Hujan Deras Picu Bencana di Nias Barat: Jembatan Ambruk, Rumah Warga Terendam Banjir
Hujan Deras Picu Bencana di Nias Barat: Jembatan Ambruk, Rumah Warga Terendam Banjir
Kabupaten Nias Barat, Sumatera Utara, dilanda bencana alam akibat hujan lebat yang mengguyur wilayah tersebut pada Rabu, 5 Maret 2025. Dua peristiwa utama terjadi: ambruknya sebuah jembatan penghubung antar kabupaten dan terendamnya sejumlah rumah warga oleh banjir. Kasi Humas Polres Nias, Aipda M. Motivasi Gea, menjelaskan bahwa kedua peristiwa ini terjadi di lokasi yang berbeda, namun keduanya merupakan dampak langsung dari intensitas curah hujan yang tinggi.
Jembatan Ambruk di Desa Tuwuna
Sekitar pukul 09.30 WIB, jembatan utama penghubung Kabupaten Nias Barat dengan Kabupaten Nias dan Kota Gunungsitoli di Desa Tuwuna, Kecamatan Mandrehe, ambruk. Jembatan yang dibangun pada tahun 1996 ini mengalami kerusakan signifikan, dengan sekitar 60 meter dari total panjang 90 meter runtuh. Menurut Aipda Motivasi, ambruknya jembatan disebabkan oleh meluapnya Sungai Noyo akibat derasnya aliran air hujan. Tiang penyangga tengah jembatan roboh, sementara besi penyangga dan lantai jembatan hanyut terbawa arus sungai yang meluap. Akibatnya, jembatan tersebut kini tidak dapat dilalui oleh kendaraan roda dua maupun roda empat. Pihak kepolisian telah memasang garis polisi sebagai tanda bahaya dan peringatan bagi masyarakat.
Sebagai langkah antisipasi, pihak kepolisian telah menetapkan jalur alternatif bagi masyarakat. Untuk kendaraan roda dua, jalur alternatif yang tersedia adalah melalui Simpang Doli-Hilimayo-Kecamatan Botomuzoi-Simpang Botombawo. Sementara itu, kendaraan roda dua dan roda empat dapat menggunakan jalur alternatif Simpang Lahomi menuju Kecamatan Lolowau, Kabupaten Nias Selatan, lalu menuju Desa Duria, Kecamatan Lolofitu Moi. Polres Nias juga telah berkoordinasi dengan instansi terkait untuk melakukan penanganan lebih lanjut terhadap kerusakan jembatan tersebut.
Banjir Menerjang Desa Lolohia
Di lokasi terpisah, di Desa Lolohia, Kecamatan Mandrehe Barat, luapan Sungai Moroo mengakibatkan banjir yang merendam delapan rumah warga. Ketinggian air mencapai sekitar 50 sentimeter, bahkan sempat menggenangi jalan utama. Namun, Aipda Motivasi melaporkan bahwa saat ini kondisi banjir telah mulai surut dan ketinggian air di jalan utama hanya sekitar 10 sentimeter, sehingga lalu lintas kendaraan roda dua maupun roda empat sudah dapat kembali normal. Meskipun demikian, masyarakat tetap diimbau untuk tetap waspada terhadap potensi hujan susulan yang dapat memicu banjir susulan dengan volume air yang lebih besar.
Langkah-langkah Penanganan dan Imbauan
Selain jalur alternatif dan koordinasi dengan instansi terkait, upaya penanganan pasca bencana difokuskan pada memastikan keselamatan warga dan pemulihan akses jalan. Imbauan kepada masyarakat untuk tetap waspada dan siaga terhadap potensi banjir susulan menjadi hal yang sangat penting. Pihak berwenang terus memantau kondisi cuaca dan siap melakukan tindakan cepat jika diperlukan. Perbaikan jembatan yang ambruk juga menjadi prioritas utama untuk memastikan kembali konektivitas antar wilayah.