Menjaga Kesucian Nyepi: Kisah Pengabdian Pecalang Desa Adat Tuban
Menjaga Kesucian Nyepi: Kisah Pengabdian Pecalang Desa Adat Tuban
Setiap tahun, saat umat Hindu di Bali merayakan Hari Raya Nyepi, kehidupan di pulau dewata seolah berhenti. Aktivitas duniawi terhenti total, memberikan ruang bagi introspeksi dan penyucian diri. Di balik kesunyian dan kedamaian Nyepi, terdapat sekelompok individu yang tanpa lelah menjaga keamanan dan ketertiban, memastikan kesucian hari raya tetap terjaga. Mereka adalah pecalang, polisi adat yang menjadi garda terdepan pengamanan desa.
Di Desa Adat Tuban, menjelang Hari Raya Nyepi 2025, sosok Wayan Merta, seorang pecalang berpengalaman dengan masa pengabdian lebih dari dua dekade, berbagi cerita tentang suka duka yang dialaminya selama bertugas. Merta, yang juga menjabat sebagai Ketua Jagabaya Prajuru Desa Adat Tuban, mengungkapkan bahwa tanggung jawab pecalang selama Nyepi sangat besar. Mereka harus berpatroli selama 24 jam penuh, memastikan tidak ada pelanggaran terhadap aturan Nyepi dan menjaga keamanan masyarakat.
Suka Duka Menjadi Pecalang
Selama 20 tahun lebih mengemban tugas sebagai pecalang, Merta memiliki segudang pengalaman yang tak terlupakan. Ia bercerita tentang bagaimana ia pernah membantu mengantar seorang ibu hamil ke rumah sakit di tengah sunyinya Nyepi, atau ketika ia harus membawa wisatawan yang sakit ke fasilitas medis terdekat. Pengalaman-pengalaman ini menjadi bukti nyata peran penting pecalang dalam menjaga keselamatan dan kesejahteraan masyarakat, bahkan di saat-saat yang paling sakral.
"Jadi pihak perusahaan apapun jenisnya itu sudah ada komunikasi dan koordinasi dengan desa adat. Apapun yang terjadi harus koordinasi dengan desa adat," ujar Merta, menekankan pentingnya koordinasi antara desa adat dan berbagai pihak, termasuk perusahaan, dalam menjaga ketertiban selama Nyepi.
Menariknya, latar belakang para pecalang di Desa Adat Tuban sangat beragam. Merta mengungkapkan bahwa anggotanya berasal dari berbagai profesi, mulai dari pensiunan polisi, purnawirawan TNI, hingga dosen. Keberagaman ini membawa kekayaan pengalaman dan pengetahuan yang berharga bagi tim pecalang.
Persiapan Menjelang Nyepi
Menjelang Nyepi, para pecalang di Desa Adat Tuban secara intensif mempersiapkan diri. Mereka berkoordinasi untuk merencanakan strategi pengamanan, termasuk saat malam pengerupukan, yaitu sehari sebelum Nyepi. Rapat persiapan biasanya dilakukan sekitar 20 hari sebelum hari raya.
"Paling lama 20 hari sebelum Nyepi selalu kami di prajuru desa lakukan rapat persiapan," kata Merta.
Merta bersyukur bahwa hingga saat ini, wilayah Desa Adat Tuban yang memiliki masyarakat heterogen tetap aman dan terkendali. Ia mengapresiasi kerjasama yang baik dari seluruh masyarakat dalam menciptakan kondisi yang nyaman dan kondusif selama Nyepi.
Peran Pembinaan dan Koordinasi
Para pecalang di Desa Adat Tuban juga mendapatkan pembinaan dari senior-senior pecalang yang berpengalaman. Beberapa di antaranya adalah purnawirawan kepolisian dan purnawirawan TNI dengan pangkat mayor, serta dosen. Pembinaan ini sangat penting untuk meningkatkan kemampuan dan pengetahuan para pecalang dalam menjalankan tugas mereka.
Rata-rata, para pecalang di Desa Adat Tuban telah mengabdi selama lebih dari 10 tahun. Dedikasi dan pengalaman mereka menjadi modal berharga dalam menjaga keamanan dan ketertiban selama Hari Raya Nyepi.
Dengan semangat pengabdian dan kerjasama yang solid, para pecalang Desa Adat Tuban terus berkomitmen untuk menjaga kesucian dan kedamaian Nyepi, memastikan umat Hindu dapat menjalankan ibadah dengan khusyuk dan aman.