Waspada 'Earthquake Drunk': Dampak Psikologis Gempa Thailand-Myanmar dan Cara Mengatasinya

Thailand Waspadai Dampak Psikologis Gempa: Kenali 'Earthquake Drunk' dan Cara Mengatasinya

Otoritas kesehatan di Thailand meningkatkan kewaspadaan terhadap dampak psikologis gempa bumi yang baru-baru ini mengguncang wilayah tersebut dan negara tetangga, Myanmar. Salah satu fenomena yang menjadi perhatian khusus adalah 'Earthquake Drunk' atau Post-Earthquake Dizziness Syndrome (PEDS), sebuah kondisi yang menyebabkan pusing berkepanjangan meskipun getaran gempa telah berhenti.

Varoth Chotpitayasunondh, juru bicara Departemen Kesehatan Mental Thailand, menekankan pentingnya kesadaran dan pemantauan diri terhadap perubahan emosional dan perilaku setelah gempa. Kegelisahan (anxiety) adalah respons normal terhadap bencana alam, namun stres yang berkelanjutan perlu diwaspadai.

"Setiap individu perlu mengevaluasi perasaan, pikiran, dan perubahan perilaku mereka," ujar Varoth, seperti dikutip dari Nation Thailand. Ia menambahkan bahwa mengidentifikasi rasa takut yang spesifik dapat membantu mengantisipasi potensi gangguan seperti Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD).

Mengenal 'Earthquake Drunk' (PEDS)

'Earthquake Drunk' atau Post-Earthquake Dizziness Syndrome (PEDS) ditandai dengan:

  • Pusing yang persisten atau tidak hilang setelah gempa.

Gejala ini dapat sangat mengganggu aktivitas sehari-hari dan memengaruhi kualitas hidup. Varoth memberikan beberapa tips untuk mengatasi pusing akibat PEDS:

  • Istirahat yang cukup.
  • Menghindari aktivitas fisik yang berlebihan.
  • Duduk dengan tenang.
  • Menjaga hidrasi tubuh dengan minum air yang cukup.
  • Menghindari penggunaan layar yang memantulkan bayangan (seperti ponsel atau tablet).

Jika gejala pusing tidak mereda, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan medis yang tepat.

Panduan Mengatasi Distres Emosional Pasca-Gempa

Selain 'Earthquake Drunk', otoritas kesehatan Thailand juga memberikan panduan umum untuk mengatasi distres emosional pasca-gempa. Pairoj Saonoi, Deputi Manajer ThaiHealth, menyarankan beberapa langkah berikut:

  • Kembali ke Rutinitas: Usahakan untuk kembali menjalankan aktivitas sehari-hari secepat mungkin untuk memulihkan rasa normal dan kontrol.
  • Informasi Terpercaya: Ikuti perkembangan informasi dari sumber berita yang terpercaya untuk menghindari kepanikan yang tidak perlu.
  • Dukungan Sosial: Berbagi perasaan dan pengalaman dengan keluarga, teman, atau kelompok dukungan dapat membantu mengurangi stres dan merasa tidak sendirian.

Dengan meningkatkan kesadaran akan dampak psikologis gempa dan mengambil langkah-langkah yang tepat, diharapkan masyarakat Thailand dapat pulih secara optimal dari pengalaman traumatis ini.