Aktivitas Vulkanik Meningkat, Gunung Semeru Erupsi Tiga Kali di Pagi Hari
Gunung Semeru Kembali Bergejolak: Tiga Erupsi Terjadi dalam Beberapa Jam
Gunung Semeru, gunung berapi aktif yang terletak di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, menunjukkan peningkatan aktivitas vulkanik yang signifikan pada hari Senin, 31 Maret 2025. Data dari Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Semeru mencatat terjadinya tiga erupsi dalam rentang waktu lima setengah jam, dimulai dari tengah malam hingga menjelang pagi.
Erupsi pertama tercatat pada pukul 01.04 WIB. Letusan menghasilkan kolom abu tebal yang membumbung setinggi 800 meter di atas puncak kawah, kemudian terbawa angin ke arah timur dan timur laut. Beberapa jam kemudian, pada pukul 04.14 WIB, erupsi kedua terjadi, kembali melontarkan asap tebal setinggi 800 meter ke arah timur laut. Erupsi ketiga dan terakhir yang tercatat pada periode ini terjadi pada pukul 05.15 WIB, dengan kolom letusan setinggi 400 meter mengarah ke timur laut dan timur.
Sigit Rian Alfian, petugas PPGA Semeru, dalam keterangan tertulisnya mengkonfirmasi kejadian erupsi tersebut. Peningkatan aktivitas ini menjadi perhatian serius mengingat Gunung Semeru masih berstatus Level II atau Waspada.
Imbauan untuk Masyarakat
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang terus mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan. Masyarakat dilarang beraktivitas di sektor tenggara sepanjang Besuk Kobokan, dalam radius 8 kilometer dari puncak. Selain itu, aktivitas dalam jarak 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan juga dilarang karena potensi perluasan awan panas dan aliran lahar yang dapat mencapai 13 kilometer dari puncak.
Kondisi cuaca di sekitar Gunung Semeru, yang seringkali dilanda hujan lebat, semakin meningkatkan risiko banjir lahar. Masyarakat diimbau untuk mewaspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai yang berhulu di puncak Gunung Semeru.
Aktivitas Vulkanik Sebelumnya
Sebagai informasi tambahan, pada hari Minggu, 30 Maret 2025, PPGA Semeru mencatat 54 kali erupsi berupa letusan. Namun, sebagian besar erupsi tersebut tidak dapat teramati secara visual karena kondisi gunung yang tertutup kabut. Peningkatan aktivitas vulkanik yang berkelanjutan ini menggarisbawahi pentingnya kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat di sekitar Gunung Semeru.