Tragedi di Thailand: Gedung Pencakar Langit Runtuh Akibat Gempa Myanmar, Investigasi Dugaan Korupsi Diluncurkan

Tragedi Gempa Myanmar Sebabkan Kerusakan Parah di Thailand: Gedung Runtuh, Investigasi Korupsi Digelar

Guncangan gempa bumi dahsyat berkekuatan magnitudo 7,7 yang berpusat di Myanmar telah menimbulkan dampak tragis di negara tetangga, Thailand. Sebuah gedung pencakar langit yang sedang dalam proses pembangunan di Bangkok ambruk seketika akibat getaran kuat tersebut, menewaskan sedikitnya 11 orang dan menjebak puluhan pekerja di bawah reruntuhan.

Runtuhnya Ikon Ambisi: Gedung Kantor Audit Negara

Gedung 30 lantai yang ambruk tersebut merupakan proyek ambisius yang diproyeksikan sebagai kantor baru bagi Kantor Audit Negara Thailand. Dengan nilai investasi mencapai 2,1 miliar baht (sekitar Rp 10 triliun), proyek ini melibatkan kerjasama antara perusahaan konstruksi terkemuka, termasuk Italian Thai Development PCL, anak perusahaan lokal dari China Railway Group, dan Perusahaan Kereta Api China Number 10 dari Thailand.

Proyek yang dimulai pada tahun 2020 ini awalnya dijadwalkan rampung pada tahun 2026. Namun, jauh sebelum mencapai target, tragedi ini mengakhiri harapan tersebut. Wakil Auditor Jenderal, Sutthipong Boonnithi, mengungkapkan bahwa konstruksi baru mencapai sekitar 30 persen sebelum bencana terjadi.

Operasi Penyelamatan Dramatis

Tim penyelamat kini berlomba dengan waktu untuk mencari sekitar 76 orang yang diyakini masih terjebak di bawah puing-puing bangunan. Upaya pencarian dan penyelamatan terus dilakukan dengan harapan menemukan korban selamat di antara reruntuhan.

Pemerintah Bertindak: Investigasi Korupsi Diluncurkan

Pemerintah Thailand telah merespon tragedi ini dengan serius. Selain fokus pada upaya penyelamatan, sebuah lembaga pengawas antikorupsi telah diperintahkan untuk melakukan investigasi mendalam terhadap proyek pembangunan gedung tersebut. Kecurigaan muncul terkait potensi penyimpangan dan praktik korupsi yang mungkin terjadi selama proses konstruksi.

Indikasi Masalah Sejak Awal

Sutthipong Boonnithi mengungkapkan bahwa selama kunjungan lapangan ke proyek, ditemukan sejumlah masalah yang mengindikasikan potensi masalah yang lebih besar. Penundaan konstruksi, kekurangan pekerja, dan dugaan penyelewengan anggaran menjadi sorotan utama.

Bahkan, pada Januari 2025, Kantor Audit Negara sempat mengancam akan membatalkan kontrak pembangunan akibat keterlambatan yang signifikan. "Terkadang jumlah pekerja di lokasi jauh lebih sedikit dari yang seharusnya, sehingga menyebabkan keterlambatan," ujar Sutthipong. "Ada kemungkinan proyek harus diselesaikan dengan tergesa-gesa menjelang akhir, yang dapat menyebabkan penurunan kualitas pekerjaan."

Dampak Pasar Saham

Tragedi ini juga berdampak pada pasar saham. Harga saham Italian Thai Development PCL (ITD) anjlok 30 persen saat pembukaan pasar, mencerminkan kekhawatiran investor terhadap masa depan perusahaan.

Lokasi Strategis, Nasib Tragis

Proyek gedung pencakar langit ini berlokasi di Jalan Kamphaeng Phet, di atas lahan seluas 17.600 meter persegi. Menurut laporan, sekitar 400 pekerja, baik dari Thailand maupun negara asing, terlibat dalam proyek konstruksi ini.

Daftar Temuan Proyek Bermasalah

Berikut daftar masalah yang ditemukan dalam proyek pembangunan gedung sebelum ambruk akibat gempa:

  • Penundaan konstruksi
  • Kekurangan pekerja
  • Dugaan penyelewengan anggaran
  • Ancaman pembatalan kontrak

Investigasi lebih lanjut diharapkan dapat mengungkap penyebab pasti runtuhnya gedung dan memastikan pertanggungjawaban pihak-pihak yang terlibat.