Harga Kopi Pagaralam Melonjak Tajam, Tingkatkan Kesejahteraan Petani

Harga Kopi Pagaralam Melonjak Tajam, Tingkatkan Kesejahteraan Petani

Harga kopi robusta di Kota Pagaralam, Sumatera Selatan, mengalami lonjakan signifikan dalam beberapa bulan terakhir, memberikan angin segar bagi para petani kopi di daerah tersebut. Berdasarkan informasi yang dihimpun dari beberapa petani, harga kopi biji di tingkat petani saat ini mencapai kisaran Rp75.000 hingga Rp80.000 per kilogram. Lonjakan harga ini merupakan kabar gembira bagi para petani yang sebelumnya hanya menerima harga jual sekitar Rp20.000 per kilogram.

Asnadi, seorang petani kopi di Desa Pagarjaya, Kecamatan Pagaralam Selatan, Kota Pagaralam, membenarkan hal tersebut. Ia mengungkapkan bahwa harga kopi sempat menyentuh angka Rp80.000 per kilogram beberapa hari lalu, sebelum sedikit menurun menjadi Rp75.000 per kilogram saat ini. Asnadi menjelaskan, kenaikan harga yang signifikan ini dimulai sejak Januari 2023, di mana harga kopi terus merangkak naik dari kisaran Rp20.000 hingga mencapai angka tertinggi saat ini. Dengan luas kebun kopi dua hektar dan rata-rata hasil panen satu ton per hektar, Asnadi kini mampu meraup keuntungan hingga Rp150 juta per musim panen.

Kenaikan harga kopi tidak hanya dirasakan di tingkat petani. Asnadi, yang juga memiliki toko oleh-oleh di Pagaralam, menuturkan bahwa harga kopi kemasan yang sebelumnya dijual seharga Rp150.000 per kilogram, kini telah meningkat menjadi Rp300.000 hingga Rp350.000 per kilogram. Hal ini menunjukkan dampak positif lonjakan harga kopi terhadap seluruh rantai pasok, mulai dari petani hingga penjual produk olahan kopi.

Lonjakan harga kopi ini disambut positif oleh para petani. Kenaikan pendapatan yang signifikan secara langsung meningkatkan kesejahteraan mereka dan keluarga. Seorang petani lain, Piuk, yang memiliki kebun kopi seluas 10 hektar, bahkan memprediksi harga kopi akan terus naik hingga mencapai Rp90.000 per kilogram. Piuk berpendapat bahwa beberapa faktor berkontribusi terhadap kenaikan harga ini, di antaranya adalah gagal panen di beberapa daerah lain dan peningkatan nilai tukar dolar Amerika Serikat yang mempengaruhi harga komoditas internasional.

Dengan tingginya harga kopi, Piuk juga mengajak petani lain untuk lebih memperhatikan perawatan kebun kopi mereka. Hal ini meliputi pembersihan lahan dari gulma dan pemupukan secara teratur agar hasil panen dapat lebih maksimal. Kota Pagaralam sendiri memiliki luas perkebunan kopi yang cukup signifikan, diperkirakan mencapai 80.000 hektar dengan produksi mencapai 16.375 ton pada tahun 2022. Kenaikan harga kopi saat ini diharapkan dapat berdampak positif dan berkelanjutan bagi perekonomian masyarakat Pagaralam.

Berikut beberapa poin penting terkait dampak kenaikan harga kopi:

  • Peningkatan Pendapatan Petani: Petani kopi di Pagaralam mengalami peningkatan pendapatan yang signifikan.
  • Kenaikan Harga Kopi Kemasan: Harga kopi olahan dan kemasan juga ikut meningkat, memberikan keuntungan bagi para pedagang.
  • Faktor Pendorong Kenaikan Harga: Kegagalan panen di daerah lain dan nilai tukar dolar AS yang tinggi menjadi faktor pendorong utama.
  • Imbauan Perawatan Kebun Kopi: Para petani didorong untuk meningkatkan perawatan kebun agar hasil panen tetap maksimal.
  • Potensi Ekonomi Pagaralam: Kenaikan harga kopi berpotensi meningkatkan perekonomian masyarakat Pagaralam secara keseluruhan.