Lampard Ungkap Tantangan Berat di Balik Layar Chelsea: Skuad Gemuk, Motivasi Redup
Mantan gelandang dan manajer Chelsea, Frank Lampard, baru-baru ini membuka diri mengenai periode keduanya yang singkat namun penuh tantangan di Stamford Bridge. Dalam wawancara eksklusif dengan Sky Sports, Lampard secara blak-blakan memaparkan berbagai permasalahan yang dihadapi tim saat itu, mulai dari membengkaknya jumlah pemain hingga menurunnya motivasi skuad.
Lampard kembali ke Chelsea sebagai manajer interim pada tahun 2023, menggantikan Graham Potter yang dipecat. Namun, alih-alih memberikan dampak positif, ia justru kesulitan mengangkat performa tim. Dari 11 pertandingan yang dipimpinnya, Chelsea hanya mampu meraih satu kemenangan, dua hasil imbang, dan menelan delapan kekalahan. Hasil buruk ini membuat The Blues terpuruk di posisi ke-12 klasemen Liga Inggris dan tersingkir dari Liga Champions.
Kini menukangi Coventry City, Lampard merefleksikan pengalamannya yang kurang menyenangkan tersebut. Ia mengungkapkan bahwa dirinya menyaksikan sendiri hal-hal yang seharusnya tidak terjadi di level sepak bola elit. Menurutnya, salah satu masalah utama adalah terlalu banyaknya pemain dalam skuad, yang menyebabkan persaingan tidak sehat dan menurunkan motivasi beberapa pemain.
"Saya melihat hal-hal yang saya tahu tidak mungkin terjadi di sepakbola elit dan itulah kenyataannya," ujar Lampard.
"Ketika Anda melihat hasilnya, saya cukup berpengalaman untuk mengetahui apa yang benar dan apa yang salah dan hal-hal mendasar di tempat latihan di lapangan."
Lampard juga mengakui bahwa periode singkatnya sebagai manajer interim membuatnya kesulitan untuk melakukan perubahan signifikan. Ia merasa tidak memiliki cukup waktu untuk mengatasi masalah-masalah yang ada dan membangun tim yang solid.
"Saya tidak suka bekerja dalam periode singkat seperti itu, karena sulit untuk menentukan kapan Anda akan pergi, tetapi Chelsea akan selalu menjadi klub besar dalam hidup saya," katanya.
"Tapi ketika saya memahami standar Chelsea, dalam periode waktu itu banyak pemain yang berada dalam masa transisi yang mungkin akan pergi, dan beberapa masalah, serta motivasi menjadi masalah. Dalam periode sementara itu, Anda tidak dapat benar-benar membenahinya."
Lebih lanjut, Lampard menekankan pentingnya kesatuan dan motivasi dalam sebuah tim. Ia meyakini bahwa tim yang solid dan memiliki tujuan yang sama akan mampu meraih kesuksesan, sementara tim yang terpecah belah akan kesulitan untuk mencapai performa terbaiknya.
"Saya tidak mempelajari sesuatu yang bersifat taktis, namun hal tersebut memperkuat keyakinan saya akan semua pengalaman saya, yaitu ketika Anda mengetahui bahwa sebuah tim benar-benar berjuang ke arah yang sama, betapa kuatnya hal tersebut dan jika tidak, maka akan sangat menyulitkan," jelas Lampard.
Saat ini, Chelsea berada di bawah asuhan Enzo Maresca. Meski telah melakukan sejumlah perubahan, The Blues masih berjuang untuk menemukan konsistensi dan bersaing di papan atas Liga Inggris serta Europa Conference League.
Poin-poin penting yang diungkapkan Lampard:
- Periode kedua Lampard di Chelsea sebagai manajer interim sangat menantang.
- Skuad Chelsea saat itu terlalu gemuk, menyebabkan persaingan tidak sehat.
- Motivasi pemain menurun karena berbagai faktor.
- Lampard merasa tidak memiliki cukup waktu untuk mengatasi masalah-masalah tersebut.
- Kesatuan dan motivasi sangat penting bagi kesuksesan tim.
- Chelsea masih berjuang untuk menemukan konsistensi di bawah asuhan Enzo Maresca.
Lampard menggambarkan situasi yang kompleks di Chelsea, menyoroti bahwa tantangan yang dihadapi lebih dari sekadar taktik di lapangan. Pernyataannya memberikan gambaran yang lebih dalam tentang dinamika internal klub dan faktor-faktor yang memengaruhi performa tim.
Chelsea saat ini sedang berjuang untuk menunjukan kualitasnya di musim ini. Dengan nakhoda baru diharapkan bisa memberikan dampak yang positif bagi tim.