Perubahan Iklim dan Aktivitas Manusia Ancam Ratusan Spesies Jamur di Seluruh Dunia
Ancaman Kepunahan Jamur Meningkat Akibat Perubahan Iklim dan Aktivitas Manusia
International Union for Conservation of Nature (IUCN) baru-baru ini mengeluarkan peringatan mengenai meningkatnya ancaman terhadap keberadaan jamur di seluruh dunia. Ancaman ini dipicu oleh kombinasi faktor, termasuk deforestasi, praktik pertanian yang tidak berkelanjutan, dan kebakaran hutan yang diperparah oleh perubahan iklim. Jamur memegang peranan vital dalam ekosistem, menjadi fondasi kehidupan bagi banyak tanaman di Bumi.
Berdasarkan pembaruan terbaru dari "Daftar Merah Spesies Terancam" IUCN, setidaknya 411 dari 1.300 spesies jamur yang telah dievaluasi secara komprehensif terancam punah. Angka ini menggarisbawahi urgensi tindakan konservasi untuk melindungi keanekaragaman hayati jamur yang sangat penting bagi keseimbangan ekologis global.
Faktor-faktor Pemicu Kepunahan Jamur:
- Ekspansi Pertanian dan Perkotaan: Hampir 300 spesies jamur terancam akibat pesatnya pertumbuhan wilayah pertanian dan perkotaan. Konversi lahan alami menjadi lahan pertanian dan permukiman menghilangkan habitat jamur dan mengganggu siklus hidup mereka.
- Polusi: Limpasan nitrogen dan amonia dari pupuk pertanian, serta polusi dari mesin dan industri, menjadi ancaman serius bagi 91 spesies jamur. Bahan kimia berbahaya ini mencemari tanah dan air, merusak miselium jamur dan menghambat pertumbuhan mereka. Salah satu contohnya adalah Hygrocybe intermedia, spesies jamur populer di Eropa, yang sangat rentan terhadap polusi nitrogen.
-
Deforestasi: Penebangan hutan untuk diambil kayunya atau untuk membuka lahan bagi tanaman pangan merupakan ancaman eksistensial utama bagi setidaknya 198 spesies jamur. Hilangnya hutan menghilangkan substrat tempat jamur tumbuh dan menghancurkan jaringan simbiosis kompleks antara jamur dan pohon.
IUCN menekankan bahwa penebangan hutan tua secara besar-besaran sangat merusak bagi jamur, karena jamur tersebut tidak memiliki waktu yang cukup untuk pulih dalam sistem rotasi kehutanan. Spesies jamur Tricholoma colossus, misalnya, telah diklasifikasikan sebagai rentan karena hilangnya 30 persen hutan pinus tua di Finlandia, Swedia, dan Rusia sejak pertengahan 1970-an. * Perubahan Iklim: Pemanasan global juga merupakan faktor pemicu kepunahan jamur, dengan lebih dari 50 spesies jamur berisiko punah akibat perubahan suhu dan pola curah hujan yang ekstrem.
Implikasi Kepunahan Jamur
Direktur Jenderal IUCN, Grethel Aguilar, menekankan pentingnya jamur sebagai pahlawan kehidupan yang tidak dikenal di Bumi. Jamur membentuk fondasi ekosistem yang sehat, namun keberadaan mereka seringkali diabaikan. Penilaian kepunahan jamur saat ini hanya mencakup sebagian kecil dari jumlah spesies jamur yang tercatat, yaitu sekitar 150.000 spesies, sementara perkiraan jumlah spesies jamur di Bumi mencapai 2,5 juta. Ini mengindikasikan bahwa jumlah jamur yang terancam punah mungkin jauh lebih besar dari angka yang dilaporkan.
Profesor Anders Dahlberg, yang mengoordinasikan penilaian terbaru ini, menjelaskan bahwa meskipun jamur sebagian besar hidup tersembunyi di bawah tanah dan di dalam kayu, hilangnya jamur berdampak signifikan pada kehidupan di atas tanah yang bergantung padanya. Kehilangan jamur mengurangi layanan ekosistem dan ketahanan yang mereka berikan, mulai dari ketahanan terhadap kekeringan dan patogen pada tanaman dan pohon hingga penyimpanan karbon di dalam tanah.
Selain itu, banyak jamur yang dapat dimakan, digunakan dalam produksi makanan dan minuman termasuk fermentasi, serta menjadi dasar obat-obatan. Kehilangan keanekaragaman jamur dapat mengancam sumber pangan, industri, dan kesehatan manusia.
Saatnya untuk mengubah pengetahuan ini menjadi tindakan nyata untuk menjaga populasi jamur yang luar biasa dan memastikan kelangsungan ekosistem yang sehat dan berkelanjutan.