Antisipasi Lonjakan Arus Mudik Lebaran 2025: Strategi Multi-Pelabuhan dan Pengelompokan Kendaraan di Merak

Antisipasi Lonjakan Arus Mudik Lebaran 2025: Strategi Multi-Pelabuhan dan Pengelompokan Kendaraan di Merak

Pemerintah tengah mempersiapkan strategi komprehensif untuk mengantisipasi lonjakan arus mudik Lebaran 2025, khususnya di Pelabuhan Merak. Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, memprediksi adanya pergeseran pola mudik akibat penerapan flexible work arrangement (FWA) dan work from anywhere (WFA) yang dijadwalkan mulai H-7 Lebaran, tepatnya tanggal 24 Maret 2025. Prediksi ini mengindikasikan potensi peningkatan volume kendaraan yang meninggalkan Jakarta menuju Pelabuhan Merak jauh lebih awal dari biasanya. Oleh karena itu, antisipasi dini menjadi krusial untuk mencegah terjadinya kemacetan parah dan memastikan kelancaran arus mudik.

Berdasarkan data Jasa Marga, diperkirakan sebanyak 568.222 unit kendaraan akan melintasi Gerbang Tol Cikupa menuju Pelabuhan Merak. Untuk mengelola volume kendaraan yang signifikan ini, Kementerian Perhubungan telah merancang strategi multi-pelabuhan dan sistem pengelompokan kendaraan. Langkah ini diyakini akan mampu mengurangi kepadatan di Pelabuhan Merak dan mempercepat proses penyeberangan. Tiga pelabuhan akan dimaksimalkan fungsinya, yaitu:

  • Pelabuhan Merak: Difokuskan untuk kendaraan penumpang pribadi dan bus.
  • Pelabuhan Pelindo Ciwandan: Menangani kendaraan roda dua dan angkutan barang.
  • Pelabuhan Bandar Bakau Jaya (BBJ) Bojonegara: Diperuntukkan khusus untuk kendaraan angkutan barang atau truk.

Sistem kategorisasi kendaraan ini bertujuan untuk memisahkan arus penumpang dan barang, sehingga proses penyeberangan dapat berjalan lebih efisien dan terorganisir. Prioritas akan diberikan kepada barang dan logistik yang bersifat esensial. Selain itu, optimalisasi buffer zone di Pelabuhan Indah Kiat dan tiga rest area di sepanjang jalan tol Jakarta-Merak juga akan dilakukan untuk mengurai potensi kemacetan yang panjang. Jika antrean kendaraan mencapai dua kilometer, maka akan diberlakukan kebijakan prioritas penumpang dan proses bongkar muat kapal akan dihentikan sementara. Puncak arus mudik diperkirakan terjadi pada tanggal 28 Maret 2025, sehingga persiapan matang dan koordinasi antar instansi terkait sangatlah penting untuk memastikan kelancaran arus mudik dan mencegah terjadinya masalah yang signifikan.

Langkah-langkah yang telah disusun ini diharapkan dapat mereduksi potensi kemacetan dan memastikan kenyamanan para pemudik. Pemerintah berkomitmen untuk terus memantau dan mengevaluasi situasi di lapangan serta melakukan penyesuaian strategi apabila diperlukan. Kesuksesan strategi ini bergantung pada koordinasi yang efektif antara berbagai pihak terkait, termasuk kepolisian, operator jalan tol, dan perusahaan pelayaran. Sosialisasi kepada masyarakat mengenai rencana ini juga diyakini akan membantu meminimalisir potensi masalah yang mungkin terjadi.