Presiden Jerman Serukan Persatuan dan Toleransi di Hari Idul Fitri

Presiden Jerman Ajak Masyarakat Perkuat Toleransi Beragama di Momen Idul Fitri

Presiden Jerman, Frank-Walter Steinmeier, menyerukan persatuan dan toleransi antarumat beragama dalam pesannya memperingati Hari Raya Idul Fitri. Dalam pernyataan yang disiarkan Minggu (31/03), Steinmeier menekankan pentingnya saling menghormati keyakinan yang berbeda sebagai fondasi perdamaian dan keharmonisan sosial.

"Mari kita tunjukkan bahwa kita menghormati keyakinan dan pemahaman yang berbeda tentang yang Ilahi," kata Steinmeier, mencerminkan harapannya agar Idul Fitri menjadi momentum mempererat tali persaudaraan dan saling pengertian. Dia menambahkan bahwa tindakan saling menghormati keyakinan dapat berkontribusi positif pada perdamaian dunia, sebuah cita-cita yang diimpikan oleh semua agama.

Steinmeier menyoroti praktik baik yang sering terjadi di Jerman, di mana tetangga non-Muslim diundang untuk berbagi kebahagiaan berbuka puasa. Menurutnya, tindakan ini bukan sekadar simbol, tetapi wujud nyata dari kehidupan bermasyarakat yang inklusif. "Tidak ada yang kehilangan apapun dari keyakinannya sendiri ketika mengundang orang lain, dan tidak ada yang kehilangan apapun dari keyakinannya ketika menerima undangan tersebut," tegasnya, menekankan bahwa perbedaan keyakinan seharusnya tidak menjadi penghalang untuk membangun hubungan yang harmonis.

Kepala negara Jerman tersebut juga menyinggung bagaimana agama memberikan struktur dan makna yang mendalam dalam kehidupan. Steinmeier, sebagai seorang Kristen, memahami betul bagaimana agama memberikan dimensi spiritual yang melampaui rutinitas sehari-hari.

Ia juga menyinggung mengenai kalender Ramadan yang semakin populer dan umum di Jerman, khususnya di kalangan anak-anak Muslim. Kalender tersebut dirancang mengikuti model kalender Advent Kristen, menunjukkan bagaimana Islam semakin diterima dan menjadi bagian integral dari masyarakat Jerman dengan segala tradisinya.

Idul Fitri: Refleksi Rekonsiliasi dan Solidaritas Global

Perayaan Idul Fitri menandai berakhirnya bulan Ramadan, bulan penuh berkah di mana umat Muslim di seluruh dunia menjalankan ibadah puasa dari fajar hingga matahari terbenam, serta menahan diri dari segala perbuatan yang dapat membatalkan puasa. Lebih dari sekadar menahan lapar dan haus, Ramadan adalah waktu untuk introspeksi, meningkatkan keimanan, dan memperbanyak amal kebaikan.

Diperkirakan sekitar 1,9 miliar umat Muslim merayakan Idul Fitri di seluruh dunia. Mayoritas dari mereka berada di negara-negara seperti Indonesia, India, Pakistan, dan Bangladesh. Perayaan ini menjadi momen penting untuk berkumpul bersama keluarga, saling memaafkan, dan mempererat tali silaturahmi.

Pesan Presiden Steinmeier menggarisbawahi pentingnya toleransi dan saling menghormati di tengah keberagaman. Idul Fitri, dengan semangat rekonsiliasi dan solidaritasnya, menjadi pengingat bahwa perbedaan keyakinan seharusnya tidak menjadi sumber perpecahan, tetapi justru menjadi kekuatan untuk membangun masyarakat yang lebih inklusif dan harmonis.

Dengan merayakan Idul Fitri dalam semangat persatuan dan toleransi, masyarakat Jerman, dan dunia secara luas, dapat mengambil langkah maju menuju perdamaian dan keadilan yang lebih besar. Pesan ini menjadi sangat relevan di tengah tantangan global yang kompleks, di mana dialog antaragama dan saling pengertian menjadi kunci untuk mengatasi konflik dan membangun masa depan yang lebih baik bagi semua.


Sumber: epd, kna, dpa (dengan penyesuaian)