Di Balik Sukacita Lebaran, Luhut Serukan Kewaspadaan Terhadap Gejolak Ekonomi Global

markdown Jakarta - Perayaan Lebaran 2025 diwarnai imbauan kewaspadaan dari Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Luhut Binsar Pandjaitan, terkait potensi guncangan ekonomi global yang dapat mempengaruhi stabilitas nasional. Meskipun suasana Lebaran membawa kebahagiaan, Luhut mengingatkan bahwa tantangan persaingan antar negara semakin intensif.

"Di tengah kebahagiaan ini, kita juga tetap perlu waspada terhadap tantangan global yang semakin tidak menentu. Persaingan antara negara ini semakin ketat, semuanya pertikaian di mana-mana," ungkap Luhut melalui akun Instagram pribadinya, Senin (31/3/2025).

Luhut menekankan bahwa pemerintah, di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, terus berupaya merumuskan strategi untuk menavigasi dinamika ekonomi global. Ia berharap, dengan kerjasama dan dukungan dari seluruh elemen masyarakat, Indonesia dapat melewati masa-masa sulit dengan baik. Stabilitas nilai tukar rupiah dan pertumbuhan ekonomi nasional menjadi fokus utama yang memerlukan dukungan kolektif.

"Saya juga berharap kita melahirkan spirit kekompakan, solidaritas antara sesama elemen bangsa, saling mendukung satu sama lain demi menjaga stabilitas dan pertumbuhan ekonomi nasional," imbuhnya.

Lebih lanjut, Luhut menyatakan bahwa meskipun Indonesia memiliki kekurangan, persatuan dan toleransi antar masyarakat menjadi modal utama untuk menghadapi tantangan global di masa depan. Momentum Lebaran 2025 diharapkan dapat mempererat kebersamaan dan semangat gotong royong dalam membangun bangsa.

"Kita bukan bangsa yang sempurna, banyak kurang di sana-sini. Tetapi kita sekarang berjalan bersama-sama, kompak, itu merupakan satu karunia hebat sekali," katanya.

Ancaman nyata dari ketidakpastian global ini salah satunya adalah potensi kebijakan tarif dagang baru yang akan diterapkan oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Trump mengumumkan rencana penerapan tarif perdagangan untuk semua negara pada 2 April 2025, sebagai langkah mengatasi praktik perdagangan yang dianggap merugikan ekonomi Amerika Serikat.

"Tarif ini akan berlaku untuk semua negara. Mari kita lihat apa yang terjadi," ujar Trump kepada wartawan di Air Force One, seperti dikutip dari AFP.

Kebijakan ini menjadi perhatian serius karena sebelumnya Trump sempat mengindikasikan bahwa tarif dagang akan menyasar 15 negara mitra dagang yang memiliki ketidakseimbangan perdagangan dengan AS, yang dikenal dengan sebutan "Dirty 15" oleh Menteri Keuangan AS.

Berikut point-point penting yang perlu diwaspadai :

  • Kewaspadaan Global: Luhut menekankan pentingnya kewaspadaan terhadap tantangan global yang semakin tidak menentu.
  • Persaingan Negara: Persaingan antar negara semakin ketat dan dapat mempengaruhi stabilitas ekonomi.
  • Kepemimpinan Pemerintah: Pemerintah berupaya menavigasi kondisi dalam negeri di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto.
  • Stabilitas Ekonomi: Pemerintah berharap dukungan masyarakat untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dan pertumbuhan ekonomi nasional.
  • Solidaritas Nasional: Luhut mengajak seluruh elemen bangsa untuk bersatu dan saling mendukung demi kemajuan negara.
  • Kebijakan Tarif AS: Kebijakan tarif perdagangan AS oleh Presiden Donald Trump menjadi ancaman nyata bagi ekonomi global.

Dengan adanya potensi ancaman ekonomi global, Luhut mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk tetap waspada dan bersatu dalam menghadapi tantangan tersebut. Semangat kebersamaan dan gotong royong menjadi kunci untuk menjaga stabilitas dan pertumbuhan ekonomi nasional di tengah ketidakpastian global.