
Pengalaman Kedua: Nyepi dan Ramadan Beriringan
Sidik mengungkapkan bahwa ini adalah kali kedua Hari Raya Nyepi bertepatan dengan bulan Ramadan. Perbedaannya, pada tahun sebelumnya, Nyepi bertepatan dengan awal bulan puasa. Meski demikian, umat Muslim di Bali tetap menunjukkan toleransi dan saling menghormati dengan umat Hindu yang sedang menjalankan ibadah Nyepi.
Refleksi Harmoni dan Toleransi
Kondisi Salat Tarawih yang senyap dan sunyi di Masjid Asasuttaqwa pada malam Nyepi ini menjadi simbol harmoni dan toleransi antarumat beragama di Bali. Umat Muslim tetap menjalankan ibadahnya dengan khusyuk, sementara umat Hindu menjalankan ibadah Nyepi dengan tenang. Keadaan ini menunjukkan bahwa perbedaan keyakinan tidak menjadi penghalang untuk hidup berdampingan secara damai dan saling menghormati.
Berikut poin penting dalam berita ini:
- Salat Tarawih Terakhir: Dilaksanakan di Masjid Asasuttaqwa, Bali, saat Hari Raya Nyepi.
- Pembatasan Jemaah: Hanya warga sekitar dan pengurus masjid yang diizinkan mengikuti salat.
- Pengaruh Mudik: Banyak warga Muslim yang sudah mudik menjelang Idul Fitri.
- Kondisi Gelap: Ibadah dilaksanakan dengan penerangan terbatas.
- Harmoni dan Toleransi: Simbol kerukunan umat beragama di Bali.