Ecoton Ungkap Potensi Bahaya Mikroplastik dalam Seduhan Teh Celup Populer di Indonesia
Studi Ecoton Ungkap Potensi Bahaya Mikroplastik dalam Seduhan Teh Celup Populer di Indonesia
Surabaya, Jawa Timur - Sebuah studi terbaru yang dilakukan oleh Ecological Observation and Wetlands Conservation (Ecoton) mengungkap adanya kandungan mikroplastik dalam lima merek teh celup yang banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia. Temuan ini menimbulkan kekhawatiran akan potensi dampak kesehatan jangka panjang akibat paparan mikroplastik.
Mikroplastik, partikel plastik berukuran kurang dari lima milimeter, semakin menjadi perhatian global karena kemampuannya untuk mencemari lingkungan dan masuk ke rantai makanan. Rafika Aprilianti, peneliti mikroplastik dari Ecoton, menjelaskan bahwa penelitian ini bertujuan untuk menguji sejauh mana teh celup, sebagai salah satu minuman populer, dapat menjadi sumber paparan mikroplastik bagi masyarakat.
Metodologi Penelitian
Penelitian ini menggunakan dua metode perlakuan yang meniru kebiasaan umum masyarakat dalam menyeduh teh celup:
- Metode 1: Teh celup direndam dalam air selama proses pemanasan hingga suhu 95 derajat Celsius.
- Metode 2: Teh celup dimasukkan ke dalam air yang telah dipanaskan hingga 95 derajat Celsius, kemudian diaduk selama lima menit.
Setiap merek teh celup diuji dengan kedua metode tersebut menggunakan 200 ml air. Hasil pengujian menunjukkan bahwa semua merek teh celup yang diuji mengandung mikroplastik, dengan jumlah partikel yang bervariasi tergantung pada merek dan metode penyeduhan.
Hasil Pengujian
Hasil pengujian menunjukkan bahwa metode pertama (pemanasan bersama teh celup) menghasilkan jumlah mikroplastik yang lebih tinggi dibandingkan dengan metode kedua (pemasukan teh celup setelah pemanasan). Secara rinci, hasil pengujian dengan metode pertama menunjukkan kandungan mikroplastik sebagai berikut:
- Merek 1: 1.093 partikel
- Merek 2: 1.077 partikel
- Merek 3: 1.059 partikel
- Merek 4: 1.013 partikel
- Merek 5: 1.1009 partikel
Sementara itu, hasil pengujian dengan metode kedua menunjukkan kandungan mikroplastik yang lebih rendah:
- Merek 1: 763 partikel
- Merek 2: 720 partikel
- Merek 3: 709 partikel
- Merek 4: 692 partikel
- Merek 5: 641 partikel
Implikasi Kesehatan dan Lingkungan
Temuan ini mengindikasikan bahwa kebiasaan mengonsumsi teh celup dapat menjadi jalur masuk mikroplastik ke dalam tubuh manusia. Rafika menjelaskan bahwa panas dari air seduhan dapat menyebabkan kantong teh celup melepaskan partikel mikroplastik. Jenis plastik yang digunakan dalam kantong teh celup juga berperan penting, karena tingkat ketahanannya terhadap panas, sinar UV, dan gesekan dapat bervariasi.
Penelitian sebelumnya dalam jurnal Environmental Science & Technology pada tahun 2024 memperkirakan bahwa masyarakat Indonesia dapat menelan sekitar 15 gram mikroplastik setiap bulan, setara dengan berat tiga kartu ATM. Sumber utama paparan mikroplastik berasal dari plastik sekali pakai dan kantong teh celup.
Dampak paparan mikroplastik pada kesehatan dapat meliputi penurunan fungsi otak, stres, kematian sel, gangguan hormonal, dan peningkatan risiko kanker. Oleh karena itu, penelitian ini menggarisbawahi perlunya penelitian lebih lanjut untuk memahami dampak jangka panjang paparan mikroplastik terhadap kesehatan manusia dan lingkungan.
Rekomendasi dan Tindak Lanjut
Ecoton merekomendasikan agar masyarakat lebih berhati-hati dalam memilih dan mengonsumsi teh celup. Pertimbangkan untuk memilih teh curah atau teh yang dikemas dalam bahan yang lebih ramah lingkungan. Selain itu, penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya mikroplastik dan mengurangi penggunaan plastik sekali pakai secara umum.
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pemicu bagi produsen teh celup untuk mencari alternatif bahan kemasan yang lebih aman dan ramah lingkungan. Pemerintah juga diharapkan dapat mengambil tindakan regulasi yang lebih ketat untuk mengurangi pencemaran mikroplastik dan melindungi kesehatan masyarakat.