Jogo Toya: Inisiatif Relawan Irigasi di Klaten Selamatkan Lahan Pertanian dan Wariskan Kemandirian
Jogo Toya: Inisiatif Relawan Irigasi di Klaten Selamatkan Lahan Pertanian dan Wariskan Kemandirian
Di bawah senja yang mulai meredup di Juwiring, Klaten, semangat membara terpancar dari Bendung Bagor. Di sanalah, Kamulyan Sumartono, Ketua Forum Relawan Irigasi (FRI) Jogo Toya, memutar tuas bendungan, mengalirkan kehidupan ke sawah-sawah yang dahaga.
Lebih dari dua dekade, petani di hilir Sub Daerah Aliran Sungai (DAS) Pusur berjuang keras untuk mendapatkan air. Ironisnya, saluran irigasi yang seharusnya menjadi urat nadi pertanian justru mengalami kerusakan parah. Sedimen menumpuk, saluran bocor, bahkan sebagian dialihfungsikan menjadi jalan. Kondisi ini diperparah dengan absennya petugas pengairan dari pemerintah.
Akibatnya, banyak petani beralih ke pompa diesel untuk menyedot air tanah. Namun, biaya operasional yang tinggi memaksa mereka menyerah. Lahan-lahan pertanian pun terbengkalai, berubah menjadi lahan tidur yang memilukan. Suara mesin diesel yang dulu meraung setiap hari, kini hanya menjadi kenangan pahit.
Semangat Gotong Royong Lahirkan Jogo Toya
Kondisi memprihatinkan ini mendorong para petani untuk bersatu. Dengan semangat gotong royong, mereka membentuk FRI Jogo Toya Kamulyan. Jogo Toya, dalam bahasa Jawa, berarti "menjaga air". Filosofi ini menjadi landasan perjuangan mereka, bahwa air bukan hanya sumber daya, tetapi juga warisan berharga yang harus dilestarikan untuk generasi mendatang.
Dengan peralatan sederhana, para relawan membersihkan saluran irigasi yang tersumbat lumpur dan sedimen. Tanpa anggaran khusus, mereka mengandalkan patungan dari para petani dan bantuan alat berat dari PT Tirta Investama (Danone-AQUA). Bantuan ekskavator dari AQUA sangat membantu mempercepat normalisasi irigasi.
Jogo Toya juga menerapkan sistem pembagian air yang adil. Setiap desa mendapat jatah air selama 24 jam dalam seminggu, dengan pengawasan ketat untuk mencegah penyalahgunaan. Sistem ini memastikan enam desa – Juwiring, Kenaiban, Bulurejo, Kwarasan, Tanjung, dan Bolopleret – mendapatkan air secara merata.
Untuk menjaga ketertiban, forum menunjuk seorang juru kunci bendungan. Petugas ini bertugas mengawasi pembagian air dan mencegah petani mengambil air melebihi jatahnya. Dengan sistem ini, konflik antarpetani akibat perebutan air dapat diminimalisir.
Dampak Nyata bagi Petani
Setelah bertahun-tahun berjuang, kerja keras para relawan mulai membuahkan hasil. Lebih dari 80 persen lahan yang dulu tidak terairi kini kembali produktif. Desa-desa sekitar yang awalnya apatis, kini mulai peduli dengan irigasi. Para petani yang dulu hanya mengeluh, kini memahami akar permasalahan dan turut berpartisipasi dalam mencari solusi.
Keberadaan Jogo Toya tidak hanya mengalirkan air, tetapi juga mengubah pola pikir petani. Mereka menyadari pentingnya pengelolaan air yang baik. Dengan sistem irigasi yang berfungsi, hasil pertanian meningkat signifikan. Satu hektare sawah kini dapat menghasilkan Rp 40-45 juta per musim panen. Petani tidak lagi bergantung pada pompa diesel yang mahal.
Air yang mengalir alami melalui irigasi juga menghemat biaya pertanian. Petani tidak perlu lagi membeli bahan bakar untuk pompa air. Selain itu, lingkungan menjadi lebih hijau. Sawah yang dulu mengering kini kembali subur.
Tantangan dan Harapan
Meski telah mencapai banyak kemajuan, tantangan tetap ada. FRI belum menerima bantuan rutin dari pemerintah. Biaya operasional dan perawatan masih ditanggung oleh petani melalui urunan dan gotong royong.
Perubahan iklim juga menjadi ancaman serius. Saat musim kemarau panjang, debit air yang masuk ke bendungan menurun drastis. Namun, para relawan tetap berusaha membagi air seadil mungkin.
Semangat gotong royong menjadi kekuatan utama Jogo Toya. Bagi para relawan, Jogo Toya bukan hanya tentang menjaga aliran air, tetapi juga mempertahankan kemandirian petani. Mereka berharap, usaha ini dapat terus memberikan manfaat bagi petani, sehingga air dapat terus menghidupi sawah mereka.
"Apa yang kami lakukan ini dengan ikhlas. Harapannya, usaha ini bisa memberi manfaat bagi petani, agar air bisa terus menghidupi sawah mereka. Selama kami masih ada, air harus tetap mengalir," kata Sumartono dengan senyum tulus.
Inisiatif Jogo Toya menjadi contoh nyata bagaimana semangat gotong royong dan kepedulian terhadap lingkungan dapat mengubah kehidupan masyarakat.