Muhammadiyah Beralih ke KHGT: Era Baru Penentuan Hari Raya Idul Fitri Mulai 2026

Muhammadiyah Beralih ke KHGT: Era Baru Penentuan Hari Raya Idul Fitri Mulai 2026

Muhammadiyah, salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia, akan mengadopsi Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT) sebagai metode penentuan awal bulan Hijriah, termasuk Hari Raya Idul Fitri, mulai tahun 1447 H atau sekitar tahun 2026 Masehi. Keputusan ini menandai berakhirnya penggunaan metode hisab hakiki wujudul hilal yang telah lama menjadi ciri khas Muhammadiyah dalam menentukan hari-hari penting umat Islam.

Perubahan signifikan ini bertujuan untuk mewujudkan persatuan umat Islam secara global dalam penentuan waktu ibadah. KHGT, yang mengadopsi kriteria Imkanur Rukyat, memandang bumi sebagai satu kesatuan matlak global. Artinya, awal bulan Hijriah akan ditetapkan serentak di seluruh dunia, menghilangkan potensi perbedaan yang selama ini sering terjadi akibat perbedaan metode dan kriteria yang digunakan.

Apa itu Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT)?

KHGT merupakan sistem kalender yang dikembangkan berdasarkan kriteria Imkanur Rukyat global. Kriteria ini mempertimbangkan kemungkinan visibilitas hilal (bulan sabit pertama) di seluruh dunia. Jika hilal sudah memenuhi kriteria visibilitas di suatu wilayah, maka seluruh dunia dianggap telah memasuki bulan baru Hijriah.

Konsep ini berbeda dengan metode wujudul hilal yang selama ini digunakan Muhammadiyah, yang menentukan awal bulan berdasarkan perhitungan astronomis posisi bulan, tanpa mempertimbangkan visibilitas hilal secara langsung. Peralihan ke KHGT diharapkan dapat menjembatani perbedaan pendapat yang sering muncul dalam penentuan awal Ramadhan, Syawal, dan Zulhijah, tidak hanya di Indonesia tetapi juga di seluruh dunia.

Latar Belakang dan Alasan Peralihan

Keputusan Muhammadiyah untuk mengadopsi KHGT didasari oleh beberapa pertimbangan penting, di antaranya:

  • Unifikasi Kalender Hijriah: KHGT dipandang sebagai solusi potensial untuk menyatukan kalender Hijriah secara global, menciptakan keseragaman dalam penentuan waktu ibadah umat Islam di seluruh dunia.
  • Legitimasi Internasional: KHGT telah disepakati dalam konferensi internasional di Turki pada tahun 2016 yang dihadiri oleh ratusan ahli astronomi dan tokoh agama dari berbagai negara. Hal ini memberikan legitimasi yang kuat bagi KHGT sebagai sistem kalender yang dapat diterima secara luas.
  • Kepastian dan Kemapanan: Muhammadiyah menyadari pentingnya memiliki kalender yang reliabel dan dapat diprediksi untuk jangka panjang. KHGT diharapkan dapat memberikan kepastian dalam penentuan tanggal-tanggal penting Islam, sehingga umat Islam dapat merencanakan ibadah dan kegiatan keagamaan lainnya dengan lebih baik.

Keputusan ini diambil melalui Musyawarah Nasional (Munas) Tarjih Muhammadiyah di Pekalongan pada 23-25 Februari 2024. Munas tersebut menghasilkan rekomendasi untuk menjadikan KHGT sebagai rujukan utama dalam penentuan awal bulan Hijriah.

Dampak dan Harapan

Peralihan Muhammadiyah ke KHGT diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi umat Islam, baik di Indonesia maupun di seluruh dunia. Dengan adanya keseragaman dalam penentuan waktu ibadah, diharapkan dapat mempererat persaudaraan dan kebersamaan umat Islam.

Selain itu, KHGT juga diharapkan dapat memberikan kemudahan bagi umat Islam dalam merencanakan kegiatan keagamaan, seperti puasa Ramadhan, Idul Fitri, dan Idul Adha. Dengan kalender yang lebih pasti, umat Islam dapat mempersiapkan diri dengan lebih baik untuk menjalankan ibadah-ibadah tersebut.

Namun, peralihan ke KHGT juga memerlukan sosialisasi dan edukasi yang luas kepada masyarakat. Muhammadiyah perlu menjelaskan secara detail mengenai KHGT, kriteria yang digunakan, dan bagaimana sistem ini dapat memberikan manfaat bagi umat Islam. Dengan pemahaman yang baik, diharapkan masyarakat dapat menerima dan mendukung peralihan ini.

Adopsi KHGT oleh Muhammadiyah menjadi tonggak penting dalam upaya unifikasi kalender Hijriah. Diharapkan langkah ini dapat diikuti oleh organisasi Islam lainnya, sehingga persatuan umat Islam dalam penentuan waktu ibadah dapat terwujud secara global.

Tiga Alasan Unifikasi Kalender Menurut Majelis Tarjih

Majelis Tarjih mengemukakan 3 alasan mengapa unifikasi kalender itu penting:

  • Kalender dapat memprediksi waktu hingga jauh kedepan agar memberikan kepastian.
  • Kalender dapat merunut waktu ke belakang karena adanya logika yang pasti.
  • Kalender dapat menempatkan waktu ibadah umat Islam.