Priyanka Chopra Ungkap Trauma Bullying Rasis di Masa Sekolah: Ejekan 'Pulang dengan Gajah' Hancurkan Kepercayaan Diri
Priyanka Chopra Ungkap Trauma Bullying Rasis di Masa Sekolah: Ejekan 'Pulang dengan Gajah' Hancurkan Kepercayaan Diri
Bintang Bollywood dan Hollywood, Priyanka Chopra Jonas, membuka diri tentang pengalaman traumatis yang dialaminya saat remaja di sekolah menengah atas di Amerika Serikat. Dalam memoarnya, Unfinished, Chopra mengungkapkan bagaimana bullying rasis dan xenofobia yang dialaminya membuatnya merasa terasing, kehilangan kepercayaan diri, dan akhirnya memaksanya untuk kembali ke India.
Di usia 15 tahun, Chopra menghadapi ejekan dan pelecehan verbal yang tak henti-hentinya dari teman-teman sekelasnya. Ejekan itu tidak hanya menargetkan warna kulitnya tetapi juga asal negaranya. Ia sering mendengar teriakan "Hei coklat, kembali ke negaramu! Pulang sana dengan gajahmu!" sindiran yang menyakitkan yang mengakar pada stereotip dan prasangka. Bullying ini terjadi setiap hari, menciptakan lingkungan sekolah yang penuh permusuhan dan ketakutan bagi Chopra.
"Saya menganggapnya sangat pribadi. Jauh di lubuk hati, itu mulai menggerogoti Anda," ungkap Chopra dalam sebuah wawancara. Aktris yang kini berusia 41 tahun itu menjelaskan bahwa bullying tersebut membuatnya menarik diri ke dalam cangkangnya. Ia merasa tidak aman, tidak terlihat, dan kehilangan kepercayaan diri yang sebelumnya ia miliki. "Kepercayaan diri saya dilucuti. Saya selalu menganggap diri saya orang yang percaya diri, tetapi saya sangat tidak yakin di mana saya berdiri, tentang siapa saya," tambahnya.
Chopra, yang pindah ke Amerika Serikat pada usia 12 tahun, awalnya berharap untuk mendapatkan pengalaman belajar yang positif dan memperluas wawasannya. Namun, realitas yang ia hadapi jauh berbeda. Alih-alih sambutan hangat, ia justru menghadapi diskriminasi dan perlakuan tidak adil.
Frustrasi dengan situasi tersebut, Chopra mencoba mencari bantuan dari pihak sekolah. Sayangnya, usahanya sia-sia. Guru dan staf sekolah tidak memberikan dukungan atau intervensi yang berarti, meninggalkan Chopra merasa sendirian dan tidak berdaya. Merasa putus asa, ia akhirnya menelepon orang tuanya, menangis, dan memohon untuk diizinkan kembali ke India. Orang tuanya memahami penderitaannya dan mengabulkan permintaannya.
Kembali ke India, Chopra tetap merasa terasing dan sulit bersosialisasi. Trauma bullying telah meninggalkan bekas yang mendalam, membuatnya ragu untuk membuka diri dan menjalin hubungan baru. Butuh waktu dan dukungan dari keluarga serta teman-temannya untuk memulihkan kepercayaan dirinya.
Titik balik dalam hidup Chopra terjadi ketika ia mengikuti serangkaian kontes kecantikan. Melalui kompetisi ini, ia menemukan kembali kepercayaan dirinya dan mulai menerima dirinya apa adanya. Puncaknya, ia dinobatkan sebagai Miss World pada tahun 2000, sebuah pencapaian yang membuktikan bahwa ia mampu mengatasi rintangan dan meraih kesuksesan.
Kemenangan ini membuka pintu bagi karir Chopra di dunia hiburan. Ia menjadi salah satu aktris India paling terkenal dan sukses, tidak hanya di Bollywood tetapi juga di Hollywood. Kisah Chopra adalah bukti ketahanan dan kekuatan manusia untuk mengatasi kesulitan dan meraih impian.
Pengalaman pahit Chopra juga menjadi pengingat akan pentingnya mengatasi bullying dan diskriminasi di sekolah dan masyarakat. Pendidikan, kesadaran, dan tindakan tegas diperlukan untuk menciptakan lingkungan yang aman dan inklusif bagi semua orang, tanpa memandang ras, etnis, atau asal negara.
Kisah Priyanka Chopra ini bukan hanya sekadar curahan hati seorang selebriti, tetapi juga sebuah seruan untuk bertindak. Ini adalah pengingat bahwa kata-kata dan tindakan kita dapat memiliki dampak yang besar pada orang lain, dan bahwa kita semua memiliki tanggung jawab untuk menciptakan dunia yang lebih baik, lebih adil, dan lebih penuh kasih sayang.
Berikut adalah poin penting yang dapat diambil dari kisah Priyanka Chopra:
- Bullying rasis dan xenofobia dapat memiliki dampak yang menghancurkan pada korban.
- Dukungan dari keluarga, teman, dan komunitas sangat penting untuk pemulihan.
- Pendidikan dan kesadaran diperlukan untuk mengatasi bullying dan diskriminasi.
- Setiap orang memiliki tanggung jawab untuk menciptakan lingkungan yang aman dan inklusif.
- Kisah Priyanka Chopra adalah bukti ketahanan dan kekuatan manusia untuk mengatasi kesulitan.