Idul Fitri di Berau Diterjang Banjir: Warga Terpaksa Bertahan dan Mengungsi
Banjir Rendam Berau, Warga Rayakan Idul Fitri dalam Keterbatasan
Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, dilanda banjir terparah tahun ini, memaksa warganya merayakan Idul Fitri dalam kondisi yang serba sulit. Genangan air meluas hingga pusat Kota Tanjung Redeb dan sekitarnya, menghambat aktivitas warga di kampung-kampung seperti Tumbit Melayu, Tumbit Dayak, Pegat Bukur, dan Kelay. Akses menuju rumah-rumah warga terputus, memaksa mereka mencari jalur alternatif atau bertahan di tempat yang aman.
Meskipun ibadah shalat Idul Fitri masih dapat dilaksanakan, kesulitan yang dihadapi warga setelahnya sangat terasa. Mulyadi, seorang warga Teluk Bayur, menuturkan bahwa perayaan Lebaran tahun ini sangat berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. "Kami masih bisa shalat Id, tapi setelah itu mau pulang, air naik semua. Jalanan banjir, kita paksa aja pakai motor mau Lebaran ke rumah keluarga," ujarnya.
Perjuangan Warga Menuju Rumah
Di beberapa daerah kampung, warga terpaksa menggunakan perahu untuk mencapai rumah mereka. Kondisi ini semakin mempersulit perayaan Idul Fitri yang seharusnya penuh kebahagiaan dan kebersamaan. Azizah, warga Kampung Pegat Bukur, mengungkapkan kesedihannya karena tidak bisa merayakan Lebaran di kampung halamannya. "Biasanya kami masak ketupat, kumpul keluarga, tapi sekarang saya gak bisa Lebaran di sana, saya sedih, listrik sama jaringan semua padam di sana," tuturnya dengan nada pilu.
Peringatan BMKG dan Respons BPBD
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sebelumnya telah mengeluarkan peringatan terkait potensi banjir rob yang diperparah oleh curah hujan tinggi. Kepala BMKG Berau, Ade Heryadi, menjelaskan bahwa kombinasi antara pasang air laut dan aliran air dari hulu Sungai Kelay menjadi penyebab utama banjir yang meluas dan sulit surut. "Air dari hulu bertemu dengan pasang laut, membuat genangan lebih luas dan sulit surut," jelasnya.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Berau terus berupaya memantau situasi dan menyalurkan bantuan darurat kepada warga terdampak. Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Berau, Nofian Hidayat, menyatakan bahwa pihaknya telah menginstruksikan tim di setiap kecamatan untuk meningkatkan kesiapsiagaan. "Kami berusaha memberikan bantuan secepat mungkin, tetapi ada keterbatasan sumber daya," ungkapnya.
Harapan Warga dan Uluran Tangan Relawan
Warga berharap pemerintah segera mengambil langkah konkret untuk mengatasi banjir dan mencegah kejadian serupa di masa mendatang. Di tengah kesulitan ini, komunitas relawan dan organisasi kemanusiaan mulai menyalurkan bantuan berupa makanan, pakaian, dan kebutuhan dasar lainnya. Warga diimbau untuk tetap waspada mengingat cuaca ekstrem diperkirakan masih akan berlangsung dalam beberapa hari ke depan.
Kisah Idul Fitri di Berau ini menjadi pengingat akan pentingnya mitigasi bencana dan solidaritas antar sesama. Di tengah keterbatasan dan kesulitan, semangat untuk merayakan hari kemenangan tetap menyala, didukung oleh uluran tangan para relawan dan harapan akan masa depan yang lebih baik.
Dampak Banjir:
- Akses jalan terputus
- Warga terpaksa mengungsi
- Aktivitas ekonomi terhambat
- Listrik dan jaringan komunikasi padam
- Perayaan Idul Fitri terganggu
Upaya Penanggulangan:
- BPBD menyalurkan bantuan darurat
- Relawan dan organisasi kemanusiaan memberikan bantuan
- Pemerintah daerah memantau situasi
Imbauan:
- Warga diimbau untuk tetap waspada
- Pemerintah daerah diminta mengambil langkah konkret untuk mengatasi banjir