Gempa Dahsyat Guncang Myanmar: Ribuan Korban Jiwa, Kerusakan Parah, dan Seruan Bantuan Internasional dari Junta Militer
Gempa Dahsyat Guncang Myanmar: Ribuan Korban Jiwa, Kerusakan Parah, dan Seruan Bantuan Internasional dari Junta Militer
Gempa bumi berkekuatan magnitudo 7,7 mengguncang wilayah Sagaing, Myanmar, pada Jumat (28/3), memicu kerusakan signifikan dan hilangnya nyawa secara tragis. Guncangan gempa terasa hingga negara tetangga seperti Thailand, menyebabkan kepanikan dan kerusakan di beberapa wilayah.
Dampak Gempa yang Meluas
Menurut laporan media pemerintah MRTV, jumlah korban tewas akibat gempa di Myanmar telah mencapai sedikitnya 1.002 jiwa, dengan 2.376 orang lainnya mengalami luka-luka. Kerusakan bangunan dilaporkan meluas di berbagai wilayah yang terdampak gempa. Di Thailand, sebuah gedung pencakar langit yang sedang dalam proses pembangunan dilaporkan roboh, menyebabkan setidaknya delapan orang tewas. Upaya pencarian dan penyelamatan masih terus dilakukan untuk menemukan korban yang mungkin masih terjebak di reruntuhan.
US Geological Survey (USGS) memperkirakan bahwa jumlah korban tewas akibat gempa di Myanmar berpotensi melebihi 10.000 jiwa. Perkiraan ini didasarkan pada intensitas guncangan dan kepadatan populasi di wilayah yang terdampak, namun tidak memperhitungkan potensi dampak lanjutan seperti tanah longsor, likuifaksi, dan tsunami.
Respon Pemerintah dan Seruan Bantuan Internasional
Menyusul gempa dahsyat tersebut, pemimpin junta militer Myanmar, Min Aung Hlaing, muncul di televisi untuk menyampaikan pidato dan mengumumkan keadaan darurat. Ia juga menyerukan bantuan internasional untuk mengatasi dampak gempa.
"Saya secara pribadi telah mengunjungi beberapa lokasi yang terkena dampak untuk menilai situasinya. Saya ingin meminta semua orang untuk bergandengan tangan dan mendukung misi penyelamatan yang sedang berlangsung," ujar Min Aung Hlaing.
Min Aung Hlaing menyatakan bahwa Myanmar terbuka untuk menerima bantuan dari organisasi dan negara manapun yang bersedia membantu. Ia menyebutkan bahwa India akan mengirimkan bantuan.
Seruan bantuan internasional ini menjadi sorotan mengingat latar belakang Min Aung Hlaing sebagai pemimpin militer yang kontroversial dan menjadi subjek permintaan surat perintah penangkapan dari Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) atas dugaan kejahatan terhadap kelompok minoritas Rohingya. Junta militer Myanmar juga dikenal jarang bekerja sama dengan komunitas internasional.
Analisis Ahli dan Potensi Gempa Susulan
Ahli geologi asal Amerika Serikat, Jess Phoenix, menjelaskan bahwa kekuatan yang dilepaskan oleh gempa sebesar ini setara dengan sekitar 334 bom atom. Ia juga memperingatkan bahwa gempa susulan dapat terjadi selama beberapa bulan mendatang akibat pergerakan lempeng tektonik di wilayah tersebut. Phoenix menambahkan bahwa kerusakan di Myanmar dapat diperparah oleh konflik internal yang sedang berlangsung.
Direktur Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, menjelaskan bahwa guncangan gempa di Myanmar dapat menyebabkan kerusakan parah di Thailand karena fenomena Vibrasi Periode Panjang (Long Vibration Period). Ia menjelaskan bahwa tanah lunak di Bangkok merespons gempa dari jarak jauh dan membentuk resonansi yang berdampak pada bangunan tinggi.
"Tanah lunak tebal di Bangkok merespons gempa jauh membentuk resonansi mengancam gedung-gedung tinggi," ujarnya.
Daryono juga menduga bahwa ambruknya bangunan di Bangkok disebabkan oleh efek direktivitas, yaitu efek yang terjadi ketika energi gempa terfokus dalam satu arah.
Daftar Kerugian dan Dampak Gempa
Berikut daftar kerugian dan dampak gempa yang terjadi di Myanmar:
- Korban jiwa mencapai 1.002 orang tewas dan 2.376 orang luka-luka.
- Kerusakan bangunan meluas di berbagai wilayah Myanmar.
- Gedung pencakar langit roboh di Thailand dan delapan orang tewas.
Gempa Myanmar ini menjadi pengingat akan kerentanan wilayah tersebut terhadap aktivitas seismik dan pentingnya kesiapsiagaan serta mitigasi bencana.