Presiden NDB Terpukau Kebijakan Ekonomi Prabowo, Indonesia Diundang Bergabung

Presiden NDB Terpukau Kebijakan Ekonomi Prabowo, Indonesia Diundang Bergabung

Jakarta, Indonesia – Presiden New Development Bank (NDB), Dilma Vana Rousseff, menyatakan kekagumannya terhadap visi dan arah kebijakan ekonomi pemerintahan Presiden Prabowo Subianto setelah pertemuan bilateral yang berlangsung pada hari Selasa, 25 Maret 2025. Pertemuan tersebut menyoroti potensi kolaborasi antara Indonesia dan NDB, sebuah lembaga keuangan multilateral yang didirikan oleh negara-negara BRICS (Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan) pada tahun 2014.

Kekaguman Rousseff terungkap melalui unggahan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati di akun Instagram pribadinya (@smindrawati) pada hari Sabtu, 29 Maret 2025. Sri Mulyani merinci tiga poin utama yang membuat Presiden NDB, yang juga merupakan mantan Presiden Brasil, terkesan dengan Indonesia di bawah kepemimpinan Prabowo.

Tiga Pilar Kekaguman Presiden NDB:

  1. Program Prioritas Nasional: Makan Bergizi Gratis dan Hilirisasi

    Dalam pertemuan tersebut, Presiden Prabowo memaparkan secara detail program-program prioritas nasional yang menjadi fokus pemerintahannya. Salah satu yang paling menarik perhatian adalah program Makan Bergizi Gratis (MBG), sebuah inisiatif ambisius untuk meningkatkan kualitas gizi masyarakat Indonesia, terutama anak-anak. Selain itu, program swasembada pangan dan hilirisasi industri juga menjadi sorotan. Presiden Dilma Rousseff memberikan apresiasi terhadap visi Prabowo yang menekankan penguatan fondasi nasional di bidang pangan dan nilai tambah produk melalui hilirisasi. Ia juga berbagi pengalaman Brasil dan India terkait program serupa.

  2. Pengembangan Energi Hijau: Komitmen Biofuel B-40

    Presiden NDB juga terkesan dengan komitmen kuat Indonesia dalam mengembangkan energi terbarukan, khususnya melalui program Biofuel B-40. Brasil, yang telah lebih dulu mengembangkan biofuel, saat ini baru mencapai implementasi B-14. Langkah Indonesia dalam mengembangkan B-40 menunjukkan keseriusan dalam transisi energi dan upaya mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil. Komitmen ini dipandang sebagai langkah strategis dalam mencapai pembangunan berkelanjutan.

  3. Stabilitas dan Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan

    Kinerja ekonomi Indonesia yang positif dan stabil, didukung oleh perencanaan jangka panjang yang matang dan monitoring yang detail, juga menjadi daya tarik tersendiri bagi Presiden NDB. Indonesia dipandang sebagai emerging market yang kuat dan menonjol di tengah ketidakpastian ekonomi global. Stabilitas dan pertumbuhan ini menjadi fondasi yang kokoh untuk menarik investasi dan mendorong pembangunan yang inklusif.

Indonesia Diundang Bergabung dengan NDB

Atas dasar kekaguman tersebut, Presiden Dilma Rousseff secara resmi mengundang Indonesia untuk menjadi anggota NDB. Presiden Prabowo menyambut baik undangan tersebut dan memutuskan untuk menerima tawaran tersebut setelah melalui kajian teknis mendalam dari Kementerian Keuangan. Keanggotaan Indonesia di NDB diharapkan dapat membuka peluang kolaborasi yang lebih luas dengan lembaga-lembaga pembangunan di Indonesia, seperti Danantara, dalam membiayai proyek-proyek infrastruktur dan pembangunan berkelanjutan.

Bergabungnya Indonesia dengan NDB tidak hanya akan memperkuat posisi Indonesia di kancah internasional, tetapi juga akan memberikan akses ke sumber pendanaan alternatif untuk mendukung program-program pembangunan prioritas nasional. Hal ini diharapkan dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia.