Krisis BBM Mengancam Bengkulu: Pendangkalan Alur Pelabuhan Picu Status Darurat

Gubernur Bengkulu, Helmi Hasan, bergerak cepat menyikapi ancaman krisis Bahan Bakar Minyak (BBM) yang membayangi provinsinya. Hal ini menyusul pengumuman status darurat level I oleh Pertamina akibat terhambatnya pasokan BBM ke Bengkulu. Penyebab utama dari situasi genting ini adalah pendangkalan alur Pelabuhan Pulau Baai, yang mengakibatkan kapal pengangkut BBM kesulitan untuk bersandar.

Sidak dan Rapat Darurat

Menanggapi laporan tersebut, Helmi Hasan langsung melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke Pelabuhan Pulau Baai pada hari Sabtu, 29 Maret 2025. Didampingi oleh sejumlah pejabat terkait, Helmi Hasan meninjau langsung kondisi alur pelabuhan yang mengalami pendangkalan parah. Setelah sidak, Gubernur Helmi Hasan menggelar rapat darurat dengan PT Pelindo dan Pertamina untuk mencari solusi cepat dan efektif guna mengatasi masalah ini.

Pembentukan Tim Tanggap Darurat

Hasil dari rapat tersebut adalah pembentukan tim tanggap darurat yang bertugas untuk mengambil langkah-langkah penanggulangan selama masa darurat. Tim ini akan fokus pada beberapa hal krusial, termasuk:

  • Mencari alternatif proses penyandaran dan unloading kargo kapal tanker dengan tetap mengutamakan aspek keselamatan.
  • Berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait, baik internal perusahaan maupun stakeholder eksternal, untuk memastikan kelancaran pasokan BBM.
  • Memastikan ketersediaan BBM bagi masyarakat dan mencegah terjadinya panic buying.

Imbauan kepada Masyarakat

Gubernur Helmi Hasan mengimbau masyarakat Bengkulu untuk tidak panik dan tidak membeli BBM secara berlebihan. Ia meyakinkan bahwa pemerintah provinsi dan Pertamina sedang bekerja keras untuk mengatasi masalah ini secepat mungkin. Helmi Hasan juga meminta masyarakat untuk mempercayakan penanganan situasi ini kepada pihak berwenang dan tidak terprovokasi oleh informasi yang tidak benar.

Dampak Lebih Luas

Masalah pendangkalan alur Pelabuhan Pulau Baai tidak hanya berdampak pada pasokan BBM. Sebelumnya, kondisi ini juga telah menyebabkan terhentinya layanan transportasi laut menuju Pulau Enggano. Kapal Ferry Pulo Telo, yang menjadi andalan warga Enggano, tidak dapat keluar dari kolam pelabuhan akibat sedimentasi pasir yang parah. Akibatnya, ratusan pemudik yang hendak menuju Pulau Enggano terpaksa menunda atau bahkan membatalkan perjalanan mereka.

Surat Permohonan kepada Menteri Perhubungan

Melihat kondisi yang semakin memprihatinkan, Gubernur Helmi Hasan telah mengirimkan surat kepada Menteri Perhubungan untuk meminta penanganan segera terhadap kondisi kritis alur pelabuhan. Dalam suratnya, Helmi Hasan meminta Menteri Perhubungan untuk menugaskan PT Pelindo agar mempercepat pengerukan alur Pelabuhan Pulau Baai. Pengerukan alur pelabuhan ini dinilai sebagai solusi jangka pendek yang paling efektif untuk mengatasi masalah pendangkalan dan memulihkan kelancaran arus transportasi laut di Bengkulu.

Krisis BBM yang mengancam Bengkulu ini menjadi pengingat akan pentingnya pemeliharaan infrastruktur pelabuhan secara berkala. Pendangkalan alur pelabuhan dapat terjadi akibat berbagai faktor, seperti sedimentasi alami, erosi, dan kurangnya perawatan. Oleh karena itu, pemerintah daerah dan pusat perlu bekerja sama untuk memastikan bahwa pelabuhan-pelabuhan di seluruh Indonesia selalu dalam kondisi yang optimal agar tidak mengganggu kelancaran pasokan barang dan jasa, serta aktivitas ekonomi masyarakat.