Airbus Percepat Dekarbonisasi Penerbangan dengan Fokus pada Pesawat Hidrogen
Airbus Pacu Pengembangan Pesawat Bertenaga Hidrogen untuk Masa Depan Penerbangan Berkelanjutan
Airbus, raksasa dirgantara Eropa, menegaskan kembali komitmennya dalam mewujudkan dekarbonisasi sektor penerbangan. Langkah signifikan diambil dengan memfokuskan pengembangan pesawat bertenaga hidrogen yang diharapkan dapat beroperasi secara komersial dalam beberapa tahun mendatang. Inisiatif ini menandai babak baru dalam upaya mengurangi jejak karbon industri penerbangan yang selama ini menjadi sorotan.
Bruno Fichefeux, Head of Future Programmes Airbus, menegaskan bahwa hidrogen adalah inti dari strategi dekarbonisasi perusahaan. "Dedikasi kami terhadap penerbangan bertenaga hidrogen tidak tergoyahkan," ujarnya. Airbus meyakini bahwa pesawat yang ditenagai oleh sel bahan bakar hidrogen memiliki potensi besar untuk merevolusi transportasi udara, melengkapi penggunaan bahan bakar penerbangan berkelanjutan (SAF).
Tantangan dan Solusi dalam Pengembangan Pesawat Hidrogen
Sebelumnya, Airbus sempat menunda target peluncuran pesawat hidrogen hingga tahun 2035 akibat lambatnya perkembangan ekosistem dan teknologi hidrogen. Namun, kini perusahaan menunjukkan optimisme baru seiring dengan kemajuan yang telah dicapai dalam beberapa tahun terakhir.
Salah satu tantangan utama adalah menciptakan sistem propulsi yang efisien dan andal. Airbus memilih teknologi sel bahan bakar hidrogen sebagai solusi utama, setelah melalui serangkaian pengujian prototipe dan penelitian teknologi terkait, seperti kriogenik untuk penyimpanan hidrogen cair. Sel bahan bakar hidrogen bekerja dengan mengubah hidrogen dan oksigen menjadi energi listrik melalui reaksi kimia, menghasilkan air sebagai satu-satunya produk sampingan. Sistem ini akan menggerakkan motor listrik yang memutar baling-baling pesawat.
Glenn Llewellyn, Kepala Proyek ZEROe Airbus, menjelaskan bahwa perusahaan telah menjajaki berbagai konsep propulsi hidrogen selama lima tahun terakhir. "Kami yakin konsep yang sepenuhnya bertenaga listrik ini dapat menyediakan kepadatan daya yang diperlukan untuk pesawat komersial bertenaga hidrogen dan dapat berkembang seiring dengan kematangan teknologinya," katanya.
Dampak Penerbangan Terhadap Lingkungan dan Solusi Berkelanjutan
Industri penerbangan saat ini menyumbang sekitar 2-3% dari emisi gas rumah kaca (GRK) global, dan angka ini berpotensi meningkat tajam jika tidak ada tindakan yang diambil. Oleh karena itu, berbagai inisiatif sedang diupayakan untuk mengurangi dampak iklim dari sektor ini, termasuk:
- Peningkatan efisiensi pesawat.
- Pengembangan bahan bakar penerbangan berkelanjutan (SAF).
- Pengembangan pesawat dengan sistem propulsi rendah atau nol karbon, seperti listrik atau berbasis hidrogen.
Penggunaan hidrogen sebagai bahan bakar dipandang sebagai solusi jangka panjang yang menjanjikan, mengingat potensinya untuk diproduksi melalui metode bebas karbon dan kandungan energi yang lebih tinggi per berat dibandingkan bahan bakar jet konvensional.
Langkah Selanjutnya dalam Pengembangan Pesawat Hidrogen
Airbus berencana untuk fokus pada pengembangan sistem penyimpanan, distribusi, dan propulsi hidrogen dalam beberapa tahun mendatang. Selain itu, perusahaan juga akan aktif mengadvokasi pembentukan kerangka regulasi yang diperlukan untuk memastikan bahwa pesawat bertenaga hidrogen dapat beroperasi dengan aman dan efisien.
Dengan komitmen yang kuat dan inovasi berkelanjutan, Airbus bertekad untuk memimpin transformasi industri penerbangan menuju masa depan yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan.