Evaluasi Besar-besaran Objek Wisata Hibisc Fantasy Puncak: Dampak Kebijakan Gubernur dan Nasib Karyawan

Evaluasi Besar-besaran Objek Wisata Hibisc Fantasy Puncak: Dampak Kebijakan Gubernur dan Nasib Karyawan

PT Jaswita Lestari Jaya (JLJ), pengelola objek wisata Hibisc Fantasy Puncak di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, tengah melakukan evaluasi menyeluruh atas operasionalnya. Langkah ini diambil sebagai respons terhadap instruksi Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, dan komitmen perusahaan terhadap prinsip pariwisata berkelanjutan. Direktur PT JLJ, Angga Kusnan, menjelaskan bahwa evaluasi ini merupakan bagian dari komitmen perusahaan untuk memastikan pengelolaan objek wisata tersebut selaras dengan prinsip-prinsip lingkungan dan kesejahteraan masyarakat.

Angga menekankan bahwa evaluasi ini bukan semata-mata reaksi atas instruksi Gubernur, melainkan juga merupakan langkah proaktif dari manajemen baru PT JLJ untuk memastikan keberlanjutan Hibisc Fantasy. Evaluasi mencakup kajian lingkungan mendalam, guna mengidentifikasi potensi dampak negatif terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar. "Kami berkomitmen untuk memastikan kehadiran Hibisc Fantasy tidak menimbulkan keresahan bagi masyarakat," tegas Angga dalam wawancara pada Rabu (5/3/2025).

Salah satu dampak langsung dari evaluasi besar-besaran ini adalah pemutusan hubungan kerja (PHK) sementara terhadap sebagian besar karyawan. Sebanyak 150 dari 200 karyawan, atau sekitar 70 persen, terpaksa dirumahkan sementara. Angga menjelaskan bahwa langkah ini merupakan konsekuensi dari perluasan cakupan evaluasi dan upaya untuk merestrukturisasi operasional wisata tersebut. Karyawan yang tersisa difokuskan untuk pemeliharaan fasilitas.

Proyek Hibisc Fantasy Puncak, yang dimulai sejak tahun 2022, memanfaatkan lahan seluas kurang dari 2 hektar dari lahan kebun teh tidak produktif milik PTPN seluas 21 hektar. Angga menjelaskan bahwa izin lingkungan dan AMDAL telah diperoleh sejak awal proyek, di bawah manajemen sebelumnya. Manajemen baru, yang mulai bertugas pada tahun 2024, kini melanjutkan proses evaluasi dan pembenahan yang sedang berlangsung.

Hibisc Fantasy menawarkan sekitar 30 wahana, mulai dari wahana anak-anak hingga wahana ekstrem seperti Turbo Drop, Bianglala, dan Rainbow Slide. Dalam upaya menjaga kelestarian lingkungan, pembangunan di lokasi tersebut dibatasi, dengan menghindari penggunaan beton dan mengutamakan paving blok untuk meningkatkan resapan air. Komitmen terhadap lingkungan ini menjadi salah satu fokus utama dalam evaluasi yang sedang dilakukan.

PT JLJ, sebagai Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Jawa Barat, menyatakan kesiapannya untuk bekerja sama sepenuhnya dengan pemerintah dan masyarakat dalam proses evaluasi ini. Pihak manajemen terbuka terhadap masukan dan kritik konstruktif demi perbaikan dan keberlanjutan operasional Hibisc Fantasy Puncak.

Evaluasi ini diharapkan dapat menghasilkan perbaikan yang signifikan dalam pengelolaan objek wisata, sehingga mampu beroperasi secara berkelanjutan, ramah lingkungan, dan memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar tanpa menimbulkan dampak negatif.